Bagaimana chapter 7? Apakah sudah meluapkan emosinya pada Alva dan Kayra?
Tenang, chapter 7 memang agak pengen nampol orang karena kesel, tapi mungkin di chapter 8 ini agak pengen nampol orang karena seneng.
Jangan lupa vote dan comment di setiap paragraf! hihi
WARNING: TERDAPAT SEDIKIT 17+
YANG DIBAWAH UMUR TOLONG LANGSUNG SKIP!!Happy reading!
*
*🌊
Pukul 8 malam Alva pulang, ia langsung menuju kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian sebelum masuk ke ruangan kerjanya. Dirinya sempat berpas-pasan dengan El, tetapi seolah tak melihat keberadaan El, membuat El mengernyit bingung. Apakah Alva marah padanya?
El ingin sekali menyusul Alva ke ruang kerja dan berbicara dengan Alva. Tetapi ia tak memiliki keberanian seperti itu, alhasil El hanya duduk diam di kursi makan.
Apakah Alva sudah makan? Pikir El.
Akhirnya El memberanikan diri ke ruang kerja Alva. Ia mengetuk pintu dengan pelan tanpa membukanya, "Mas Alva, udah makan malam belum?"
"Sudah." Hanya kata itu yang terdengar, membuat El tak jadi membuka pintu ruang kerja Alva, ia pun segera menuju kamarnya sendiri untuk beristirahat.
Paginya, El melihat Alva yang sudah rapih menggunakan setelan kerjanya, duduk di kursi makan seraya menggulir iPad nya, di temani secangkir teh hangat selagi menunggu sarapan matang.
"Pagi, Mas." El memberanikan diri untuk menyapa Alva. Pria itu hanya berdeham tanpa mengalihkan pandangannya dari layar iPad.
"Kemarin siang Juan kesini, naruh berkas di ruang kerja Mas Alva. Katanya kemarin kamu gak ke kantor?"
Alva melirik El sejenak, "kenapa?"
"Kamu kemana, Mas? Kamu pergi jam 5 pagi dan bukan ke kantor."
"Tidak penting kemana saya pergi."
El terdiam, ia tak membuka suara lagi. Mengapa Alva menjadi dingin lagi padanya? Bukankah malam itu Alva mulai menghangat pada El? Bahkan paginya pria itu ke kamar El dan masih mengecup El.
"Mas Al.."
"Diam, saya tidak ingin mendengar ocehan kamu."
"El cuma mau nanya, Mas Alva pulang jam berapa? Mau El masakin makanan?"
"Tidak perlu."
El menghela napas, setelah itu ia tak membuka suaranya lagi. Terdiam memandangi Alva yang tengah fokus menatap layar iPad. Sampai sarapan telah siap, keduanya memulai sarapan.
Benar-benar hening, hingga Alva telah selesai. Ia beranjak dari kursinya. El mengekori Alva, ia menahan Alva yang hendak keluar rumah.
Wanita itu mengambil tangan Alva untuk ia kecup, lalu tersenyum kecil, "hati-hati, Mas. El tunggu Mas Alva pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thallasophile
RomanceTentang perjodohan Alvarendra Zeeshan, seorang CEO muda berusia 26 tahun, tampan yang memikili segudang pesona. Siapa yang tidak menyukai Alva? Setiap perempuan pasti menyukai Alva, tetapi Alva telah dijodohkan dengan perempuan pilihan Kakeknya, El...