Chapter 1 - Beginning

94.6K 6.9K 697
                                    

Hai! Kalau kalian suka sama cerita ini, jangan lupa vote dan commentnya. Boleh juga kalau mau bantu share atau masukin potongan cerita ke tiktok. Jangan lupa pakai hashtag #Thallasophile #erliskurni_ #AlvarendraZeeshan dan tag tiktokku! @errliiss

Aku senang karena kemarin baru publish Prolog tapi sudah banyak yang suka Alva sampai mention instagramku, hehe. Terima kasih!

JADWAL UPDATE: HARI RABU

Happy reading!

*
*

🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌊

Gadis cantik itu menatap desiran ombak dihadapannya, angin malam menghembus wajahnya. Tatapannya kosong, ia terus teringat dengan perkataan pemilik Pesantren yang ia tempati.

"Nak El, Saya tau bagaimana kamu, kamu adalah perempuan sholihah. Saya hanya memiliki satu cucu, Alva. Saya tidak ingin Alva salah memilih perempuan untuk menjadi pasangan hidupnya. 6 tahun kamu belajar dan 2 tahun kamu mengabdi di Pesantren ini, saya sudah tau betul bagaimana kamu, kamu santriwati terbaik di Pesantren ini. Saya mohon pada kamu, menikahlah dengan cucu saya, Alvarendra Zeeshan."

Ia menarik napas panjang, lalu menghembuskannya. Tak ada satupun santri yang tak mengenal Alva, begitupun dirinya. Tetapi El tidak pernah sedikitpun berpikir untuk menikah dengan cucu semata wayang pemilik Pesantren.

Beberapa kali El pernah melihat Alva datang ke Pesantren untuk menemui Kyai Abdul. Tetapi hanya melihat saja, tak pernah saling bertegur sapa, bahkan Alva tak mengenalnya.

"Abi, Ummi, Shanum harus apa?"

****

"Kamu yakin, Shanum?"

El mengangguk, "Om, dulu saat Abi sakit dan membutuhkan biaya, Kyai Abdul dengan kerendahan hatinya membantu biaya operasi Abi, saat Shanum gak membayar uang bulanan Pesantren, Kyai Abdul masih membiarkan Shanum sekolah dan gak mengeluarkan Shanum. Saat Shanum keracunan makanan, Kyai Abdul yang membawa Shanum ke rumah sakit. Jadi Shanum pikir, Shanum gak bisa menolak permintaan Kyai Abdul."

"Tapi ini tentang hidup kamu, Shanum. Pernikahan bukan sesuatu yang bisa di permainkan, ini hal yang sakral."

"Shanum tau, Om. Shanum akan menjadi istri yang baik untuk Gus Alva."

"Om percaya kamu akan menjadi istri yang baik untuk dia, tetapi apa dia akan menjadi suami yang baik untukmu?" El terdiam.

"Dia tinggal di Jakarta, itu artinya kamu akan pindah ke Jakarta?"

El mengangguk, "kata Kyai Abdul seperti itu, tapi biasanya Gus Alva ke Pondok Pesantren seminggu sekali, Om. Jadi Shanum juga bisa menemui Om seminggu sekali."

"Baik, kalau itu keputusan kamu, semoga dia memang benar laki-laki yang baik dan bisa melindungi kamu."

El tersenyum kecil, ia memeluk tubuh pamannya, "terima kasih, Om Fadlan. Shanum mau Om Fadlan yang menjadi wali nikah Shanum, menggantikan Abi."

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang