Chapter 14 - A Gift

65.3K 5.3K 780
                                    

Niatnya mau gak update 1 atau 2 minggu, tapi ditunda dulu karena update chapter ini hehe. Abis ini beneran gak update dulu yaa 1 atau 2 minggu.

Jangan lupa vote dan comment di setiap paragraf!

Happy reading!

*
*

🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌊

Alva meletakan tubuh El di atas ranjang wanita itu, setelah itu Alva keluar kamar El. Saat ini waktu masih sore, tetapi Alva sudah merasa sangat lelah. Pria itu tak ingin tertidur sore hari seperti ini, akhirnya memutuskan untuk merilekskan otot-ototnya dengan berenang.

Melihat Alva yang turun ke bawah hanya mengenakan bathrobe, Uli mengerti, perempuan itu segera bertanya pada Alva.

"Pak Alva ingin dibuatkan camilan?" Karena biasanya, jika Alva berolahraga, Uli menyiapkan camilan untuk Alva.

Alva hanya menggeleng kecil, pria itu berlenggang menuju kolam renang seraya merenggangkan persendiannya. Ia melakukan pemanasan sebelum menyeburkan diri ke dalam kolam renang.

Pukul 5 sore, Juan datang ke rumah Alva dengan membawa sebuah paper bag. Ia menemui Susi untuk bertanya dimana Alva, dan Susi mengatakan bahwa Alva berada di kolam renang.

Segera saja Juan kesana, ia melihat Alva yang tengah berbaring di kursi panjang dengan mata terpejam dan tubuh yang basah. Pria itu tak memakai atasan, hanya memakai celana pendek di atas lutut saja, membuat perut kotak-kotaknya terpampang jelas.

"Selamat sore Pak Alva." Alva membuka matanya, menatap Juan sekejap lalu memejamkan mata kembali.

"Taruh aja, Ju."

Juan meletakan paper bag itu di meja, "Pak, saya ingin memberitahu. Jadwal pertemuan dengan pemilik Resort di Bali di ubah menjadi besok siang."

Alva membuka matanya, "besok siang?"

Juan mengangguk, "betul, Pak. Karena pemilik Resort mengabarkan jika beliau berhalangan pada tanggal yang telah ditetapkan."

"Ju, saya ingin kamu sendiri yang berangkat ke Bali, bisa?"

"Tapi, Pak. Pemilik Resort akan kecewa jika bukan Pak Alva yang langsung datang. Beliau bisa membatalkan kerjasama kita."

Alva menghela napas, ia tak suka pantai, sedangkan Bali sangat identik dengan pantai.

"Yasudah, siapkan jadwal penerbangan untuk besok siang, kita akan kembali ke Jakarta malam harinya."

"Baik, Pak." Juan segera undur diri dari sana, sedangkan Alva menghela napas gusar. Ia beranjak menuju kolam dan segera menyeburkan dirinya kembali.

Bertepatan dengan El yang menuruni anak tangga, ia melihat Juan yang berada di rumah ini, "Juan? Abis menemui Mas Alva?"

Juan mengangguk membenarkan, membuat El bertanya, "Mas Alva nya dimana?"

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang