Chapter 43 - Pregnancy

73.2K 4.5K 1.5K
                                    

Halo! Aku hiatus selama 1 atau 2 bulan ya! Sehat selalu kalian semua🩵

Happy reading!

*
*

🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌊

"Selamat pagi, Bu El." Seorang perawat membawa nampan berisi sarapan El, meletakannya di meja lipat yang berada di brankar El.

Tentu saja Alva berada disini, pria itu bahkan duduk di pinggir brankar dan El duduk seraya bersandar di bahu Alva.

"Pagi, Suster."

"Hari ini mau pulang, ya? Kira-kira mau pulang jam berapa, Bu? Biar saya bantu urus kepulangannya dan infusnya bisa dilepas."

El mengangguk, "kata Dokter siang atau sore boleh, Mas Alva mau pulangnya siang atau sore?"

"Kamu seminggu lagi aja disini, biar mendapat perawatan yang baik." Perawat tersebut terkekeh mendengar perkataan Alva, sungguh suami yang protektif.

"Ih, kok gitu? Sus, pulangnya nanti sore aja."

"Baik, Bu. Kalau begitu silakan dinikmati sarapannya, nanti setelah sarapan saya kembali untuk melepaskan infusan Bu El." Perawat tersebut kembali keluar kamar inap El, menyisakan Alva dan El saja.

"Ayo kamu sarapan dulu." Alva mengambil mangkuk berisi bubur milik El, lalu menyodorkan sesendok pada El. Wanita itu menerimanya, tetapi baru saja sesuap, El merasa dirinya ingin muntah.

"Mas, kok rasanya jadi aneh gini? Kemarin gak aneh."

"Aneh gimana?"

"Gak tau, rasanya aneh, bikin El mau muntah." Ia menutup mulutnya, tak mau menerima suapan lagi dari Alva.

Alva pun mencoba bubur tersebut, "sama seperti kemarin, El. Gak ada yang aneh."

"Gak tau, El gak mau makan bubur itu deh. Gak suka." Alva menghela napas mendengarnya, "terus kamu mau makan apa?"

"Mau cireng."

"Cireng? Itu cuma sagu, El. Banyak minyaknya juga, gak baik untuk kesehatan."

"Mas, El mau cireng. Cireng polos yang ada di abang gorengan."

Harus kemana Alva mencari penjual gorengan di pukul 8 pagi seperti ini?

"Oke, aku minta Juan cariin."

"Gak mau, maunya Mas Alva yang cari."

"Sama aja, El."

"Daddy, maunya Daddy yang cariin cireng itu." El meletakan dagunya di bahu Alva, membuat dirinya terlihat sangat menggemaskan.

"Hm, oke. Kamu tunggu sebentar, aku cari penjual cireng itu."

El tersenyum senang mendengarnya, ia mencubit keras pipi Alva, "maaciii Daddy Avaaaa." Ingin sekali Alva menggigit El saat ini juga karena wanita itu begitu menggemaskan.

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang