Terima kasih untuk 200 ribu kali dibaca!🤍
Chapter ini tidak ada target, tapi kumohon apresiasinya untuk tetep vote dan comment ya!
Happy reading!
*
*🌊
Cantik. Ralat, sangat cantik. Itulah kata yang sepatutnya El dapatkan untuk penampilannya malam ini. Dengan gaun yang sangat cantik disertai polesan yang natural membuat El terlihat begitu cantik dan anggun. Bahkan El sampai tak percaya bahwa yang ia lihat di cermin saat ini adalah dirinya.
Dalam paperbag tersebut, tak hanya ada gaun saja. Tetapi juga ada sepatu dan beberapa riasan seperti bedak, maskara, dan segala jenis pewarna untuk bibir. Karena El tak menyukai warna bibir merah, akhirnya ia hanya memakai lipbalm lalu sedikit lipmatte dan ditambah lipgloss. Sehingga kini bibirnya terlihat sangat cantik dan sehat.
Dengan perlahan, El menuruni anak tangga. Alva telah menunggunya dibawah, tetapi El berjalan bagaikan siput, itu karena dirinya memakai sepatu tinggi.
Terdengar suara piano, El tahu bahwa Alva yang memainkannya. Wanita itu berjalan menuju ruangan tersebut. Melihat Alva yang tengah bermain piano dengan lagu yang begitu abstrak tetapi indah di pendengaran.
"Mas Alva."
Alva memghentikan jarinya, ia menoleh ke arah El. Dirinya berjalan mendekati El, lalu memegang bahu El, "bukannya saya sudah bilang untuk tidak terlalu cantik, El?"
El terkejut, "ma—maaf, Mas. Kalau gitu El hapus lagi aja." Alva menahan tangan El yang hendak mengusap wajah wanita itu, lalu Alva beralih mengecup punggung tangan El.
"Let's dance with me, my beautiful El."
"El gak bisa dansa."
Alva hanya menyunggingkan senyum, ia menuju sebuah meja, memutar lagu di sebuah benda yang setahu El semacam radio, tetapi jauh lebih bagus dari radio.
Pria itu memutar lagu Perfect – Ed Sheeran. Kembali mendekati El dan memegang kedua pinggang El, "follow me."
Alva memeluk pinggang El dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya mengusap pipi El. Wajah keduanya begitu dekat, bahkan bisa merasakan hembusan napas masing-masing.
Dengan kaku, El menaruh kedua tangannya di bahu Alva. Keduanya bertatapan begitu intens. Alva mulai bergerak, El mengikuti gerakan kaki Alva. Hingga saat reff lagu, Alva memutar tubuh El, lalu menangkapnya kembali. El terkekeh kecil, untung saja dirinya tak terpeleset.
"I like your smile," bisik Alva.
Senyum El memudar, ia mengerjapkan mata ketika wajah Alva semakin mendekat. Sepertinya Alva akan menciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thallasophile
RomanceTentang perjodohan Alvarendra Zeeshan, seorang CEO muda berusia 26 tahun, tampan yang memikili segudang pesona. Siapa yang tidak menyukai Alva? Setiap perempuan pasti menyukai Alva, tetapi Alva telah dijodohkan dengan perempuan pilihan Kakeknya, El...