Selamat malam minggu, ditemani Mas Alva🫶🏻
Warning: terdapat bagian 18+ di akhir, dimohon untuk yang dibawah umur, skip aja ya!
Happy reading!
*
*🌊
"Mas Alva..."
Tubuh Alva mematung mendengar suara itu. Suara yang Alva rindukan. Terdengar sangat nyata, berada di dekat Alva. Apakah Alva hanya sedang berhalusinasi karena saat ini dirinya sangat merindukan El?
Alva menjambak rambutnya sendiri, memukul kepalanya seraya mengerang, berusaha menyadarkan dirinya sendiri dari halusinasinya. Tetapi tiba-tiba saja tangan lembut seseorang menahan tangannya yang tengah memukul kepalanya.
"Bangun, Alva. Sadar, Alva. Sialan!" Erang Alva.
Tangan itu semakin menahan tangan Alva, lalu menangkup wajah Alva agar menatapnya, "berhenti, Mas. Jangan menyakiti diri kamu kayak gini." Mata itu, mata teduh yang sangat Alva rindukan, kini bertatapan dengan matanya.
"El?" Lirih Alva.
El mengangguk, "iya, ini El."
Alva langsung beranjak berdiri dan memeluk erat tubuh El, tetapi tubuhnya begitu lemah, membuatnya terjatuh ke lantai. El yang berada dipelukan Alva pun ikut duduk di lantai. Keduanya berpelukan dengan posisi duduk.
"Jangan pergi, El. Jangan pergi. Saya butuh kamu."
Alva tak akan melepaskan El lagi, ia memeluk tubuh El begitu erat. Sampai tak memberikan El kesempatan untuk bernapas. Ia begitu takut kehilangan El lagi.
"Jangan pergi lagi, El. Saya membutuhkan kamu." Hanya kata-kata itu yang terus keluar dari bibir Alva yang saat ini bergetar karena menangis.
El membalas pelukan Alva, mengusap belakang kepala Alva dengan lembut, "sstt, El udah disini, Mas. El gak kemana-mana."
Wanita itu mendorong pelan bahu Alva agar pria itu melepaskan pelukannya, El mengangkup pipi Alva, ia menghapus air mata Alva dengan ibu jarinya. Keduanya bertatapan cukup lama.
"Maafin saya, El. Saya sudah menyakiti kamu, saya sudah menyia-nyiakan perempuan sebaik kamu, saya menyesal, saya tidak ingin kamu pergi lagi. Saya tidak memiliki siapa-siapa lagi selain kamu, El."
"El juga minta maaf, Mas. Karena saat itu El pergi dan ingin berpisah. Tapi setelah satu minggu El menjauh, El merasa kehilangan sesuatu. El pikir El bisa melupakan Mas Alva, ternyata engga. Mas Alva emang banyak memberikan luka untuk El, tapi Mas Alva juga udah banyak memberikan El kebahagiaan."
Alva sangat bahagia mendengarnya, ia kembali memeluk tubuh El dengan erat. "Terima kasih, Tuhan." Baru kali ini Alva mengucapkan terima kasih kepada Tuhan setelah sekian lama ia tak mengucapkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thallasophile
RomanceTentang perjodohan Alvarendra Zeeshan, seorang CEO muda berusia 26 tahun, tampan yang memikili segudang pesona. Siapa yang tidak menyukai Alva? Setiap perempuan pasti menyukai Alva, tetapi Alva telah dijodohkan dengan perempuan pilihan Kakeknya, El...