Apa kabar bucin-bucinnya Mas Alva?
Eid Mubarak!✨
Happy reading!
*
*🌊
Alva dan El memasuki rumah dengan Alva yang membopong tubuh El. Mereka disambut oleh Susi. Dibelakang mereka terdapat Juan yang membawa koper-koper milik Alva dan El.
"Selamat datang kembali, Pak Alva, Bu El."
"Halo, Mbak Susi." Sapa El.
Susi tersenyum pada majikannya, "ingin saya buatkan minuman, Pak, Bu?"
"Mas, turunin El." Bisik El ditelinga Alva. Tetapi pria itu menggeleng, ia berkata pada Susi, "tidak perlu, saya tidak haus."
"Juan, kopernya kamu letakan di kamar saya." Pria itu menaiki tangga lebih dulu, tentu saja dengan membopong tubuh El. Juan mengikutinya di belakang.
"Kamu bisa keluar sekarang." Ucap Alva saat Juan baru saja meletakan koper-koper tersebut di sisi lemari.
"Saya permisi, Pak Alva, Bu El."
Alva meletakan tubuh El di atas ranjang, pria itu tetap berada di atas El, menompang tubuhnya dengan tangannya sendiri, "sayang, boleh kalau aku ingin hidangan selamat datang di rumah?"
"Mas.. kita baru sampe, loh. Emangnya Mas Alva gak lelah? Mas Alva gak bosen selama di Maldives pagi, siang, sore dan malam selalu melakukan itu?"
"Tidak ada kata bosan jika itu mengenai kamu, El." Pria itu mengecup bibir El lalu mulai melucuti pakaian mereka.
"Mas, El mau mandi."
"Lebih baik mandinya setelah ini, hm?"
****
Alva melilitkan handuk di pinggangnya, lalu ia melilitkan handuk di tubuh El. Setelah itu ia membawa El menuju walk in closet. Memilihkan pakaian untuk El dan dirinya. Karena sekarang sudah malam, ia memilih pajama saja untuk mereka berdua.
Saat Alva kembali membuka handuk El, ia baru bisa melihat tubuh polos El dengan jelas dan kesadaran yang normal. Tadi saat mereka mandi, tubuh mereka tertutup oleh busa-busa di bath up.
"Ya Tuhan, El. Kenapa tubuh kamu bisa penuh bekas ungu seperti ini?"
"Mas Alva gak sadar kah kalau ini perbuatan Mas Alva? Setiap hari Mas Alva kasih El tanda-tanda kayak gini di seluruh tubuh El. Awalnya merah, terus berubah jadi ungu, dan terakhir jadi menghitam. Mas Alva pikir kalau Mas Alva ngisap El kayak vampir gak akan meninggalkan bekas? Nih Mas Alva liat sendiri."
"Sakit?" Tanya Alva seraya mengusap tanda ungu yang berada di dada El.
El menggeleng. Lalu Alva meremas dada El, "kalau ini sakit?" El segera mencubit tangan Alva dan menyingkirkannya dari tubuhnya, "cabul!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thallasophile
RomantizmTentang perjodohan Alvarendra Zeeshan, seorang CEO muda berusia 26 tahun, tampan yang memikili segudang pesona. Siapa yang tidak menyukai Alva? Setiap perempuan pasti menyukai Alva, tetapi Alva telah dijodohkan dengan perempuan pilihan Kakeknya, El...