Epilogue [Not The End]

73.8K 3.2K 144
                                    

SPECIAL SPOILER !

****

"Bangun, istriku. Bangun, sayang. Bangun, Bubu. Bangun, my beautiful wife. Bangun."

Alva menangis terisak, ia bahkan tak sanggup untuk menjauh dari El. Hingga suara nyaring itu kembali berubah. Membuat seluruh Dokter dan Perawat, bahkan Alva, menatap monitor tersebut.

Alva kembali menatap wajah El, ia mengusap lembut wajah El, "iya, sayang. Bangun, aku disini. Aku mencintai kamu, Talita Elshanum."

Kehancuran Alva beberapa detik yang lalu seketika berakhir saat kini kedua mata El kembali terbuka, bertatapan dengan mata Alva.

"Mas Alva.."

El berucap dengan susah payah karena dirinya kesulitan untuk bernapas, seorang Dokter pun segera memasangkan kembali oksigen El, dan Dokter lainnya mengecek tubuh El.

"El, sayang.." air mata Alva kembali menetes, kali ini menetes karena kebahagiaan, El nya telah kembali.

Mata El perlahan mengerjap, lalu kembali terpejam. Membuat Alva panik, "Dokter, istri saya kenapa? Tolong istri saya."

"Pak, dimohon untuk menjauh, kami harus memeriksa istri Bapak." Alva mundur beberapa langkah, ia membiarkan semua Dokter kembali menangani El.

"Pasien hanya pingsan karena masih terlalu syok."

Rasanya tubuh Alva begitu lega, ia pikir dirinya benar-benar kehilangan El, ternyata tidak. El masih bertahan.

****

"Isabella.." Alva berjongkok dibawah sofa, ia mengusap kepala putrinya yang tengah tertidur diatas sofa dengan tubuh yang diselimuti bedcover.

"Baby girl, Isabella.." panggil Alva lagi dengan lembut, anak itupun mengerjapkan mata, "Daddy.." Alva tersenyum dan mengangguk, "iya, sayang. Ini Daddy."

"Bella takut, Daddy."

"No, baby girl. Kamu baik-baik aja, kamu aman disini, maaf Daddy membangunkan kamu yang sedang tidur."

"Bubu mana, Daddy?"

"Bubu belum bisa dipindahkan kesini, sayang. Mungkin nanti pagi, hm, Bella bobo lagi ya."

"Hug, please?"

Alva pun duduk dan bersandar di sofa, ia mengangkat tubuh Bella menjadi berada dipangkuannya, sehingga kini posisi Bella seperti koala. Alva mengusap kepala dan punggung Bella, "have a nice dream, baby girl." Anak itupun kembali memejamkan mata.

Sedangkan Alva masih terjaga, walaupun kini sudah pukul 3 pagi, ia masih menunggu kabar dari Juan. Pria itu Alva perintahkan untuk mengurus jasad Kayra. Alva masih tak menyangka jika Kayra telah mati, mati dihadapannya dengan menembakkan dirinya sendiri menggunakan pistol milik Alva.

Alva memiliki banyak uang, ia tak mungkin masuk penjara hanya karena dirinya membawa pistol. Dan untung saja Juan merekam kejadian itu. Alva tak akan menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan Kayra.

Pikiran Alva kembali tertuju pada istrinya, El. Beberapa menit yang lalu, wanita itu henti jantung, dan rasanya jantung Alva ikut terhenti. Bahkan Dokter mengatakan bahwa janin El ikut gugur. Lalu bagaimana dengan sekarang? Alva masih menunggu hasil pemeriksaan Dokter.

"Daddy.." gumam Bella, rupanya anak itu belum terlelap.

"Yes, baby girl?"

"I had a nightmare about Bubu, we lost Bubu. I'm so scared."

Bella menegakan kepalanya, menatap mata Alva, "apa Bubu pergi, Daddy?" Alva menggeleng, ia memberikan senyum menenangkan untuk putrinya, "no, baby girl. Bubu masih bersama kita, it just a nightmare, don't be scared."

Bella menghela napas lega, lalu anak itu kembali menyandarkan kepalanya di bahu Alva, "I love you, Daddy."

"I love you more, baby girl."

****

KELANJUTAN CERITA TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN.

Apakah ini sad ending atau happy ending?
Tidak ada happy atau sad ending, ini gantung.

Pre-Order Thallasophile 26 Juli 2023 s.d 8 Agustus 2023 di penerbit Cloudbooks Publishing dan beberapa Toko Buku Online.

More information check instagram @cloudbookspublishing thank you!

Surabaya, 27 Juli 2023

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang