Chapter 29 - Disappointed

54.2K 5.2K 3.1K
                                    

Mulai sekarang, aku hanya update setiap hari Sabtu, ya!

*
*

🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌊

Setelah El sudah tenang, Alva dan El langsung pulang ke Jakarta. Mereka sampai di Jakarta malam hari, Alva membiarkan El langsung beristirahat sedangkan dirinya mendapatkan panggilan masuk.

"Ya, selamat malam. Ada apa, Bu Lina?"

Mendengar perkataan diseberang sana, Alva terdiam membeku. Pandangannya beralih pada El yang baru saja tertidur.

"Bu Lina, mohon maaf saya tidak bisa kesana malam ini, karena istri saya sedang kurang sehat. Saya akan meminta Juan pergi ke rumah sakit untuk mengurusnya. Saya dan istri saya akan kesana besok pagi."

Sambungan terputus, Alva meletakan ponselnya di nakas, lalu duduk di tepi ranjang. Pikirannya melalang buana. Apa yang akan ia katakan pada El ketika wanita itu terbangun?

Alva mengusap kepala El dengan lembut, "saya tidak ingin kamu sedih."

****

Pukul 4 pagi, El terbangun. Ia tak mendapati keberadaan Alva disebelahnya. Wanita itu mengedarkan pandangannya ke penjuru arah, ia melihat adanya asap rokok di balkon kamar. Segera saja El membuka pintu balkon, ia terkejut melihat Alva yang duduk di kursi balkon dengan puntung rokok yang berceceran di meja.

"Ya ampun, Mas Alva! Ngapain kamu ngerokok kayak gini sih, Mas? El gak suka Mas Alva ngerokok."

Alva mematikan puntung rokoknya, lalu menarik tangan El agar mendekat padanya, "maaf, saya hanya sedikit pusing."

"Masalah kerjaan?" Alva mengangguk.

"Mas Alva, seberat apapun masalahnya, jangan meluapkan ke hal-hal yang menyakiti diri kamu sendiri. Merokok itu bahaya untuk kesehatan kamu, Mas."

"Saya ingin memberitahu kamu sesuatu, tapi saya minta kamu jangan sedih, ya?"

"Apa?"

Alva menarik napasnya, matanya yang merah karena tak tertidur semalaman menatap mata teduh El, "Lily meninggal."

****

Saat tiba di panti asuhan, El langsung masuk ke dalam, Alva mengikutinya di belakang. Keduanya disambut dengan suara tangisan anak-anak panti. Hari ini hari Senin, seharusnya mereka pergi bersekolah. Tetapi sekarang tidak, karena mereka tengah berduka.

Anak tertua di panti ini baru saja meninggal dunia tadi malam.

"Bu Lina.." wanita itu memeluk tubuh El seraya menangis, "Bu El.. Lily, Bu." Air mata El ikut menetes. Ia menatap jenazah dihadapannya yang tertutup kain.

"Kenapa ini bisa tiba-tina, Bu? Gimana kejadiannya?" Tanya El, ia berusaha agar tak larut dalam kesedihan. Karena El mempercayai hukum dalam agamanya, bahwa tak boleh meneratapi jenazah terlalu berlebihan.

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang