Chapter 32 - Imagination

49.4K 5.5K 3.3K
                                    

Ku kasih target vote 2,5k dan comment 3k ya. Kalau sudah sampai target, hari Senin update lagi.

Happy reading!

*
*

🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌊

Juan berdiri sedikit lebih jauh dari Alva yang tengah duduk seraya mematikan puntung rokoknya. Ia menatap penampilan Alva dari atas sampai bawah, masih terlihat berantakan.

"Pak Alva, saya minta maaf jika saya datang di waktu yang tidak tepat. Niat saya hanya ingin memastikan Pak Alva baik-baik saja. Karena saya sudah mencoba menghubungi Pak Alva, tetapi ponsel Pak Alva tidak aktif. Saya—"

"Cari El di Pandeglang," ucap Alva.

Juan terdiam sesaat, sebelum kembali berbicara, "apakah Bu El berada di rumah pamannya atau di Pesan—"

"Dia pergi bersama Tito, pasti Tito tidak membawanya pulang. Cari El sampai ketemu, pastikan dia baik-baik saja."

Alva beranjak berdiri, "kabari Nita untuk mengundur rapat 30 menit, saya harus bersiap-siap. Dan suruh orang membereskan kamar saya, ganti semua barang dengan barang yang baru." Pria itu berjalan menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Ya, Alva memang sedang tidak baik-baik saja, tetapi ia tak bisa melepas tanggungjawabnya, dirinya harus profesional. Setidaknya Alva sudah tau bagaimana Kayra bisa masuk ke dalam rumahnya, yaitu melalui pekerja Alva sendiri, dan Alva sudah mengurus itu.

Alva melepaskan pakaiannya, lalu menyalakan shower. Ia memejamkan mata ketika air mulai membasahi kepala dan tubuhnya. Tangan Alva terkepal kuat, dan detik berikutnya ia sudah meninju dinding kamar mandi hingga membuat darah menetes dari buku-buku jarinya.

"I'll find you, my beautiful El."

****

Sesuai perintah Alva, setelah rapat selesai, Juan langsung menuju Pandeglang untuk mencari El. Tentu saja pria itu tidak datang secara terbuka ke rumah paman El, Juan hanya berhenti di depan rumah Fadlan tanpa memunculkan diri.

Selama satu jam, Juan hanya melihat Fadlan dan istrinya yang keluar rumah seraya mengunci pintu. Itu berarti tidak ada El di dalam. Kemudian Juan menuju Pesantren.

"Pak Juan?"

"Apakah ada Ustad Tito?" Tanya Juan sopan.

"Ada apa mencari saya?" Tito muncul, membuat Juan mendekati pria itu, "saya ingin berbicara dengan kamu, perihal Pesantren." Setelah itu Juan membawa Tito menjauh dari sana, "dimana El?" Bisik Juan penuh penekanan.

Tito mengernyit, "Pak Juan datang kesini hanya untuk bertanya dimana El?"

"El pergi dengan kamu, itu artinya kamu tau dimana El. Dimana kamu menyembunyikan El?"

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang