Chapter 10 - For Us

71K 5.4K 1.7K
                                    

Halo! Seharusnya jadwal update hari Rabu kan ya, kadang juga Sabtu. Karena kemarin aku kasih target 2K votes belum sampai akhirnya aku gak update. Yang seharusnya update hari Rabu jadi aku ganti update sekarang!

Happy reading!

*
*

🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌊

Sesampai dirumah pukul 10 malam, Alva dan El berjalan berdampingan menuju kamar mereka yang berada di lantai 2 tanpa bergenggaman tangan.

Karena pintu kamar El lebih dekat daripada kamar Alva yang berada di ujung, El masuk ke kamar lebih dulu. Tetapi sebelum itu ia berdiri didepan pintu dan memanggil Alva.

"Mas Alva." Pria itu menghentikan langkah, menoleh menatap El dengan satu alis yang terangkat.

"Terima kasih karena udah ngajak El dateng ke acara pentingnya Mas Alva, El seneng karena Mas Alva memperkenalkan El sebagai istri Mas Alva ke rekan-rekan kerja Mas Alva. Sebagai ungkapan terima kasih, boleh El memeluk Mas Alva sebentar?"

Alva hanya diam saja, tak menjawab pertanyaan El. Wanita itu menganggap diamnya Alva sebagai jawaban boleh. Lalu El maju dua langkah mendekat dan memeluk erat tubuh Alva. Tingginya hanya sebatas bahu Alva, ia menyandarkan kepalanya di bahu Alva dan memejamkan matanya. Menikmati hangatnya pelukan Alva dalam kondisi sadar dan normal.

Tentu saja, memangnya kapan El bisa memeluk Alva dalam keadaan seperti ini? Biasanya hanya saat mereka sedang berhubungan saja, atau setelah berhubungan. Yang mana terdapat gairah nafsu sehingga keduanya tak menikmati pelukan dengan kondisi sadar seperti sekarang.

"Maaf kalau El ada salah sama Mas Alva atau kalau emang malam ini El belum memberikan yang terbaik. El minta maaf."

Alva tak membalas perkataan ataupun pelukan El, tubuhnya diam seperti patung, mulutnya seakan bisu. Untung saja telinganya masih berfungsi dengan baik.

El sedikit mendongakan wajah sehingga ia menatap wajah Alva dari bawah, "Mas Alva, kayaknya El udah jatuh cinta sama Mas Alva. Boleh, kan?" Alva sedikit menunduk sehingga wajah keduanya kini sangat dekat.

"Jangan jatuh cinta dengan saya, nanti kamu sakit."

"Kenapa? Bukannya udah seharusnya El cinta sama Mas Alva, begitupun sebaliknya."

"Tarik perkataanmu, El."

"Tapi kenapa, Mas? Kenapa El gak boleh jatuh cinta sama Mas Alva?"

"It's complicated, Talita."

"Tapi kenap—-hmppp.." Alva sudah membungkam bibir El dengan bibirnya, ia maju sehingga El berjalan mundur. Pria itu mendorong tubuh El hingga ke dinding. Matanya terpejam, bibirnya bergerak lembut mencumbu El, dan tangan kirinya menahan kedua tangan El agar tak bisa bergerak.

Setelah semenit kemudian, Alva menjauhkan wajahnya, tangan kanannya membuka pintu kamar El, "istirahat, El."

Alva kembali mundur dua langkah, ia memberikan kode pada El agar segera masuk ke dalam kamar. El menurutinya, "sekali lagi terima kasih Mas Alva, El sayang Mas Alva." Wanita itu masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar.

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang