Aku menemukan komentar kekesalan "mana nih belum di update, udah nyampe target!" Target 2,5K votes, tapi votes nya baru 2,1k darimana letak nyampe target😠
Nih target 2,5k votes and 2,5k comments. Kalau gak nyampe, Rabu gak update.
Happy reading!
*
*🌊
Baik Alva maupun El sama-sama memperhatikan seorang Dokter yang tengah membersihkan luka di tangan El. Dari raut wajahnya, El terlihat seperti biasa saja, tetapi justru Alva yang meringis melihatnya.
El terkekeh melihat ekspresi Alva yang berubah-ubah, pria itu mengusap lembut punggung El, seakan tengah menenangkan El. Padahal El tidak merasa ketakutan sedikitpun.
"Tidak ada luka dalam, setelah ini tidak perlu check up lagi ya, Bu. Hanya saja jika lukanya sudah terkelupas boleh diberikan salep agar tidak berbekas." Penuturan Dokter membuat El mengangguk paham.
"Terima kasih banyak, Dokter."
Setelah itu Alva dan El menuju administrasi untuk membayar check up hari ini dan membeli salep yang telah Dokter resepkan di farmasi.
"Setelah ini ingin kemana?" Tanya Alva ketika mereka sudah menuju parkiran rumah sakit.
"El mau ke pantai."
"Tidak ingin ke Mal? Belanja baju atau apa?"
El menggeleng, "El gak suka belanja, maunya ke pantai. Mas Alva gak perlu ikut, El bisa sendirian, kok."
Alva menghela napas dan mengangguk, "kita ke Ancol. Tetapi saya tidak ikut ke pantai, saya menunggu di coffee shop luar pantai, ya?"
El tersenyum senang mendengarnya, "beneran, Mas?"
"Hm." Alva pun menjalankan mobilnya menuju pantai. Di jalan, keduanya tak membuka percakapan. Hanya terdengar musik dari radio mobil yang mengisi keheningan ini.
"Looking so beautiful I don't deserve it darling you look perfect tonight." El bergumam mengikuti lirik lagu tersebut, tetapi suara El masih dapat didengar oleh Alva.
Lagu pun berganti, El kembali tersenyum saat lagu yang diputar adalah lagu yang ia hapal, "lights will guide you home. And ignite your bones." Gumam El.
"And I will try to fix you." Alva ikut bernyanyi, membuat El segera menoleh kearah Alva, pria itu tengah menyungginggkan senyum tipis, dirinya tahu jika El tengah menatapnya saat ini.
"Jangan menatap saya tanpa berkedip seperti itu, El." El mengerjapkan mata, "Mas Alva tau lagu itu?"
"One of my favourite songs. Kamu suka lagunya?"
"Suka."
"Nanti kita nonton konser Coldplay."
Mata El terbelalak sempurna, "ih, gak gitu juga! Gak perlu nonton konser, mending uangnya ditabung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thallasophile
RomansaTentang perjodohan Alvarendra Zeeshan, seorang CEO muda berusia 26 tahun, tampan yang memikili segudang pesona. Siapa yang tidak menyukai Alva? Setiap perempuan pasti menyukai Alva, tetapi Alva telah dijodohkan dengan perempuan pilihan Kakeknya, El...