Chapter 4 - Am I Too Much?

67.8K 6.2K 577
                                    

Triple update, hm.

Semoga chapter ini sedikit membuat kalian senang, hehe. Jangan lupa vote dan commentnya!

Happy reading!

*
*

🌊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌊

El menatap desiran ombak yang berada di hadapannya, ia memejamkan mata merasakan angin menghembus wajahnya. Sensasi seperti ini sangat membuat El merasa damai dengan hanya adanya laut di hadapannya.

El tak menyangka jika Alva akan memperlakukannya dengan kasar seperti semalam, membiarkan El tertidur di gudang dengan kondisi gudang yang gelap dan kotor.

Baru 4 hari, apakah El akan kuat menjalani hari-hari berikutnya bersama Alva?

Setelah sudah merasa tenang, El memutuskan untuk pulang. Karena saat ini sudah pukul 4 sore, sebentar lagi Alva akan pulang, jika pria itu tak mendapati kehadiran El di rumah, El takut Alva akan menghukumnya kembali.

Pukul 5 sore, El tiba di rumah. Tetapi saat baru saja memasuki gerbang, satpam yang menjaga rumah Alva mendekatinya.

"Bu El?"

"Pak Jalu? Ada apa?"

"Tadi Pak Juan kesini mencari Bu El untuk memberitahu jika Pak Alva mengalami kecelakaan di kantor."

El terkejut, "innalillahi, kecelakaan? Kecelakaan apa, Pak?"

"Lift jatuh dari ketinggian lantai 3 kantor, Bu. Saat ini Pak Alva sedang berada di rumah sakit Medika Lestari."

"Terima kasih, Pak." El kembali keluar rumah untuk menuju rumah sakit. Ia berlari keluar perumahan menuju pangkalan ojek.

****

"Juan?" Panggil El, Juan yang tengah duduk di depan kursi ruang tunggu pun menoleh, ia mendekati El.

"Bu El, saya mencari Bu El."

"Gimana keadaan Mas Alva? Kenapa liftnya bisa terjatuh?"

Juan menghela napas, "ini murni kecelakaan, Bu. Sekitar pukul 9 pagi lift yang di dalamnya ada Pak Alva terjatuh, Pak Alva langsung di larikan ke rumah sakit dan di operasi karena pergelangan kakinya retak. Sekarang kondisi Pak Alva sudah membaik dan Pak Alva sedang istirahat, baru saja minum obat."

"Tapi lukanya gak parah, kan?"

"Kaki kirinya retak tetapi sudah di operasi, membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama. Sedangkan kepalanya terbentur dinding lift, tetapi tidak terlalu parah."

"Syukurlah."

"Karena Bu El sudah kesini, saya pamit pulang terlebih dahulu, Bu."

El mengangguk, "terima kasih banyak, Ju."

ThallasophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang