4. SEMESTA SEDANG BAIK

65.1K 5.7K 426
                                    

Bertemu denganmu di masa putih abu-abu adalah ketidaksengajaan yang indah.

4. SEMESTA SEDANG BAIK.

Setelah dari ruang guru, Legenda memilih untuk mengisi jam istirahatnya dengan jalan-jalan di lantai sekolah paling bawah. Siapa sangka, Semesta membawa Legenda untuk bertemu dengan Moana lagi di sana. Legenda melihat Moana yang berjalan seorang diri menuju lapangan utama.

“Sepertinya, semesta sedang ada di pihak kita, ya.” Legenda berhasil mengimbangi langkah kecil Moana. “Masih ingat sama gue?”

Ck! Apaan sih, lo! So kenal banget,” ujar Moana ketus, seraya mempercepat langkahnya, menjauh dari Legenda.

Tidak susah bagi Legenda untuk mengimbangi kembali langkah Moana. “Dulu, udah kenalan, kan?”

Lagi-lagi Moana tidak menjawab, gadis itu memilih untuk diam bergeming tanpa mau merespon apa-apa. Moana sedikit merasa risih mendapati banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

“Mau kenalan ulang?” tawar Legenda. Laki-laki itu tidak memperdulikan tatapan orang-orang terhadap dirinya. “Nama gue Legenda.”

Moana memutar bola matanya malas. “Nama lo aneh, sama kayak orangnya,” ceplos Moana.

“Bukan aneh, tapi unik,” kata Legenda percaya diri sembari tersenyum simpul.

“Bukan cuma namanya Legenda. Tapi nanti, orangnya juga akan melegenda di hati lo, haha.” Legenda tertawa di akhir ucapannya. Tapi tidak dengan Moana. Gadis itu masih memasang wajah datar.

“HEH, MISKIN!”

Suara yang menggema di lapangan itu. Merambat cepat ke indra pendengaran Legenda.

Teriakan itu berasal dari seorang kapten basket yang dikenal dengan nama Ilalang. Sedari dulu, Ilalang tidak pernah absen untuk merendahkan Legenda. Ilalang selalu mencacinya, memakinya, membullynya, dan masih banyak cara yang di gunakan Ilalang untuk membuat dirinya terlihat lebih tinggi dari Legenda di mata orang-orang.

Bagi Legenda, orang yang ingin terlihat tinggi dengan cara merendahkan orang lain itu sangat menjijikan.

Ada beberapa isu yang pernah Legenda dengar, bahwa Moana menyukai kakak kelasnya yang bernama Ilalang sejak masa MPLS satu tahun yang lalu. Sampai saat ini, Legenda masih bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, bagaimana bisa Moana menyukai Ilalang yang notabennya suka membully murid-murid beasiswa?

“Jadi, anak tunggal dari seorang pengusaha terkenal seperti om Daniel, bisa pacaran dengan orang miskin tanpa orang tua seperti bocah ini?” jari telunjuk Ilalang menunjuk wajah Legenda.

Mulut Moana sedikit menganga, kepalanya menggeleng kuat. “Nggak! Aku kenal sama dia aja nggak!”

Ilalang tertawa nyaring mendengar itu. Memberikan tatapan yang semakin rendah ke arah Legenda.

Legenda sudah bisa menebak, apa yang akan dirinya dapatkan dari Ilalang kali ini. Legenda sudah sangat muak untuk terus di rendahkan. Kali ini, di hadapan Moana dan semua orang yang ada di lapangan, Legenda bertekad untuk melawan jika  Ilalang kembali merendahkannya. Sudah cukup dengan diamnya selama ini, Legenda tidak bisa jika harus terus di tindas.

LEGENDA: Garis Nestapa [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang