24. PHOBIA SUARA KERAS

41.4K 4.5K 109
                                    

Tidak semua orang bisa lari dari rasa trauma.

24. PHOBIA SUARA KERAS.

Maafkan Papa, Legenda. Putra pertama Papa yang sangat Papa sayangi, Papa benar-benar terpaksa melakukan semua ini.

Batin Yuda berucap. Melihat wajah istrinya yang sudah di banjiri air mata, membuat dadanya kian semakin sesak. Kedua tangan Yuda memegang stir mobil kuat. Hatinya tergores, merasa dirinya menjadi Papa yang gagal, yang selalu menggoreskan luka besar pada anaknya, tanpa bisa mengobatinya.

Mobil yang ada di hadapan Legenda itu perlahan melaju. Tanpa sedikitpun Legenda menyadari, bahwa yang ada di dalam mobil itu adalah orang tuanya.

"TOLOngmphh-"

Legenda memutar pandangannya ke arah suara. Suara perempuan yang hendak berteriak 'tolong' namun tertahan. Hatinya mendadak bergemuruh, mengenali suara yang masuk ke gendang telinganya. Itu adalah suara Moana, yang memang sedang makan di tempat yang tak jauh dari Legenda saat ini.

Seorang laki-laki berpakaian serba hitam, memakai topi serta masker hitam yang senada itu membekam mulut Moana, memaksa gadis itu untuk masuk kedalam mobil yang pintunya sengaja sudah di buka. Sebisa mungkin Moana membebaskan dirinya sendiri. Tapi, nihil, tenaga laki-laki itu sangat kuat. Tubuh Moana melemas karena napasnya tertutup kain yang menutup mulut dan hidungnya. Sehingga tenaga Moana semakin menipis untuk bisa memberontak.

Tanpa memperdulikan anak kecil yang bisu itu lagi, Legenda berlari sekencang mungkin, sembari memegang sebelah perutnya yang terasa sakit.

"LEPASIN CEWEK GUE!" Legenda berusaha menyingkirkan tangan kekar laki-laki misterius itu dari Moana yang telah hilang kesadarannya.

Bugh!

Bagian perut Legenda di tendang keras, rasa nyerinya semakin menjadi. Legenda berusaha untuk bangun, dengan ringisan kecil yang keluar dari mulutnya. Untuk saat ini, Legenda tidak mempunyai banyak tenaga untuk sekedar melawan. Tubuhnya sangat lemah. Bahkan, napasnya pun pendek.

Bugh!

Legenda membalas tendangan orang itu di bagian tulang kering kakinya. Namun sepertinya, tenaga Legenda benar-benar lemah. Sehingga pertahanan laki-laki itu masih berdiri kokoh. Legenda mengatur napasnya sesaat, mengumpulkan tenaga sebanyak mungkin. Dia harus bisa melepaskan Moana dari genggaman laki-laki itu. Secepatnya.

Laki-laki berpakaian hitam itu tiba-tiba mendapatkan tendangan dadakan dari arah belakang. Dermaga baru saja datang tanpa suara. Sehingga tubuh lemah Moana yang lunglai terlepas kedalam pelukan Legenda. Perkelahian pun terjadi. Karena Legenda merasa tak enak dengan Dermaga, Legenda akhirnya memilih untuk mengamankan Moana. Gadis itu di sandarkan pada pohon yang ada di sana.

Legenda ikut menyerang.

Dua lawan satu. Tapi, tidak membuat laki-laki itu kalah telak.

"Jagain cewek lo, bego!" gertak Dermaga di tengah-tengah perkelahiannya.

Refleks, Legenda melirik ke arah Moana, ia melihat seorang laki-laki misterius lainnya yang membopong tubuh Moana masuk kedalam mobil.

"Bangsat!" umpat Legenda. "Sial, bodoh sekali. Seharusnya gue nggak meninggalkan Moana sendiri dalam keadaan seperti ini."

Hingga akhirnya, Moana berhasil di bawa masuk. Laki-laki berpakaian serba hitam itupun ikut kabur, masuk kedalam mobil yang sama dengan Moana. Amarah dalam diri Legenda semakin membara. Legenda mengejar mobil berkecepatan tinggi itu. Meskipun dia tau, kalau akhirnya akan sia-sia.

LEGENDA: Garis Nestapa [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang