Yang ku anggap abadi ternyata sementara. Harapan telah hilang, mulut tak dapat lagi berucap, dan berakhir kesedihan.
41. ADA YANG MEMILIH HILANG.
Sepanjang rute perjalanan yang di tempuh Laksana untuk pulang, tidak ada satu detik pun ia merasa tenang. Sepanjang perjalanan itu, Laksana merasa gelisah. Pikirannya berkali-kali tertuju pada Legenda, sampai-sampai Laksana tidak fokus mengemudi.
Setelah menimbang-nimbang, Laksana memilih untuk putar balik. Jantungnya semakin berpacu cepat, mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi. Di tengah perjalanan itu, Laksana meruntuki dirinya sendiri, merasa bodoh karena sudah meninggalkan Legenda sendirian.
Hatinya mengajak Laksana untuk mengambil jalur bawah bukit. Ntah kenapa feeling-nya sangat kuat. Tapi, semakin dekat, Laksana justru semakin merasa gundah.
Citt...
Mendadak rem mobil Laksana di injak kuat. Mobil itu berhenti mendadak ketika Laksana melihat seseorang yang jatuh berguling di depan mobilnya. Ada sesuatu yang menjalar di seluruh tubuhnya sampai mampu membuat Laksana membeku di tempat.
Laksana melihat Legenda yang jatuh di atas ketinggian—
Byurrr...
—Kemudian tenggelam di tengah tenangnya air danau.
Keluar dari dalam mobil. Laksana berlari kencang. Dia ikut tenggelam ke dalam danau itu, berharap bisa membawa tubuh Legenda ke atas permukaan kembali. Sebisa mungkin Laksana mengejar tubuh Legenda yang semakin jatuh jauh ke dalam air.
“Orang baik itu, jangan dulu di ambil, Tuhan...”
Laksana berusaha mempercepat laju renangnya, meskipun Laksana semakin merasa sesak karena tekanan air yang semakin kuat.
“Gen? Jangan biarkan gue merasa gagal menjadi seorang teman.”
Laksana kembali naik ke atas untuk menghirup udara. Lalu kembali memasuki air danau, dan melihat tubuh Legenda yang semakin jauh tenggelam.
Beberapa saat setelah bertarung dengan dinginnya air itu, Laksana berhasil. Laki-laki itu berhasil meraih tangan Legenda. Meskipun tenaganya sudah hampir hilang karena kekurangan oksigen. Namun, Laksana masih berusaha semaksimal mungkin supaya bisa membawa Legenda naik ke atas daratan.
“Aarghhhh!!” batin Laksana berteriak kuat saat merasakan kakinya yang mulai keram.
[ PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN]
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGENDA: Garis Nestapa [TERBIT]✓
Teen FictionTERSEDIA DI GRAMEDIA & TOKO BUKU ONLINE📍 "Aku terlalu lelah untuk terus berkelana di bawah hujan." Legenda Negeri Angkasa. Sosok laki-laki yang rasa sabarnya tidak pernah habis, dia mampu menghadapi dan beradaptasi dengan manusia-manusia di sekelil...