31. BERGERAK UNTUK BALAS DENDAM

39.1K 4.2K 157
                                    

Siapapun orang yang mengganggu kebahagiaanku, akan kupastikan dia hancur oleh tanganku. Aku tidak perlu risau jika sakit hati oleh seseorang, karena akan ada masanya dia juga merasakan hal yang sama.

31. BERGERAK UNTUK BALAS DENDAM.

Setiap detik, menit, jam, tidak terasa telah terlalui begitu saja. Selama masa-masa libur semester satu, kekosongan waktu Legenda di isi dengan berkerja di Alsava Butik sebagai pengantar pesanan. Semua uang yang di dapatkannya di tabungkan untuk menambah uang pembangunan panti asuhan.

Jam dua dini hari ini. Legenda terbangun dari tidurnya lima belas menit yang lalu, tiba-tiba saja ia merasakan kegelisahan.

Legenda berusaha menghalau kegelisahannya. Ia mengambil uang tujuh puluh lima ribu dari dalam saku celananya. Kemudian, uang biru dan hijau itu di masukan kedalam celengan. Sementara uang yang nominalnya lima ribu rupiah kembali di masukan kedalam kantong celananya.

“Buat jajan besok siang,” gumam Legenda pelan. Suaranya hampir seperti bisikan.

Setiap hari Legenda selalu di beri uang saku oleh Gibran. Meskipun sekolah tengah libur. Tapi, Legenda tidak pernah membelikan uang pemberian dari Gibran. Uang itu selalu berakhir masuk kedalam celengan. Cita-citanya untuk bisa membangun panti sudah begitu besar.

Laki-laki itu mengalihkan fokusnya pada layar ponsel iPhone yang beberapa Minggu lalu di belikan oleh Gibran. Legenda memandang wallpaper yang berisikan dua anak kecil laki-laki kembar berusia sekitar tujuh tahunan disana. Ketika Legenda tersenyum tipis saat melihat wallpaper tersebut, dua notifikasi WhatsApp mendadak muncul secara bersamaan.

Nana❤️
📍 Lokasi terkirim
Gnda, tlomhgg... Tolngn gw

Tenggara Angkasa
Gue drop bang
3 hari kritis, diem di RS rasanya gk enak, ya
Gue mau plng

Darah Legenda tiba-tiba terasa mendidih saat membaca pesan dari Moana. Sementara pesan masuk dari Tenggara di anggap tidak ada. Fokusnya hanya tertuju pada kontak bernama 'Nana'. Sebelum mengetikan balasan, Legenda lebih dulu membuka lokasi yang di kirimkan oleh Moana. Lokasi yang sangat di kenali oleh Legenda keberadaannya.

Anda
Kenapaaa?
Sm siapaa Naaa?

Pesan yang baru saja di kirim oleh Legenda mendapati centang satu. Dalam profil WhatsApp Moana tidak lagi menunjukan tanda Online.

Setelah meyakini keberadaan Moana. Legenda buru-buru keluar kamar, ia menggedor-gedor pintu kamar Dermaga sekuat tenaga.

“Maga, buka pintunya!! Gue mau pinjem motor lo sekarang!! Maga, cepet, gue mohon...”

Kedua tangan Legenda yang mengepal itu terus memukul pintu keras-keras. Sampai akhirnya seseorang di dalam sana membukakan pintu. Matanya yang sipit terlihat merah. Legenda yakin, nyawa laki-laki yang ada di hadapannya ini belum terkumpul sepenuhnya. Dermaga menguap, sembari mengucek matanya pelan. Dalam keadaan setengah sadar, Dermaga terdiam, seolah menunggu Legenda mengucapkan sesuatu.

“Gue... Gue mau pinjem motor Vespa matic lo.”

Kening Dermaga mengerut. Sedetik kemudian, Dermaga membalikan tubuhnya, meraih salah satu dari dua kunci motor yang tergantung di dekat lemari bajunya. Dari jarak yang tidak terlalu jauh, Dermaga melempar kunci motor Vespa-nya.

LEGENDA: Garis Nestapa [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang