8. SKIZOFRENIA

56.1K 5.5K 263
                                    

Membungkam logika, mematikan akal sehat.

8. SKIZOFRENIA.

“Kenapa mereka menyangka kalau gue ini Samudra, Mag?” penuh dengan rasa penasaran yang tinggi, Legenda menanyakan satu hal yang sedari tadi menyarang di pikirannya kepada Dermaga.

Dermaga pun sempat berbicara banyak dengan orang tuanya. Mentari dan Gibran pun mengerti. Mereka sudah bisa menerima kembali kenyataan bahwa anak bungsunya memang sudah benar-benar tidak ada. Mereka juga sudah menganggap Legenda sebagai seorang Legenda Negeri Angkasa, bukan Samudra Agra Devantara. Bahkan, orang tua Dermaga meminta agar Legenda tinggal bersama di rumah itu. Tapi, Legenda menolaknya. Legenda merasa tak enak hati jika harus numpang hidup di rumah orang yang bukan menjadi siapa-siapanya.

Dermaga mengambil foto berbingkai yang di pajang di meja belajarnya. Ia kembali menghampiri Legenda yang duduk di tepi ranjang kasurnya. Kemudian, Dermaga menunjukan foto itu.

Pantas saja orang tua Dermaga menganggap Legenda sebagai Samudra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pantas saja orang tua Dermaga menganggap Legenda sebagai Samudra. Foto ini, tak jauh beda dengan foto bayi yang Legenda lihat di ruang tamu tadi. Ketika melihat foto dengan nama Samudra Agra Devantara itu, Legenda merasa, seperti sedang melihat dirinya sendiri. Sosok yang ada di foto itu sangat mirip dengannya. Legenda pun merasa kalau mereka seperti anak kembar yang beda usia.

“Itu Samudra, adek gue satu-satunya. Setelah lama di peluk laut, kini berganti, bumi yang memeluknya abadi.”

“Kenapa bisa meninggal?” tanya Legenda lagi. Masih dengan rasa penasaran yang menggebu-gebu.

“Dia terbang terlalu tinggi ke atas langit bersama burung besi. Sampai akhirnya, dia jatuh terlalu dalam ke dasar laut,” jawab Dermaga. Sorot matanya menerawang jauh kedepan. “Bukan cuma Samudra. Tapi saat itu, gue juga ada di dalam pesawat itu.”

Legenda memilih untuk bungkam. Menyaring semua cerita dari Dermaga sampai habis. Sampai Legenda akan paham dengan semuanya, sampai pikirannya tidak di penuhi dengan pertanyaan-pertanyaan lagi.

“Kala itu, laut menolak kehadiran gue. Sedangkan Samudra sangat di terima. Sampai-sampai laut memeluknya sangat lama.”

“Pesawat jatuh sangat dalam ke dasar laut, sampai hancur melebur membentur terumbu karang. Sehingga sebagian orang yang berada di dalam pesawat itu berpencar keluar karena badan burung besi itu setengah hancur. Setelah terjadinya benturan keras, ntah sedang berhalusinasi atau apa. Tapi, gue merasa ada yang tarik gue sampai ke atas,” napas Dermaga tersengal saat mengingat kejadian itu.

“Begitu bodohnya gue, kenapa tangan gue ini, tidak menarik tubuh adek gue, yang samar-samar gue lihat, dia terhimpit antara badan pesawat dan terumbu karang.”

LEGENDA: Garis Nestapa [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang