7. DIA LEGENDA

53.6K 5.1K 131
                                    

Tidak semua yang hilang harus di cari, tidak semua yang pergi harus kembali.

7. DIA LEGENDA

Mata sayu Legenda mengerjap-ngerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam pupil matanya. Hal pertama yang Legenda lihat adalah seorang gadis yang duduk di samping brankar. Gadis itu tersenyum manis ke arah Legenda.

Legenda meringis pelan memegang pergelangan tangan yang di balut kain putih. Legenda tak ingat, mengapa bisa ia menggoreskan pecahan kaca di tangannya. Semua kejadian hari ini terasa di luar kendali dirinya.

“Lo, masih ingat sama gue, kan, Gen?” tanya gadis itu. “Udah beberapa hari kita satu kelas, kenapa lo nggak pernah nyapa gue?” lanjut gadis itu.

Legenda menatap langit-langit putih polos UKS, tampak seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.

“Gue Adista. Cewek yang lo tolongin saat nyaris kecelakaan waktu itu.”

Dulu, Adista melintasi jalan raya untuk menghampiri angkutan umum yang akan membawanya pergi ke sekolah. Di tengah-tengah jalan raya, Adista di kagetkan oleh klakson truk yang melaju cepat ke arahnya, sampai-sampai tubuhnya terasa kaku di tempat. Untungnya, Legenda ada di sana. Bergerak cepat mendorong tubuh Adista, sehingga Adista berhasil terselamatkan.

“Kalau nggak ada lo waktu itu, mungkin gue udah hilang dari bumi ini.”

Legenda masih mengingatnya. Waktu itu, Adista adalah orang pertama, dan satu-satunya murid SMA BUANA yang mau di ajak bicara oleh Legenda. Adista juga, orang pertama yang menawarkan pertemanan kepada Legenda.

Bahkan, Legenda juga masih mengingat, bagaimana antusiasnya ia bercerita kepada Kakeknya, bahwa dirinya sudah mendapatkan seseorang yang mau menerima Legenda sebagai seorang teman.

“Kakek! Legenda punya temen, kek. Namanya Adista Dara Hanindya. Dia cantik, dia juga baik. Dia mau menerima Legenda apa adanya. Dia orang pertama di Sekolah yang mau temenan sama Legenda.”

Kemudian kala itu, Kakeknya tertawa, dan berkata, “Temenan sama lawan jenis pasti bakalan ada yang jatuh salah satunya. Hati-hati, jangan sampai kamu yang menjadi korbannya.

Saat itu, Legenda menyangkalnya. Legenda meyakinkan dirinya sendiri bahwa dengan Adista hanya akan berteman saja, dan itu benar. Legenda justru mencintai sahabat dari Adista. Yaitu, Moana Amoura.

Namun, sejak saat itu, mereka berdua tidak pernah bertemu lagi. Mereka kembali bertemu saat kelas sebelas. Tapi, mungkin Legenda sudah sedikit lupa akan hal itu. Karena terlalu banyak beban dalam ingatannya, sampai-sampai hari bahagianya bersama Adista terlupakan. Hari dimana pertama kalinya Legenda mendapatkan teman.

“Gue sedikit ingat, Ta. Cuma takut kalau lo akan malu, kemudian berlaku seperti yang lainnya. Gue sedikit trauma akan hal itu,” kata Legenda pelan.

“Ya, nggak, dong. Gue nggak akan pernah lupa sama lo, Gen. Justru gue merasa berhutang nyawa sama lo.”

Adista mengambil mangkuk bubur yang ada di atas nakas. “Makan, ya? Gue suapin.”

Kepala Legenda menggeleng, hendak menolak tawaran Adista. Tapi, gadis itu keburu berbicara lagi. “Biarkan gue membalas kebaikan lo.”

LEGENDA: Garis Nestapa [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang