Blurb

2.9K 242 46
                                    

"Yaelah, gue cariin juga, ternyata lo disini."

Hanif menoleh, mendapati Pradipta berkacak pinggang disebelah kanannya. Lelaki yang lebih tua beberapa tahun darinya itu memasang wajah kesal, lantaran berkeliling mencari Hanif, sedangkan orang yang dicari duduk termenung di coffee shop depan kantor.

Tak lagi berdiri, Dipta memilih duduk didepan Hanif, "Ini bukan jam istirahat ya, Pak Hanif, kerjaan lo masih banyak, main kabur aja."

Hanif terkekeh mendengarnya. Sebagai mahasiswa semester 3 dan memutuskan untuk bergabung di perusahaan sang Ayah, kini tak ada baginya waktu untuk bersantai, tak apa-apa sedikit sibuk, yang penting Hanif bisa mengalihkan pikiran-pikirannya. "Di kantor ada Hadif sama Jana." Balasnya, sedangkan Dipta yang sudah menduga lantas menghela nafas.

"Mau sampe kapan ngehindar kayak gini?" Tanyanya.

Hanif juga tidak tau, tiga tahun waktu berlalu nyatanya tak merubah apapun, perasaannya masih ada, dan rasa sakitnya masih terasa nyata. Mungkin ini hanya tentang waktu, lama-kelamaan ia akan terbiasa, pikirnya begitu.

Tak mendapat jawaban dari Hanif, Dipta memajukan kepalanya, berniat berbisik, "Gimana kalo gue kenalin sama orang, biar lo gak galau mulu." Ujarnya, namun segera mendapat gelengan dari Hanif. Dipta berdecak, "Jadi, lo maunya gimana? Terus-terusan kayak gini? Menghindar gak bikin semuanya berubah, Hanif, lo perlu menghadapi kenyataan. Jadi, sekarang kembali ke kantor, karna kerjaan kita masih banyak."

Sudah panjang lebar ucapan Dipta, tak juga Hanif bergeming ditempatnya, membuat yang lebih tua ingin meledak, kesabarannya yang setipis tissue kala menghadapi Hanif membuatnya ingin sekali menyeret lelaki didepannya ini, andai saja ia tak sadar akan posisinya.

"Duluan aja balik ke kantor, nanti gue nyusul." Ucapan yang keluar dari mulut Hanif bagai perintah mutlak yang tak bisa Dipta bantah, karna sama saja percuma dan membuang-buang energinya, jadilah lelaki itu pergi lebih dulu meninggalkan Hanif dalam diamnya.

🏷️

Rezio berjongkok didekat meja kasir, helaan nafas terdengar sesaat dan ribuan kata penyemangat ia ucapkan dalam hati.

Ini hari pertamanya bekerja di sebuah coffee shop, sebagai seseorang yang minim pengalaman kerja dan sedikit susah bersosialisasi, tak mudah bagi Zio untuk bertahan disini, namun tuntutan ekonomi memaksanya menguatkan diri.

"Zio, tolong anter ke meja nomor 5."

Segera bangkit dengan senyum yang dipaksakan, "Iya, Kak." Jawabnya, dan langsung mengambil alih nampan berisikan dua gelas jus yang ada di meja.

Berjalan dengan langkah yang penuh kehati-hatian, dan berbagai kalimat penenang ia lontarkan didalam hatinya, Zio berharap dua gelas jus ini segera sampai pada pemiliknya.

Namun, baru saja setengah perjalanan, ia dibuat kaget ketika seseorang tiba-tiba menabraknya, menciptakan kegaduhan yang menarik atensi semua orang yang berada di sana.

Rezio otomatis mundur, kala nampan yang ia bawa terjatuh menciptakan bunyi nyaring ketika gelas yang pecah berserakan dilantai. Pegawai senior yang tak jauh dari sana langsung mendekat, menyadarkan Zio pada keterkejutannya, lalu dengan sigap memunguti pecahan beling dengan bibir yang tak berhenti mengucap kata 'maaf'.

Sedangkan orang yang menabraknya tadi masih tak bergeming, sama terkejutnya dengan Zio. Kepalanya menunduk sesaat, memperhatikan jas dan juga kemeja yang basah terkena tumpahan minuman yang tadi Zio bawa.

Pegawai senior tadi kalang kabut, "Pak Hanif, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelalaian pegawai kami. Dia pegawai baru yang masuk hari ini, Pak. Saya benar-benar minta maaf atas kejadian ini."

Hanif berkedip bak orang linglung, "Gapapa, saya yang salah kok, tadi main nyelonong aja." Ucapnya, lantas hendak berjongkok, ingin membantu mengemasi kekacauan yang ia sebabkan, namun larangan dari pegawai didepannya ini langsung membuat Hanif mundur, ia sedikit merasa tak enak.

Menejer coffee shop datang dari arah belakang, Zio yang sudah membereskan pecahan beling berdiri perlahan dengan tangan yang gemetaran, habislah nasibnya kali ini, rutuknya dalam hati.

"Maaf, Pak Hanif, atas kekacauan yang disebabkan oleh pegawai saya." Ucapnya.

Ah Hanif semakin tak enak hati, "Gapapa pak, ini salah saya kok, tadi main nyelonong aja. Saya yang seharusnya minta maaf." Katanya, matanya beralih pada lelaki yang tadi tak sengaja ia tabrak, "Maaf ya, ada yang luka? saya takut kena pecahan gelasnya."

Rezio mengangkat pandangnya takut-takut, lelaki ini bahkan menggigit bibir bawahnya dengan mata yang sedikit berkaca-kaca menahan tangis, tangannya yang gemetar pun tak luput dari pandangan Hanif, "S–saya minta maaf, Pak." Ucapnya dengan nada yang bergetar.

Bukan pada tangan gemetarnya, bukan pula pada suaranya, Hanif membeku kala wajah itu menatap dirinya, lelaki ini sampai terdiam mematung untuk beberapa saat, merasa terkejut dengan apa yang ia lihat.

Wajah lelaki didepannya ini benar-benar mirip dengan Jana.

Namun Hanif segera menepikan pikiran tersebut, "Saya yang seharusnya minta maaf." Ujarnya, "Biar saya bayar aja minuman yang jatuh tadi, Pak." Sang menejer sebenarnya tak memperbolehkan, namun Hanif tetap memaksa, juga berpesan untuk tak memarahi sang pegawai baru tadi, karna ini benar-benar kesalahannya.

"Terima kasih, Pak Hanif, maaf atas ketidaknyamanannya."

Hanif tersenyum sesaat untuk merespon ucapan tersebut, lalu matanya kembali pada seseorang yang bernama Rezio yang sekarang sedang mengepel lantai dengan sesekali menyeka matanya.

"Ada-ada aja." Ucapnya pada diri sendiri, dan berlalu pergi dengan senyum yang sedikit mengembang dibibir.

Hanif balik lagi, yeay 🥳Doain ini gak bakal sepanjang yang sebelumnya heheKalo ada bahasa yang kurang enak, atau tulisan yang kurang rapi, aku minta maaf ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanif balik lagi, yeay 🥳
Doain ini gak bakal sepanjang yang sebelumnya hehe
Kalo ada bahasa yang kurang enak, atau tulisan yang kurang rapi, aku minta maaf ya. Udah lama gak nulis rasanya kayak bener-bener ngulang semuanya dari awal 😥
tapi jangan khawatir, aku bakalan berusaha sebaik mungkin untuk bikin cerita ini menarik.
.
Sama kayak sebelumnya, cerita ini bakalan update setiap senin dan kamis.
so, see you on the next update ❤️

DisparateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang