Senyum lebar menguar dari bibir Radika kala Zio menghubunginya tadi malam, lelaki itu meminta bertemu pada jam makan siang, jadilah Radika duduk manis disalah satu kursi di tempat Zio bekerja, dengan segelas teh manis menemaninya.
Sudah sekitar 10 menit berlalu, Radika menoleh ketika Zio berjalan kearahnya dengan menunduk, "Maaf ya, Kak, nunggu lama."
"Gak masalah, Zi, gue lagi free juga sekarang." Balasnya, "Lo mau ketemu buat apanih? lo udah mikirin tawaran gue kemaren?"
Zio mengangguk, walau belum membeberkan pemikirannya pada Radika, lelaki ini sebenarnya hanya sedikit kebingungan, "Emangnya gak masalah ya, Kak, kalo gue jadi asistennya Kak Hanif? Gue kan gak ada pengalaman kerja, takutnya malah jadi beban sendiri buat Kak Hanif, gue cuma takut dia ngerasa gak nyaman."
Mengangguk-anggukan kepalanya sesaat, Radika sedikit mendekat pada Zio, "Ini sebenernya peluang yang bagus buat lo ambil, Zi, kerjaan lo gak berat kok, karna urusan kantor udah dipegang sama Dipta, palingan lo cuma ngurusin hal pribadi Hanif aja." Radika berusaha membuat Zio tak ragu-ragu pada pilihannya, "Oke gini aja, gue tau kalo lo bingung banget sama pilihan ini. Tapi kalo seandainya, Hanif gak nyaman sama kerjaan lo, dan lo memutuskan buat resign, lo gak usah khawatir soal kerjaan, lo bisa cari gue. Gimana?"
Banyak yang Zio khawatirkan, selain takut Hanif merasa tak nyaman padanya, lelaki ini juga takut kalau dirinya hanya akan membuat kekacauan.
Tapi kalau dipikirkan lagi, yang Radika bilang ada benarnya juga, ini kesempatan yang bagus untuknya, dan kesempatan seperti ini tidak mungkin datang dua kali.
Menarik napasnya sesaat, Zio tersenyum pada Radika, "Jadi, interview-nya kapan?"
"Lo mau?" Radika menaikkan alisnya terkejut, dan anggukan kepala dari Zio membuatnya memekik senang, "Sepulang lo kerja aja, nanti gue kabarin lagi, ya." Ucapnya, Radika cepat-cepat berpamitan pada Zio, ia harus menemui Hanif sekarang juga.
🏷️
Hanif mengajak Zio bertemu di ruangannya sore ini, seusai Radika memberitaukan kalau Zio bersedia menjadi asisten Hanif, maka tanpa pikir panjang lagi, Hanif ikuti saja saran sang teman untuk sekedar melalukan interview sebagai formalitas.
Radika baru saja pulang setelah mendapat 2 kali telepon dari sang pacar, dan Dipta juga pulang lebih dahulu tadi siang.
Ruangannya diketuk, Hanif yang memang duduk disofa mengalihkan pandang, terlihat seorang karyawannya masuk, "Pak Hanif, ada yang mau ketemu." Ucapnya, dan Hanif langsung mengangguk, lalu terlihat Zio berjalan kearahnya dengan menunduk.
"Selamat sore Pak Hanif." Zio bersuara pelan, lelaki ini sedikit gugup.
Hanif terkekeh dibuatnya, "Santai aja kali, Zi." Katanya, lalu mempersilahkan yang lebih muda duduk, "Kayak biasa aja."
Mendengar nada santai Hanif, Zio memandang lelaki ini sesaat, "Memangnya gapapa kalo saya panggil Kak Hanif, ini kan di kantor."
"Ya, gapapa." Sahut Hanif, "Kan kamu asisten pribadi saya, jadi senyamannya aja."
Bibir Zio membulat, sembari menganggukkan kepala. Selagi Hanif melihat formulir yang Radika berikan tadi, Zio melihat-lihat isi dalam ruangan Hanif yang super besar ini.
Lelaki ini tidak tau jabatan Hanif di kantor, tidak tau latar belakangnya dan hal apapun tentang Hanif. Zio mengira, Hanif hanyalah seorang pegawai biasa yang bekerja sembari kuliah, itupun ia tau dari Radika tempo hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disparate
Novela JuvenilSpin off Different. Cerita ini tentang Hanif, dan segala sesuatu yang terjadi dihidupnya selama ini. • 23 Januari - 15 Juni 2023. highest rank; #1 parkjeongwoo 18/04/23 #2 parkjeongwoo 20/04/23 ©hjwenthu, 2023