"Lama-lama gue kayak jadi pengasuh bayi, deh." Radika menggerutu sembari melipat tangannya didada.
Hari ini, tepatnya pagi tadi, Hanif kembali memintanya untuk datang ke apartemen, tentu saja menemani Zio di kediaman Hanif sudah menjadi tugas resminya saat ini.
Namun kali ini, ada Misyella yang menyempatkan diri untuk datang juga, atas permintaan Zio tentunya. Gadis itu membawa satu koper kecil perlengkapan make up miliknya, karna jam 7 malam nanti akan ada kelas make up yang sudah diikutinya selama 2 bulan terakhir.
Mendengar gerutuan Radika, Misyella terkekeh, tau betul bahwa lelaki itu sering direpotkan Hanif untuk menjaga sahabatnya yang sendirian. Sedangkan Zio sudah beberapa kali mempersilahkan Radika pulang, kalau yang lebih tua memang memiliki kegiatan lain.
"Walaupun banyak ngeluh, tapi ini satu-satunya cara gue biar dapet banyak uang dalem waktu singkat." Sambung Radika dengan sesekali menghela napasnya.
Misyella mencebik, "Ah gue juga mau nemenin Zio tiap hari kalo dibayar mahal."
Siapa juga yang tidak tertarik, hanya menemani sahabatnya setiap hari, dan melakukan banyak hal bersama, kemudian mendapatkan bayaran.
Radika terkekeh mendengar ucapan Misyella itu, "Aduh Syell, lo sekalinya ngomong begitu depan si Hanif bakalan disuruh-suruh terus."
"Oh ya? Emang Kak Dika gitu?"
Lelaki itu mengangguk, "Gue bukti nyatanya."
Melihat wajah manyun itu, Zio dan Misyella tak kuasa menahan tawa. Zio tau, Radika itu bukan tidak suka menemaninya di rumah, tapi lelaki itu mudah merasa bosan, dan ia tipe orang yang suka berjalan-jalan, sedangkan Hanif tak memperbolehkan keduanya untuk bepergian tanpa pengawasannya atau Sekala.
"Daripada kita bertiga diem doang kayak gini, mending lo coba dandanin Zio." Radika terlihat antusias dengan hal ini, "Dia mukanya polos terus, gue penasaran kalo dipoles dikit bakal kayak gimana."
Misyella menaikkan alis, menatap Zio sebentar, "Boleh, Zi?"
Zio menoleh pada Radika, lelaki itu memohon dengan menyatukan dua telapak tangannya didepan dada, "Boleh deh." Katanya pasrah.
Lelaki ini pindah tempat duduk mendekati Misyella, gadis itu segera mengeluarkan beberapa jepitan rambut, guna menghalau rambut Zio yang sudah lumayan panjang.
"Lo harus coba sih, Zi, mana tau Hanif makin kesemsem." Ucap Radika sedikit mendekatkan wajahnya melihat apa saja yang Misyella bawa, "Lo dandanin yang cakep ya, Syel."
Misyella melakukannya dengan telaten, mulai dari mempersiapkan wajah Zio agar lembab, dan mulai memoleskan foundation diarea pipi. Radika juga memperhatikannya dengan seksama, lelaki itu memang sedikit tertarik pada make up, tapi belum memiliki waktu luang untuk belajar lebih jauh.
Radika juga beberapa kali mengajukan pertanyaan kepada Misyella, agar suasana tidak terasa hening, karna waktu yang dihabiskan memang tidak sedikit.
Gadis ini memilih gaya make up yang tipis, namun Radika akui, bahwa ia suka bagaimana Misyella membuat mata Zio terlihat lebih cantik dari sebelumnya, "Wah, Hanif bakal suka ini sih." Radika terkekeh, lantas menyambar ponselnya dan mengirimkan sebuah foto Zio pada Hanif.
Sudah sekitar 40 menit waktu berlalu, tinggal menyemprotkan setting spray ke wajah Zio, Misyella tersenyum bangga, "Udah, Zi. Buka matanya."
Radika bahkan tak dapat memalingkan wajah, lelaki ini terpana, "Kayaknya kalo gue bawa lo jalan-jalan dengan penampilan kayak gini, gue bakalan lebih diamuk lagi sama Hanif." Lelaki ini mendesis, "Lo cantik banget, Zi, serius."
KAMU SEDANG MEMBACA
Disparate
Ficção AdolescenteSpin off Different. Cerita ini tentang Hanif, dan segala sesuatu yang terjadi dihidupnya selama ini. • 23 Januari - 15 Juni 2023. highest rank; #1 parkjeongwoo 18/04/23 #2 parkjeongwoo 20/04/23 ©hjwenthu, 2023