Zio menoleh ketika seorang karyawan cafe memberitahukan kedatangan Hanif. Lelaki ini tersenyum, lantas menyambar tas selempangnya dan sedikit berlari menghampiri sang suami.
"Bunga tulip buat sayangnya Mas hari ini." Ucap Hanif, memberikan sekuntum bunga tulip merah muda pada lelaki manis yang ada dihadapannya sekarang.
Mendapatkan bucket lagi, Zio tersenyum senang, "Hobi banget ngasih bunga." Katanya, namun langsung memberikan kecupan dipipi Hanif sekilas sebagai tanda terima kasih, yang dibalas tawa pelan dari yang lebih tua.
Begitulah pemandangan cafe setiap harinya, selalu berhasil membuat satu ruangan iri karna kemesraan sepasang suami ini.
Satu bulan setelah menikah, Zio mendirikan sebuah cafe, bernama Twenty two cafe. Tentu saja setelah merengek seharian karna merasa bosan hanya berdiam diri saja, sedangkan yang lebih tua tak memperbolehkannya menyentuh pekerjaan rumah.
Hanif berlaku demikian bukan tanpa alasan, si manis pernah dilarikan ke rumah sakit karna tiba-tiba pingsan. Zio ternyata kelelahan, setelah berinisiatif membersihkan seluruh ruangan di apartemen sendirian tanpa ada yang membantu. Masih terekam jelas wajah pucat Zio diingatan Hanif, membuat lelaki ini lebih overprotektif pada yang lebih muda.
Tak hanya dihabiskan di cafe, kadangkala Zio bersama Radika dan Jana akan mengikuti kelas memasak atau membuat keramik untuk membunuh rasa bosan, si manis kadang membuat bracelet manik yang hasilnya akan ia jual di cafe.
Tema pastel yang diusung Zio, benar-benar selaras dengan isi didalamnya, banyak sekali bunga dan berbagai pernak-pernik mahakaryanya. Si manis bahkan menjual berbagai macam barang-barang lucu, seperti hair accessories, tas kecil bahkan berbagai action figure. Pokoknya, twenty two cafe benar-benar gaya Zio.
"Fitting jasnya nanti jam 1." Ucap Hanif sembari melihat arloji ditangan kirinya, "Masih ada waktu bentar buat makan siang." Yang lebih tua membukakan pintu mobil, mempersilahkan sang suami untuk masuk dengan tangan kanan yang melindungi kepala yang lebih muda.
Zio mengangguk senang, dengan senyum yang terhias dibibir, lelaki ini menoleh pada Hanif yang sekarang sudah duduk dikursi kemudi, "Makan di restoran yang deket butiknya aja, Mas."
Menjalankan mobil dengan kecepatan sedang, Hanif mengangguk sekilas, "Kamu capek? Hari ini Cafe rame gak?"
Si manis terkekeh ketika tangan kiri Hanif menggenggam erat tangan kanannya, "Gak terlalu rame, jadi aku gak begitu capek." Jawabnya, "Tadi, aku juga dibantu sama Nadia, Mas."
"Oh ya?" Sang suami tersenyum lebar, "Jangan capek-capek, ya, Mas kan gak maksa kamu buat kerja."
Memiringkan badannya menghadap Hanif sepenuhnya, Zio menarik ujung bibir, "Iya, Mas. Kan ini atas kemauanku sendiri." Ucapnya, mengusap pelan punggung tangan Hanif yang sejak tadi menggenggam erat tangannya, "Mas gak perlu khawatir, oke? Lagian kalo aku gak ngapa-ngapain tuh, bosen banget, Mas. Masa aku keliling mall setiap hari sih."
"Mas gak masalah, selama kamu seneng." Lelaki ini mengedikkan bahunya sesaat, "Lakuin apapun yang bikin kamu seneng, Sayang. Selama kamu enjoy, Mas gak akan mempermasalahkan apapun. Karna bagi Mas, kebahagiaan kamu tuh yang terpenting."
🏷️
Tiga bulan pasca pernikahan Hanif, Hadif juga akan membawa sang kekasih ke jenjang yang lebih serius. Lewat makan malam keluarga dua bulan yang lalu, lelaki ini menyatakan kesiapannya didepan dua keluarga, dan kembali melamar Jana secara resmi ketika keduanya sedang berliburan ke Jepang sekitar satu bulan yang lalu.
Kini, satu minggu sebelum hari pernikahan sang kembaran, Hanif sudah memesan beberapa setelan jas di butik milik Harell, suami Dipta. Meminta bantuan si manis untuk memilihkan jas yang paling cocok untuknya, lelaki ini sudah mempersiapkan dua pilihan jas yang ia sukai, dan memperlihatkannya pada sang suami yang sedari tadi duduk memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disparate
Novela JuvenilSpin off Different. Cerita ini tentang Hanif, dan segala sesuatu yang terjadi dihidupnya selama ini. • 23 Januari - 15 Juni 2023. highest rank; #1 parkjeongwoo 18/04/23 #2 parkjeongwoo 20/04/23 ©hjwenthu, 2023