Hanif baru saja pulang, ketika membuka pintu, ia langsung mendapati Zio sedang berbaring disofa depan televisi, lelaki itu sedang memakai sheet mask diwajahnya, Hanif berjalan mendekat.
"Kak Hanif udah sampe?" Tanyanya memastikan.
Deheman pelan Hanif berikan, lalu duduk dilantai, tepat didepan Zio. Melihat yang lebih muda akan bangkit, lelaki ini dengan cepat menahan bahunya, "Rebahan aja." Ucap Hanif pelan, "Hari ini kemana aja, Zi?" Hanif bertanya, dengan tangan yang sibuk mengendurkan dasinya.
"Jalan-jalan aja sih." Jawab Zio, "Tapi aku dapet kenalan baru, tau gak, temennya Kak Dika." Zio terdengar senang, membuat Hanif menatap lelaki itu dari bawah, "Namanya Kak Arjana, cakep banget tau, Kak."
Hanif menaikkan alis, "Arjana? Kamu ketemu Jana?"
Zio yang semula menatap langit-langit, sontak menoleh kearah Hanif, "Kak Hanif kenal Kak Jana?" Pertanyaan itu tidak dijawab Hanif, lelaki itu diam saja, "Dia tuh baik banget, Kak, kami ditraktir makan, dibeliin gelang juga." Ia menunjukkan gelang rantai ditangan kanannya tepat didepan wajah Hanif, membuat lelaki itu memundurkan wajahnya sedikit.
"Oh ya?" Ujar Hanif menimpali.
"Iya Kak." Zio mengangguk ribut, membuat masker wajah yang ia pakai sedikit bergeser. "Kak Jana tuh, manis sama cantik dalam satu waktu, kayak apa ya Kak, kalo diliat-liat tuh gak bosenin sama sekali." Ia sangat bersemangat ketika menceritakan Jana, membuat Hanif sedikit tersenyum, "Pasti perawatannya mahal banget, saya mau cantik kayak dia." Ucapan Zio itu membuat Hanif mendelik, "Kalo Kak Hanif kenal Kak Jana tolong tanyain dong, tempat perawatan wajahnya."
Hanif bangkit dari duduknya, "Udah, kamu udah manis, jangan aneh-aneh." Lelaki ini berjalan menuju kamarnya, "Saya mandi dulu, ya."
Zio tidak siap ketika mendengar ultimatum yang diberikan Hanif tadi, lelaki ini segera bangkit dan terduduk, menatap punggung Hanif yang sebentar lagi akan memasuki kamar, "K–kak Hanif mau makan apa, saya pesenin." Zio sedikit meninggikan suaranya.
Menoleh pada Zio, Hanif memberikan senyumnya, "Kamu aja yang pilih menunya."
🏷️
Rezio memandang langit malam yang gelap, dinginnya angin juga membelai kulit wajahnya. Lelaki ini diam, namun hati dan pikirannya terus bergemuruh. Banyak yang mampir dipikirannya akhir-akhir ini, termasuk sikap manis Hanif yang selalu berhasil membuatnya salah tingkah.
Walau sebelumnya ia tak pernah merasakan jatuh cinta yang teramat dalam, Zio mendengar ini dari Misyella, kalau Hanif memang tertarik padanya sejak awal. Lelaki ini tak bisa menangkap sinyal itu, berpikir bahwa lelaki yang lebih tua tiga tahun darinya itu benar-benar bagai malaikat penolongnya.
Hampir satu bulan bersama Hanif, Zio bisa menilai orang-orang disekelilingnya benar-benar bukan tandingan Zio, bahkan teman-teman Hanif pun semuanya berasal dari orang berada. Zio merasa kecil karenanya, ia merasa terlalu mendamba bintang yang sangat jauh untuk digapai.
"Zi." Panggilan dari belakang membuatnya menoleh, Hanif ikut menuju balkon didekat ruang tamu dengan memegang gelas ditangan kanannya, "Kenapa belum tidur?"
Lelaki ini menyunggingkan senyumnya, "Belum ngantuk, Kak." Jawab Zio pelan.
Meletakkan gelas dimeja bundar tak jauh dari Zio berdiri, Hanif mendekat, menepis jarak keduanya. Zio memandang Hanif bingung, tak ada jarak antara lengan kanannya dengan lengan kiri yang lebih tua.
"Ada yang dipikirin?" Hanif kembali bertanya.
Walau sempat diam sesaat, Zio lalu menggeleng, "Gak ada kok, cuma lagi nyari udara segar aja."
![](https://img.wattpad.com/cover/322158450-288-k410901.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Disparate
Novela JuvenilSpin off Different. Cerita ini tentang Hanif, dan segala sesuatu yang terjadi dihidupnya selama ini. • 23 Januari - 15 Juni 2023. highest rank; #1 parkjeongwoo 18/04/23 #2 parkjeongwoo 20/04/23 ©hjwenthu, 2023