Terlihat lelaki paruh baya dengan setelan jas yang masih rapi membuka kasar pintu utama mencari keberadaan putra bungsunya. Wajahnya yang merah padam menandakan amarah telah menyelimutinya.
"JUNGKOOK !!! KIM JUNGKOOK !!". Pekikan itu menggema ke seluruh penjuru ruangan. Membuat semua yang mendengar keluar dari ruangan masing-masing, kecuali sang pemilik nama Jungkook.
"JUNGKOOK !!". lagi, pekikan itu kembali terdengar.
"Iya pa". jawaban lirih dari pemuda yang baru saja keluar dari toilet menuju ke tempat dimana Papa nya berdiri.
Dengan langkah tergesa, Joohun segera menghampiri putra bungsunya itu.
"Maaf Pa, tadi masih di toilet. Per— akh !". belum selesai dengan kalimatnya, kerah Jungkook dicengkeram begitu saja oleh Papa nya dan dilempar kesisi lain.
"Kamu !, kamu sudah bikin Papa malu di depan umum !!". kata tu berakhir dengan layangan kaki tepat di perut Jungkook yang sedari tadi masih dicengkramnya.
"Bangun !!". suruh Joohun, dan dituruti Jungkook meski susah payah menopang badannya.
Sungguh perutnya masih terasa perih setelah memuntahkan semua yang dia makan di acara tadi, ditambah tendangan dari Papa nya yang semakin menambah nyeri.
Joohun kembali meremas kerah baju anaknya itu, "Kau lihat tadi ?. Tuan Park membanggakan anaknya atas dirimu, tapi betapa memalukannya kamu, malah membanggakan kakak mu dan bilang kamu tidak bisa mengikuti olimpiade tingkat itu. Kemana isi kepalamu itu JUNGKOOK !!".
PLAK !!
Tamparan mendarat di pipi gembilnya. Meninggalkan bekas merah disana. Dia hampir tersungkur namun kerahnya masih digenggam oleh Papa nya."Dan kamu terkenal dengan keburukanmu padahal Papa adalah orang terpandang di kota ini. Kamu memang berencana mencoreng nama baik Papa, ha ?!". Joohun kembali melempar Jungkook hingga punggungnya terbentur pinggiran tangga.
Jungkook meringis menahan benturan itu. Tak ada sepatah kata pun dari mulut Jungkook. Semua yang ada di rumah itu melihat kebringasan kepala keluarga meghajar anak bungsunya. Tak ada yang berani menghentikannya.
Ini pertama kalinya bagi Kim bersaudara melihat Papanya mengamuk seperti itu, dan Soomi dia terduduk lemas melihat suaminya tanpa ampun terus memukul dan menendang Jungkook.
"Anak yang kau pukul tadi, Papa dan Mama ikut mengantarnya ke rumah sakit sebagai tanda tanggung jawab, untung tak ada luka serius. Dan lagi, apa alasanmu memukul anak rekan Papa di acara itu, Jungkook !!". menatap nyalang putranya yang meringkuk dengan kedua tangan menahan badannya.
"Dia menghinaku". lirih Jungkook yang berhasil membuat emosi Joohun meledak lagi.
Menarik paksa tangan Jungkook, menaiki beberapa anak tangga menuju lantai tiga. "Kau pantas mendapatkannya Kim Jungkook !!. Kau adalah yang gagal diantara saudaramu!!. kau harusnya sadar akan hal itu bocah sialan". melemparkan Jungkook begitu saja ke ruangan di lantai tiga dan menguncinya dari luar. Dan kembali ke ruang utama tempat dia menghajar anak bungsunya tadi.
"Kembali ke kamar kalian !!. Renungkan !, jika kalian bertingkah bodoh seperti adik kalian itu, Papa juga tidak akan segan menghajar kalian". tegas Joohun.
Suasana malam itu menjadi hening seketika. Bukan hening dalam ketenangan, namun hening karena balutan rasa sesal dan ketakutan.
.
.
.
.
Pagi itu Hoseok berjalan ke lantai tiga berencana membangunkan adik kecilnya. Membuka pintu ruangan perlahan, disana dia melihat banyak mainan masa kecil mereka yang berserakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shine on Me
FanfictionTentang kehidupan seorang Jungkook dan ke enam kakaknya. Hidupnya yang hanya seperti "haha hihi" ternyata menyimpan begitu banyak duka lara. Hingga tiba saat dimana keenam kakaknya sadar bahwa adik kesayangannya selama ini hidup dengan topeng yang s...