Tiga Lapan

2K 200 17
                                        


Hari menjelang siang dimana Jungkook masih tertidur, tak terlihat nyenyak, nampak resah merasa tak nyaman. Setidaknya itu lah yang Joohun rasakan ketika saat ini ia duduk di sebelah brankar sang anak, mengelus punggung tangan Jungkook untuk menyalurkan ketenangan.

Joohun sedikit lelah, semalam suntuk dia tetap terbangun untuk menjaga Jungkook dan sesekali sibuk dengan ponsel karena pekerjaan. Perlahan kepalanya mulai tertunduk di sisi kasur Jungkook, matanya mulai terpejam. Rasanya ingin terlelap sebentar saja.

"Papa capek ya ?," Suara yang berhasil membuat Joohun kembali membuka mata. "Papa bisa tidur di sofa sana, tapi jangan tinggalin Jungkook ya Pa."

"Papa tetap disini kok, sayang... Kamu mau apa ?, minum ?, atau ada yang sakit ?"

Jungkook menggeleng. "Aku capek baringan mulu."

"Gimana nggak capek ?, orang kamu tidurnya grusak grusuk. Selang infus aja sampe macet berkali-kali." Joohun memutar tuas brankar agar Jungkook bisa berubah posisi menjadi duduk.

"Bohong banget." ketus Jungkook.

Tersenyum teduh sembari mengusap halus surai Jungkook. "Gimana perasaanmu hari ini ?."

"Bosan." Jawaban singkat yang Jungkook berikan membuat Joohun kembali tersenyum, dia sudah menebak jika anaknya akan berkata seperti itu. "Pengen pulang ke rumah aja." tambah Jungkook.

"Belum boleh ya, sayang... operasimu masih besok, sabar sedikit lagi ya nak. Kalo sudah sembuh baru boleh pulang." tutur Joohun lembut.

"Tapi aku nggak mau operasi, Pa"

"Jungkook jangan mulai ya. Ini semua papa lakukan untuk kesembuhanmu, Nak. Papa mohon untuk hal ini saja nurut ke Papa ya."

Jungkook menunduk. "Tapi Jungkook selalu nurut ke Papa" lirihnya. "Jungkook takut sendirian disana, takut nggak bisa liat Papa dan Kakak lagi." 

Sekilas Joohun teringat saat dimana Kookie kecil merengek ketika sakit, selalu minta ditemani dan tak mau ditinggal barang sebentar. "Percaya sama Papa, semua akan baik-baik saja. Papa akan lalukan apapun untuk kamu. Apapun akan Papa turuti asal jangan itu."

"Tapi Jungkook nggak pengen apa-apa lagi." gumamnya lirih, sangat lirih bahkan Joohun pun tak mendengarnya. "Nanti malam, Jungkook pengen liat bintang, Pa. Nggak perlu keluar kok Pa, cukup duduk di dekat jendela itu aja nggak papa kan ?." pinta Jungkook.

"Iya nggak papa, nanti Papa bicara ke dokternya. Tapi jangan lupa istirahat juga ya, Nak."

Jungkook mengangguk paham. Ia kembali bersandar dan menutup matanya. Kepalanya berisik dengan banyak hal yang tak mampu dia utarakan.

Joohun tau operasi itu tak menjamin kesehatan Jungkook, 50/50 antara tetap hidup dan mati karena komplikasi yang Jungkook alami. Namun katakanlah dirinya begitu egois, memaksakan segalanya untuk tetap tinggal disisinya. Perlahan ia mendekati Jungkook dan mengecup lembut dahi sang anak. Demi apapun dia belum siap untuk ditinggalkan putra bungsunya. Segalanya akan dia lakukan untuk putranya.

.

.

.

.

.

"Pa..." panggil dua sosok remaja dari ambang pintu. Jimin dan Taehyung datang untuk menggantikan tugas sang ayah menjaga Jungkook,

"Kenapa kalian pada kesini ?, nggak kuliah ?. Mama ikut juga ?"

"Kuliah sih, Pa. Tapi sama kak Jin suruh absen dulu katanya, suruh gantiin Papa. Mama tadinya mau ikut, tapi nanti bareng kak Jin juga, nyusul. Sekarang Papa disuruh pulang."

Shine on MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang