Dua Dua

2.2K 202 15
                                    


"ANAK KURANG AJAR !!!" pekik Joohun murka setelah mendapat telepon dari kepolisian dimana Jungkook ditahan saat ini. Ditambah, Soomi menemukan berita dimedia sosialnya tentang penangkapan Jungkook yang sukses membuat Joohun mengeratkan dagunya penuh emosi.

Jungkook dan Jeon serta beberapa pemuda lainnya tertangkap razia balap liar malam ini. Hal mengejutkan terjadi ketika polisi menemukan obat terlarang di saku celana Jungkook, yang entah darimana asalnya.

Jungkook tau betul dia akan habis malam ini, terdengar jelas sekali amarah papanya meledak saat ditelepon.

"Gausah takut," bisik Jeon saat melihat Jungkook yang diam disebelahnya. "Jung ... Lo tenang aja, gue bakal urus masalah ini. Pasti ada orang yang mau ngejebak lo." 

Tak ada tanggapan yang Jungkook berikan, dia masih terdiam menatap layar ponsel yang tak menampilkan apapun.

"Jung ... heh !, dengerin gue. Lo liat kan tadi orang yang dorong-dorong kita, gue curiga mereka pelakunya. Gue pastiin bakal cari mereka." Sekali lagi Jeon mencoba menenangkan bocah di sampingnya itu. Meskipun Jungkook hanya duduk terdiam tapi Jeon tau anak itu sedang kacau.

"Lo ngga pulang Jeon ?. Lo kan nggak butuh penjamin kayak gue."

Sial !, omongan Jeon sama sekali tak masuk ketelinganya. Bahkan Jungkook tak menatapnya sama sekali.

"Jung ..." menepuk bahu Jungkook, berharap omongannya kali ini dia dengarkan. "Percaya sama gue. Gue selalu ada dipihak lo. Jadi lo—." ucapannya terhenti ketika Jungkook menoleh ke arahnya.

Senyuman getir terpahat jelas disana. "Tapi nggak ada lo di rumah gue Jeon."

Tidak ada sosok Jeon di rumahnya berarti tak ada sosok yang ada dipihaknya saat dia pulang.

Kadang Jungkook merasa tak adil dengan kehidupan yang dia jalani, saat dimana bukti akan selalu menang meskipun dia memiliki beribu penjelasan yang dianggap tak masuk akal.

Jeon langsung terdiam mendengar ucapan Jungkook. Rasanya dia ingin mengumpat sekarang juga, kenyataan dia tak memiliki hubungan darah dengan Jungkook membuatnya kalah telak. Janji dia yang akan selalu dipihak Jungkook menjadi sebuah omong kosong ketika anak itu sudah berada disekitar orang yang bersamanya sejak lahir.

Keduanyapunn terdiam hingga seseorang memasuki ruangan itu. Kim Seokjin, dia akan menjadi penjamin Jungkook sekaligus menjemputnya pulang. 

Berkali-kali Jungkook menghembuskan nafas beratnya, dadanya terasa sesak saat memandang bahu lebar kakaknya yang sedang berhadapan dengan polisi disana. Jungkook terkesiap ketika pandangannya bersibobrok dengan Seokjin, dia pun langsung tertunduk saat Seokjin menghampirinya.

"Kita pulang sekarang." Aura dingin seketinya menyebar disana.

Jeon menepuk pelan punggung Jungkook. "Hubungi gue apapun yang terjadi." bisik Jeon sebelum kedua kakak beradik itu benar-benar menghilang di balik pintu.

.

.

.

.

Diperjalan pulang keduanya saling diam membisu. Seokjin yang entah bingung mau mulai bicara dari mana, dan Jungkook yang takut untuk membuka pembicaraan.

Hingga saat Jungkook memberanikan diri untuk bicara. "Kak, please percaya aku kak. Aku hanya ingin menonton doang, nggak lebih. Dan masalah obat itu, aku benar-benar nggak tau, Kak. Tolong percaya Jungkook kali ini saja." Suaranya bergetar penuh harap terdengar jelas disana.

"Jung ..., kakak sedang konsentrasi sekarang."

Jungkook kembali menelan kekecewaan, kenapa sangat sulit baginya untuk mendapat kepercayaan. Kalimat "Ya aku percaya padamu" sudah sangat melapangkan hati Jungkook, tapi apa daya ?, kalimat itu tak pernah dia dapatkan dari keluarganya.

Shine on MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang