"Anteng kan Lo pada kalo ada makanan."
15 menit lalu mereka terus beradu mulut dengan masalah yang sepele. Jeon yang terganggu ingin sekali memarahi atau mengusir mereka berdua, namun sepertinya percuma mengingat dua bocil itu sama keras kepalanya. Opsi lain dia hanya bisa membelikan makanan untuk menyumpal mulut keduanya.
"Kau dengar Jeon ?, dia masih ingin mengejar masa depannya," ucap Jungkook ditengah aktivias mengunyahnya.
"Lalu ?," tanya Jeon.
"Ya Lo jangan sampe merusak masa depannya." Menatap dengan pandangan penuh ancaman.
Jeon mendengus kesal dengan tingkah bocil sok jagoan ini. "Gue nggak suka bocil Jung. Terpaut 9 tahun akan menggelikan jika Gue harus bertanggung jawab nantinya."
"Kau menyakiti harga diriku Kak. Lo tau Jung ?, dia lebih sering memanggilku hanya untuk membersihkan rumahnya, kadang mencuci pakaiannya, atau memasak sesuatu untuknya. Dapat dihitung berapa kali dia benar-benar memakai jasaku. Tapi tak masalah, dia membayarku lebih untuk itu," ujar Eunbi.
"Tapi Lo masih virgin kan ?" kunyahannya terhenti ketika sadar apa yang dia tanyakan. "Duh !, sorry itu bukan pertanyaan yang pantas dipertanyakan."
"Hahaha ... Lo tu bener-bener kayak bocah yang kepo banget," Menjeda omongannya sejenak. "Percaya atau enggak, Gue masih Virgin Jung. Mungkin semesta sedang baik padaku, Gue belum pernah mendapat pelanggan yang benar-benar memakaiku, dan sekarang Gue terjebak oleh kak Jeon. Dia bilang nggak suka bekas orang lain, karena dia membayarku lebih jadi aku menurutinya. Gue sempat mikir kerjaan kak Jeon tu apa, sampe mau buang-buang duit ke hal yang nggak berguna kayak Gue gini."
"Lo bener, Gue juga kepo dengan kerjaan ni orang. 5 tahun Gue kenal si Jeon, tapi nggak tau seluk beluk ni orang," tambah Jungkook antusias.
"Gue hampir tiap hari ngabisin waktu disini, dan dia seperti pengguran pada umumnya."
"Ngepet kali," ledek Jungkook.
"Kalo dia ngepet siapa yang jagain lilinnya, orang dia jomblo," timpal Eunbi.
"Miara tuyul," tambah Jungkook lagi.
"Nggak mungkin, dia nggak punya susu, siapa yang bakal nyusuin tuyulnya coba ?"
"Ya susu formula lah kan banyak di toserba."
Jeon yang mendengarnya hampir saja menyemburkan cola yang harusnya dia telan. Polosnya Jungkook.
"Sopankah kalian membicarakan orang lain tepat didepannya ?, apa makanan yang Gue beli ini belum cukup untuk menyumpal mulut kalian berdua ?" sahut Jeon.
"Hehehe ... jangan gampang emosi Jeon, kita cuma bercanda," kekeh Jungkook.
Ketiganya kembali khidmat menikmati junk food yang dipesan Jeon. Setelah kenyang mereka kembali ke hiburan masing-masing, Jeon dan Jungkook yang sibuk mabar, sedangkan Eunbu yang tetap dengan scroll sosmednya.
"Kalo Lo Jung ?" tanya Eunbi tiba-tiba.
"Ha ??, Gue kenapa ?" tanya Jungkook bingung tapi fokus tetap ke benda pipih yang dia pegang.
"Lo kenapa beda sendiri ?. Abang-abang Lo good boy banget tanpa ada masalah apapun selama di sekolah. Lo kaya, masa depan Lo terjamin, apapun yang Lo mau keturutan tanpa embel-embel babibu, abang-abang Lo juga sayang sama Lo. Papa Mama Lo orang terpandang, apa yang kurang ?"
"Yah !. Mati kan Gue. Lo nggak mau ngecover sih Jeon." Melempar HPnya begitu saja. Pandangannya beralih ke Eunbi di sampingnya. "Gue kurang bahagia. Orang yang Lo masukan ke daftar itu dan Lo sebut mama, dia tak hubungan darah denganku dan kakakku. Dia istri Kim Joohun."
"Oh ... Papa mu nikah lagi dan Lo nggak terima ?. Abang-abang Lo bisa nerima kenapa Lo enggak ?. Lo tinggal nerima kenyataan aja Jung." Cetus Eunbi.
"Eunbii ..." Panggil Jeon dan memberi isyarat untuk tidak melanjutkan omongannya.
Jungkook mengalihkan pandangan entah kemana.
Jeon beranjak mendekati Jungkook, tangannya kanannya terulur mengelus pucuk kepala bocah itu dan memberi isyarat Eunbi untuk diam dan tidak melanjutkan kekepoannya.
"Sorry ya Eunbi," ucap Jungkook dengan senyumannya.
Eunbi menunduk setelah melihat senyuman itu. "Gue juga minta maaf ya Jung, udah bikin Lo nggak nyaman."
"Nggak papa," Berdiri mengambil tas sekolahnya, "Gue balik dulu, keburu abang-abang Gue pada balik."
Jungkook pergi setelah mendapat anggukan oleh keduanya.
"Kak, tu anak marah deh keknya," adu Eunbi.
"Enggak kok, tenang aja. Dia cuma butuh waktu aja buat cerita," jelas Jeon.
"Kakak dah tau ?"
"Udah doonngg ..." jawab Jeon dengan wajah kemenanggannya yang menyebalkan.
"Dih ... Aku pulang aja deh. Mukamu nyebelin."
.
.
.
.
.
"Nak Jungkook dah pulang ?" sapa Bibi Lee yang melihat tuan mudanya merebahkan tubuh di sofa.
"Um ..."
"Mau Bibi ambilin apa atau buatin apa ?"
"Nggak Bi, makasih. Aku mau tidur aja, ngantuk".
Bibi Lee pun meninggalkan Jungkook yang mulai terlelap di sofa ruang keluarga. Tak berselang lama Hoseok pulang dari jadwal kuliahnya.
"Ni anak ngapain tidur tak beraturan disini ?," ucapnya saat melihat sang yang sedang tidur. "Kookie ... bangun, tidur di kamarmu."
"Kak Hoseok ...," panggilnya sambil menduselkan kepala ke baju Hoseok. "Kakak selalu wangi, boleh minta parfumnya ?" ucapnya dengan mata yang masih terpejam.
"Bangun hey ..., bersihkan tubuhmu dan kita makan."
Jungkook pun duduk dan masih mencoba mengumpulkan nyawanya yang entah berkeliaran kemana, "Perutku nggak nyaman Kak. Kayaknya kena maag deh."
"Sejak kapan kamu punya maag ?, pola makanmu juga teratur."
"Sejak hari ini, maag nggak harus telat makan tau Kak, pikiran juga berpengaruh."
"Mikirin apa emang ?, ujian ?. Kamu kan pinter, nyonteklah dikit biar nggak terlalu mikir," canda Hoseok.
Jungkook hanya melirik sinis tak ada minat untuk membalas omongan kakaknya itu.
"Oke okee ... Maaf Kookie sayang, kakak cuma bercanda." Mengelus kepala adiknya yang berantakan itu. "Sekarang kamu mandi, minum obat dan istirahat di kamar. Nanti kakak panggil pas waktunya makan malam. ingat ISTIRAHAT, oke," ucapnya penuh penekanan dan diangguki oleh Jungkook.
Setelah berganti pakaian dan minum obat, Jungkook kembali membaringkan tubuhnya di ranjang kamarnya.
Sedikit merasakan perih di perutnya, sebelumya dia tak pernah bermasalah dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan perut. Ini hal pertama yang dia rasakan, memang tidak terlalu sakit, dia masih sanggup menahannya. Rasanya sungguh tidak nyaman, membuat moodnya buruk sejak pagi hari ini.
Tak ada rasa sakit yang melebihi kejadian hari itu. Itulah cara Jungkook meredam rasa sakitnya dan perlahan kembali terlelap dalam tidurnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
mohon dukungannya... ('▽'ʃ♡ƪ)
jangan lupa voment ya. thanks

KAMU SEDANG MEMBACA
Shine on Me
FanfikceTentang kehidupan seorang Jungkook dan ke enam kakaknya. Hidupnya yang hanya seperti "haha hihi" ternyata menyimpan begitu banyak duka lara. Hingga tiba saat dimana keenam kakaknya sadar bahwa adik kesayangannya selama ini hidup dengan topeng yang s...