"Yoon, kemana yang lain ?. Kok sepi ?" tanya Seokjin yang baru pulang dari luar kota karena pekerjaan seminggu lalu.
"Pada sibuk," jawabnya singkat tanpa mengalihkan perhatian dari game diHPnya.
"Kamu nggak kerja ? tumben,"
"Enggak."
Merasa ada yang beda dengan adiknya, Seokjin memilih duduk di kursi minibar samping adiknya itu. Yoongi adalah pribadi yang dingin tapi tidak cuek, dan jawabannya barusan terlalu cuek untuk Seokjin.
"Ada masalah selama aku pergi ?" tanya Seokjin mencoba mencari tau.
Yoongi menghela nafas dan meletakkan HPnya dia memilih afk dari game yang dimainkan. "Gimana kerjaan Lo ? lancar ?"
"Lo ?," Sejenak Seokjin terdiam dengan perkataan Yoongi yang kurang sopan barusan. "Lancar, mereka memetuskan untuk kerja sama. Kamu tau itu yang akau harapkan dari dulu."
"Laptop Lo apa kabar ?."
Lagi, Seokjin tak paham dengan adiknya yang tiba-tiba menanyakan kabar laptopnya. Dia sudah merasa ada yang salah dengan dirinya dan Yoongi sejak kata "Lo" keluar dari mulut adiknya itu. Tapi laptop ?, ada masalah apa Yoongi dengan laptopnya.
"Udah bener kok. Kemarin cume konslet doang selebihnya nggak ada masalah." Tiba-tiba pikirannya kembali disaat insiden laptopnya yang rusak, dan satu-satunya kesalahan yang dia perbuat adalah memukul Jungkook.
"Kau liat kejadian itu ?"
Yoongi terkekeh sejenak. "Gue, Jimin, dan Taehyung melihatnya. Kita liat bagaimana tangan tak berperasaanmu itu mendarat sempurna di pipi Jungkook. Ditambah omongan sampah yang keluar dari mulutmu itu. Bukankah kita sudah sepakat ngga akan mengungkit kematian mama Hana di depannya ?, Lo tau kan kak, tanpa perlu dijelasinpun Jungkooklah yang paling sadar kalo Bundanya itu udah ngga ada, dia yang paling sakit loh."
"Yoon, Gue cuma pengen dia ngga terus-terusan tenggelam dalam masa lalunya dan cepat menerima keadaan sekarang."
"Lo udah capek ngurus dia ?, biarin Gua yang ngurus tu anak."
"Kita terlalu manjain Jungkook, Yoon !." sahut Seokjin yang mulai terpancing.
"Bukannya itu permintaanmu dulu ?. Jungkook bahkan terang-terangan ngga mau kita terlalu manjain dia, tapi Lo sendiri yang ngotot ." Yoongi menjeda kalimatnya mencoba menahan emosi. "Terlalu banyak luka di tubuh Jungkook. Luka itu terlihat sudah kering tapi masih menyakitkan di dalam. Dan tanpa Lo sadari, Lo dan Papa menguak luka-luka itu."
Seokjin hanya bisa menunduk menatap gelas yang sudah kosong beberapa menit lalu. Dia akui dia salah, saat itu dia benar-benar lelah dengan urusan kerjaan dan emosi sesaatnya itu benar-benar mengambil alih dirinya.
"Aku akan memperbaiki semuanya, aku akan menjemputnya sekolah hari ini."
"Bisakah Lo memeperbaiki semuanya secepat Lo memperbaiki laptop busukmu itu ?. Lagian adik Gue ngga bakal pulang kesini lagi. Papamu udah masukin dia ke asrama," ucap Yoongi dan bangkit dari duduknya.
Seokjin yang belum tau tentang hal itu segera menahan Yoongi untuk tidak pergi dulu dari hadapannya. "Sejak kapan ?"
"Empat hari yang lalu."
"Kenapa Lo ngga ngabarin Gue ?!. Kenapa nggak ada seorangpun dari kalian yang ngabarin tentang ini ?!." Merasa tak dihargai sebagai yang tertua, Seokjin bangkit dan mencengkeram kerah Yoongi.
Yoongi tersenyum miring melihat kelakuan kakaknya yang mudah sekali terpancing emosi. "Bukannya Lo sendiri yang bilang Jungkook itu bukan lagi adikmu ?. Kenapa Lo marah ketika ngga dikabarin tentang Jungkook ?. Dia masuk ke asrama juga gara-gara Lo Kak." Yoongi tak menaikan suaranya, hanya saja tanganya ikut terulur mencengkeram kerah Seokjin, dia sudah di puncak emosi.
![](https://img.wattpad.com/cover/328919794-288-k788831.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shine on Me
FanfictionTentang kehidupan seorang Jungkook dan ke enam kakaknya. Hidupnya yang hanya seperti "haha hihi" ternyata menyimpan begitu banyak duka lara. Hingga tiba saat dimana keenam kakaknya sadar bahwa adik kesayangannya selama ini hidup dengan topeng yang s...