"Pa..."
"Hallo sayang..." Joohun beranjak dari tempat duduknnya mendekati sosok bocah dengan wajah kantuk di ambang pintu lalu menggendongnya. "Kenapa diantar kesini, pak ?. Ini sudah malam dan juga sudah lewat jam besuk."
"Maaf Tuan, tadi nak Kookie sudah tidur dan tiba-tiba bangun lalu menangis minta kesini. Kami sudah memberi pengertian, tapi nangisnya semakin menjadi sampai dia sesak nafas. Bahkan di pos satpam tadi nak Kookie juga sempat berulah."
Joohun menatap jengah putra bungsunya. Jungkook kecil dengan sifat tantrum yang tak bisa dikendalikan kecuali oleh bundanya.
"Lain kali jangan seperti itu, okay ?. Kalo Kookie jadi anak yang tidak nurut, nanti Bunda dan Papa sedih."
"Kookie nggak mau Bunda sedih..."
Sedikit cemburu karena tak ada kata papa dikalimat si anak. "Makanya jangan nakal, paham ?"
Jungkook hanya mengangguk dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher sang ayah, dia mengantuk.
Total sudah dua minggu Hana dirawat karena keadaannya yang membutuhkan perawatan intensif. Jungkook yang mengalami cedera di kaki dan tangannya serta lecet di beberapa bagian sudah boleh pulang beberapa hari lalu, sedangkan Jimin dan Taehyung yang mengalami luka luar hanya mendapatkan perawatan beberapa hari.
"Kookie pengen tidur sama Bunda."
"Ngawur. Bunda lagi sakit dan baru aja tidur. Kookie tidur disini aja sama Papa. Lagi pula kenapa juga dateng kesini malam-malam gini ?. Padahal beberapa hari lalu ngerengek pengen pulang katanya bosen di rumah sakit. Sekarang malah balik lagi."
"Kookie pengen sama Bunda."
"Besok juga bisa sayang... kamu juga baru pulang tadi sore."
Jungkook menggedikkan bahunya. "Kookie pengennya sekarang, titik."
Lagi-lagi Joohun hanya bisa mendengus pasrah oleh kelakuan Jungkook.
Malam ini terasa sangat panjang bagi Joohun. Suasanya sangat sunyi hanya terdengar deruan nafas Jungkook yang tertidur di pangkuannya dan juga elektrokardiograf yang tersambung di tubuh Hana.
Rasa lelah dan rasa bersalah selalu menghantuinya setiap waktu. Kejadian hari itu masih terlintas jelas dalam benaknya.
Dia benar-benar merasa sangat bodoh telah menghianati Hana. Menyesal karena baru menyadari betapa pentingnya senyuman yang selalu menyapa disetiap dia membuka mata. Joohun merindukan saat-saat itu kembali.
.
.
.
Malam berganti pagi dan matahari kembali menjalankan tugasnya. Terlihat jelas sosok yang sangat lelah melekat pada diri Joohun, namun dia harus segera beranjak mencari sarapan untuk putranya yang masih terlelap.
"Kookie..." sapanya lembut, mencium pipi kanan kiri sang anak agar segera terbangun.
Hanya lenguhan kecil yang Joohun dapatkan. "Sayang... bangun sebentar, Papa mau minta tolong boleh ?" ucapnya lagi.
Jungkook pun duduk terbangun meskipun masih dengan mata terpejam. "Papa mau minta tolong apa ?" tanyanya.
Joohun memandang lamat-lamat wajah Jungkook, ada rasa tak tega dalam dirinya setelah membangunkan si bungsu.
"Papa mau minta tolong apa ?" tanyanya sekali lagi setelah membuka mata.
"Papa mau beli sarapan, sekalian beliin kamu susu. Jadi tolong jagain bunda ya, sebentar lagi dokternya datang. Kalo ada apa-apa kamu pencet aja tombol merah itu, okay ?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Shine on Me
FanfictionTentang kehidupan seorang Jungkook dan ke enam kakaknya. Hidupnya yang hanya seperti "haha hihi" ternyata menyimpan begitu banyak duka lara. Hingga tiba saat dimana keenam kakaknya sadar bahwa adik kesayangannya selama ini hidup dengan topeng yang s...