Dua Empat

2.2K 210 18
                                        


"Oke... Lo boleh ikut gue," Senyum merekah terpancar indah di wajah Taehyung, tak sia-sia usahanya yang sedari kemarin mengekori Eunbi dan  bangun pagi hari ini untuk mencegat Eunbi di kostannya. "Tapi... lo harus sembunyi di luar, dan jangan sampe orang lain melihatmu. Lo boleh masuk kalo udah ada chat dari  gue." tambah Eunbi memperingatkan.

"Adik gue diculik ?!, lo ngga ada sekongkol buat nyelakain adik gue kan ?" tuduh Taehyung yang merasa curiga dengan arahan Eunbi.

Eunbi hanya bisa menghela nafas beratnya. "Kalian tu ngeselin ya. Jungkook tuh ngelarang gue buat ngasih tau lo dan kembaran lo itu. Disini gue yang terancam jiwa raganya, gue bisa aja dibanting Jungkook karena bantuin lo."

"Sorry... pikiran gue berantakan, gue juga belum makan dari kemarin."

"Bilang aja lo kelaperan," ledek Eunbi. "Lo hari ini bolos ngga masalah kan ?. Kita mampir dulu beli makan, sekalian lo beliin Jungkook makanan kesukaannya, itung-itung buat ngerayu tu anak."

Taehyung mengangguk menyetujui saran Eunbi. Dia akan menahan lapar sejenak agar bisa sarapan bareng adiknya nanti.

Mereka berdua memesan taxi online yang akan mengantarkan keduanya ke tempat dimana Jungkook berada. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai ke tujuan.

Taehyung terdiam sejenak setelah mengetahui tempat tujuannya. "Kenapa disini ?" tanyanya setelah melihat bangunan rumah sakit berdiri kokoh di depannya.

"Ya adik lo ada disini Tet, dia sudah dirawat sejak kemarin. Tapi lo jangan khawatir dulu, Jungkook udah ngga papa kok, cuma lebam di beberapa bagian, mungkin abis berantem terus kalah, tapi tumbenan sih dia kalah, biasanya tuh anak menang terus."

Rentetan kalimat panjang dari mulut Eunbi tak didengar sedikitpun oleh Taehyung. Dia tetap diam terpaku menatap bangunan di depannya, pikirannya kalut. Gambaran negatif bermunculan di kepalanya, merutuki dirinya yang tertidur malam itu. Jika saja setelah kejadian itu dia tetap terjaga untuk menemani adiknya, mungkin hari ini dia tak berdiri disini.

Hingga dia tersadar saat tepukan yang bisa dibilang tidak pelan itu menyadarkan lamunannya. "Ini rumah sakit, jangan ngelamun entar kesambet. Udah, gue masuk dulu lo tunggu sini, jangan sampe ada yang liat lo, dan jangan beri tau siapapun termasuk Jimin, paham ?!" tegas Eunbi.

Lagi-lagi Taehyung hanya bisa mengangguk, dia menutup tudung hoodienya dan duduk di tempat yang tidak terlalu ramai.

.

.

.

"Lama bener lo, gue udah telat banget ini," sambut Jeon yang sudah menunggu Eunbi sedari tadi.

"Lo dadakan ngabarinnya. Harusnya semalem lo ngomong ke gue," kesal Eunbi tak terima, dia baru saja buka pintu ruangan dan langsung disambut omelan.

"Oke, sorry." Jeon menghela napas sejenak, "Semalem panasnya tinggi banget tu anak, tapi sekarang udah baikan. Tadi dia udah sarapan dikit. Sekarang tidur efek minum obat, udah diperiksa juga.

"Lo segitunya banget ma Jungkook," sahut Eunbi.

"Gue juga segitunya ke lo. Lagian udah gue ceritain juga semalem," balas Jeon yang hanya mendapat kekehan dari Eunbi. "Gue tinggal dulu. Lo jangan kemana-mana tetep disini apapun yang terjadi. Gue udah siapin cemilan kesukaan lo, toilet juga ada disini. Jangan pernah ninggalin ruangan ini, anak itu takut di ruang rumah sakit sendirian." pesan Jeon sebelum meninggalkan Eunbi untuk menjaga Jungkook kali ini.

Sementara itu, Taehyung yang sedari tadi sabar menunggu di taman rumah sakit pun segera beranjak dengan menenteng makanan yang tadi dia beli. Langkahnya terburu-buru seakan tak sabar bertemu adiknya, namun hatinya juga tak bisa tenang dengan keadaan adiknya. 

Langkahnya terhenti tepat di depan pintu ruangan Jungkook. Taehyung menghirup oksigen banyak-banyak untuk menenangkan dirinya sebelum masuk ruangan itu.

Tangannya terulur untuk mengetuk pintu sejenak dan memutar knop setelahnya. Kakinya melangkah memasuki ruangan, pandangannya menyisir seluruh ruangan yang hanya ada satu orang nampak tertidur pulas di brankar pasien.

"Dia tidur karena efek obat, dia baik-baik aja kok, gausah khawatir." ucap Eunbi menenangkan.

Taehyung segera duduk di samping adiknya setelah meletakkan barang bawaannya. Tangannya menggenggam lembut tangan Jungkook yang terbebas dari infus. "Hei... kamarmu masih nyaman buat ditidurin loh. Selama kamu di asrama, kakak dan kak Jimin selalu bergantian buat beresin kamarmu, dan kakak sering tidur disana. Tapi kenapa kamu malah milih nginep disini ?, apa kamu nyaman tidur di tempat yang selalu kamu benci." ucap Taehyung lembut.

Pandangannya tak pernah terlepas dari Jungkook. Hatinya terasa teriris saat melihat beberapa lebam dan tubuh adiknya yang memucat.

Lenguhan lirih terdengar saat Jungkook ingin mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap. Dengan sigap Taehyung menahan tangan Jungkook yang hendak dia sisipkan dibawah bantal. "Ssstt... sstt... tanganmu masih terpasang infus, jangan kamu taruh bawah bantal, bisa macet nanti." Dengan telaten Taehyung membenarkan posisi tangan Jungkook,

Jungkook yang merasa sedikit terganggu pun mencoba membuka mata perlahan. "Kak Taehyungie ..." panggil Jungkook dengan suara parau nan lirih.

"Yaa... kakak disini," jawab Taehyung lembut sembari mengusap surai Jungkook.

Mata Jungkook terbelalak didetik berikutnya, dia segera terbangun setelah sadar Taehyung dihadapannya ini benar adanya. "Kak Tae kenapa ada disini ?. Akh—!" memijit pangkal hidungnya, karena pusing yang tiba-tiba menyerang.

"Hei tenang dulu, jangan buru-buru bangun. Ini minum dulu, nanti kakak jelaskan," ujar Taehyung.

Setelah merasa sedikit tenang, Jungkook langsung melayangkan pandangan ke arah seseorang yang sedari tadi menikmati cemilannya dengan posisi yang sengaja membelakanginya. "Eunbii..." panggil Jungkook, pelan tapi entah mengapa sedikit menakutkan bagi siempunya nama.

"Jangan marahi dia, itu bukan salahnya. Kakaklah yang terus-terusan mengekorinya. Kakak sudah lama tau kalo kalian berdua temenan, jadi saat semua temanmu yang kakak kenal tak bisa menjawab keberadaanmu, kakak tanya ke dia dan berhasil. Kau tau ?, kakak selalu merasa berantakan saat kamu tak lagi di rumah, bahkan saat kamu memutuskan untuk tinggal di asrama."

Jungkook hanya menunduk tak ingin mengatakan apapun. Dia tak ingin terlihat lemah dihadapan semua orang terlebih saudaranya. Karena itu menyedihkan baginya.

"Kita semua mencarimu, Kookie. Keadaan rumah sudah tak seperti rumah semenjak kamu tinggal di asrama, di tambah kamu tiba-tiba pergi, kita semua tak pernah lagi menyapa satu-sama lain, saling menyalahkan, dan merasa gagal untuk menjadi kakak yang baik buatmu."

"Maafin Jungkook yang selalu membuat masalah, kak."

Taehyung tersenyum sedih, tangannya kembali mengusap surai lembut sang adik. "Kamu seperti ini karena kami yang kurang mengerti keadaanmu, Dek. Pulanglah, dan kita mulai dari awal. Papa, mama, semua kakak, dan kamu. Kita kumpul lagi seperti dulu."

Jungkook mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Tapi aku sangat membenci orang itu."

"Maksudmu mama Soomi ?," menjeda sejenak, memikirkan jawaban yang sebisa mungkin tak menyinggung perasaan Jungkook. "Pulanglah dulu, kita bicarakan baik-baik. Kamu pasti akan mengerti, dek."

Jungkook hanya bisa tersenyum miring mendengar jawaban kakaknya. "Jadi cuma aku yang tak mengerti ?, atau kalian yang tak mau mengerti ?. Kak, aku akan mencari tau semuanya, aku akan membuktikannya suatu saat nanti. Dan aku akan pulang, tapi tidak sekarang. Jangan beri tahu yang lainnya, Kookie mohon."

.

.

.

.

.

.

.

.

mohon dukungannya... ('▽'ʃ♡ƪ) ( ̄y▽ ̄)╭ Ohohoho.....

jangan lupa voment ya. thanks

Shine on MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang