Satu Dua

2.3K 167 2
                                        

🚫WARNING : Terdapat kata-kata kasar dan kurang sopan.🚫


Pagi ini Jungkook memulai kesehariannya seperti sedia kala, setelah seminggu dia merasa bosan dengan kehidupannya yang tak bergairah.

"Kau sekolah hari ini ?" Seokjin memandangi adiknya yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya dari ambang pintu.

"Ya, hari ini sudah mulai UAS."

"Oke, kakak yang mengantar mu," ucap Seokjin dan hanya diangguki Jungkook sebagai jawaban.

"Tumben nurut." Merasa ada yang janggal dengan respon adiknya itu.

Jungkook merotasikan matanya jengah. "Aku nggak mau materi di kepalaku berubah dengan barisan omelan kakak."

"Yak—." Ucapannya tercekat, rentetan kata-kata yang ingin dia keluarkan ditelannya kasar setelah melihat tatapan sinis adiknya itu. 

Bintang satu, Jungkook yang ini sedang tidak ramah untuk diajak bercanda.

Sepanjang perjalanan Seokjin hanya terdiam dan sesekali melirik adiknya yang entah merapalkan mantra apa dan tangan yang sibuk menulis di media tak terlihat yang disebut udara.

"Jung, nanti langsung pulang. Yoongi bilang kalo kamu ada pemeriksaan lagi setelah memarmu hilang. Mungkin yang lain akan sibuk hari ini, papa juga akan berangkat untuk melanjutkan perjalanan bisnis. Jadi minta paman Lee untuk mengantarmu."

"Periksa apalagi sih, aku udah baik kak. Hanya aku yang bisa memahami tubuhku, jadi nggak usah nurutin omongan dokter kalo keadaan udah baik ... ngabisin duit." Jungkook segera turun meninggalkan kakaknya.

Seokjin hanya menggeleng menanggapi adiknya yang keras kepala itu. Tapi apa yang adiknya katakan itu benar, karena Jungkook adalah tipe yang suka mengevaluasi apa-apa yang terjadi pada dirinya, dan dia akan jujur dengan apa yang dia rasakan.

.

.

.

.

.

Tak langsung pulang, disinilah Jungkook sekarang. Di depan pintu apartement yang sering dia kunjungi.

"Jeon ... Jeoonnn ... Jeon, Jeon, Jeon ... Jo—"

Ceklek.

Pintu itu terbuka menampilan kepala sosok pria dengan wajah berantakannya. "Lo hapal password rumah ini Jung, jadi berhenti manggil kayak ngajak bocil komplek main."

"Hehe ... iseng aja Gue." Jungkook melengos masuk begitu saja. "Lhah. Lo disini juga ?," tanya Jungkook setelah melihat cewek yang duduk di ruang tamu.

"Masih hidup juga ni anak," balasnya cewek itu.

"Eunbi bilang seminggu kemarin Lo pingsan di sekolah, bener Jung ?" Menghampiri Jungkook yang baru saja mendudukkan badannya.

Dan cewek yang berada di rumah Jeon adalah Eunbi, teman sekelas Jimin dan Taehyung.

"Yap, Gue abis dihajar bokap gara-gara bikin malu ke temennya," jawab Jungkook santai. Dia sudah terbiasa terbuka dengan dua orang itu. Jeon dan Eunbi.

"Anak setan emang dia nih." Tunjuk Eunbi.

"Dih, setan pun amit-amit jabang bayi punya anak modelan Jungkook gini," timpal Jeon.

Jungkook mendengus kesal dengan keduanya. "Jeon, Lo udah tua ya. Jangan kayak bocah."

"Nggak usah diingetin, Gue masih 27 tahun btw."

"Terserah." Matanya bergulir ke cewek  disampingnya. "Eunbi, Lo lanjut kuliah ?" tanya Jungkook.

Shine on MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang