Sudah berapa menit Restia di sini? Ia tidak boleh membuang waktu. Pelayan pasti akan mencarinya saat makan siang.
Tapi sebenarnya apa yang ingin dicari Restia? Dalam ingatan Restia Adler ada sesuatu yang tersimpan di sini. Tapi Restia tidak tahu apa itu. Mungkin jika Restia berkeliling ingatan lainnya akan muncul.
Ya, Restia punya waktu satu jam hingga makan siang. Ia harus menemukan sesuatu yang dicari itu. Alasan rasa sesak itu. Alasan Restia Adler nekat memecah kaca sampai mengenai punggungnya ketika masuk.
Mencari dan terus mencari. Hingga di menit terakhir. Restia menemukan lemari kecil di sudut ruang yang sepertinya terlihat seperti ruang kerja. Karena ada banyak buku di rak dan pena beserta tintanya di meja.
"Brangkar?"
"Yah, kalau di dunia ku mungkin itu nama yang tepat. Untung saja bukan brangkar besi."
Restia hendak membuka. Dan seperti dugaan. Terkunci! Namun lagi-lagi ingatan Restia Adler masuk. Memberitahu letak kunci itu. Di taruh di atas lemari. Kunci dengan gantungan belati kecil.
"Apa ini belati sungguhan?" gumam Restia ketika berhasil mendapatinya.
"Entahlah, aku harus cepat."
Brangkar itu berhasil dibuka. Menampakkan satu buku dengan sampul maroon. Di depannya ada lambang keluarga Adler yang kian melebur akibat termakan usia.
"Buku apa ini?"
Meluangkan waktu sejenak. Restia mencari tempat duduk nyaman kemudian membuka satu persatu halaman.
Halaman pertama Restia dibuat terbelalak dengan identitas pemilik buku. Di sana tertulis 'Chalid Adler'.
"Sepertinya ini buku catatan bisnis," gumam Restia saat halaman kedua dibuka. Di sana nampak barisan aritmatika yang cukup rumit. Namun Restia tahu sedikit karena sempat mempelajarinya selama kelas etiket.
Semakin ke sini senyum di wajah Restia mulai pudar. Bagaimana tidak? Ternyata buku ini menjabarkan dengan lengkap, kebejatan Chalid dalam melakukan bisnis ilegal.
Restia kembali membuka halaman demi halaman. Hingga bacaan di halaman terakhir membuat bola matanya menegang dan sekali lagi dada nya terasa sesak!
Ah, ternyata ini yang membuat Restia Adler sangat terpukul.
Buku itu menjelaskan bagaimana Chalid memanfaatkan anak-anak yatim untuk dijadikan budak. Beberapa di antaranya diambil untuk eksperimen kesehatan yang saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan pembedahan organ dalam.
"Ba-bagaimana bisa...."
"Ayah ku...."
Sesak! Ternyata kenyataan ini yang membuat dada Restia sesak! Dengan tangan gemetar, Restia tetap melanjutkan membaca. Persetan dengan jam makan siang! Kepercayaannya pada Chalid sedang diuji di sini.
Sosok Chalid adalah malaikat untuk Restia. Bagaimana dia bisa melakukan hal bejat ini?!
Suara derak menginterupsi. Restia spontan menyahut gantungan belati kecil itu kemudian menodongkan ke depan.
"Livi...." sahut Restia masih dengan linangan air mata.
"Restia tenanglah."
Belati itu ditaruh. Ia mendekap buku yang ternyaya milik Chalid, Ayahnya dalam genggaman.
Bagaimana ini? Jika Livius tahu rahasia kotor di buku ini. Pasti ia tidak segan menganggap keluarga Adler pengkhianat dan akan dieksekusi langsung.
Tapi, apa yang ditakuti Restia ternyata membuat dirinya semakin takut. Ya, akibat ujaran Livius.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villain Want to Die (END)
FantasyHanya karena nama karakter dalam novel sama, tanpa sebab Restia Wardani masuk ke dunia novel dan bertransmigasi ke tubuh Restia Alder D. Freya. Pemain antagonis yang selalu mencelakai female lead. Seolah sudah jatuh tertimpa tangga. Restia tau akhir...