•Chapter 9• Beautiful Train

478 56 2
                                    

I will remember it, All Too Well.

******

Tatiana menarik kopernya. Ia memasuki kereta api dengan tangan yang penuh barang-barangnya. Di belakangnya, Mars berdiri menjulang tinggi juga membawa barang-barang lelaki itu. Sebulan waktu yang cukup lama dan Tatiana tidak mungkin hanya bisa membawa satu koper saja.

"Nah ini, kamu sama Mars di sini. Saya dan guru-guru lain mendapat bagian di depan,"

Tatiana mengangguk. Ia mempersilakan gurunya meninggalkan dirinya dan Mars. Tatiana menatap kursi eksekutifnya yang berdampingan erat dengan kursi sampingnya, kursi milik Mars. Hal itu tanpa sadar membuat Tatiana menghela napasnya.

"Sini gue aja yang angkatin,"

Mars membantu Tatiana menyusun kopernya dan koper milik lelaki itu. Memastikan Tatiana tidak perlu membawa barang yang berat.

"Lo mau duduk di pinggir sini atau samping jendela?" tanya Mars sembari membereskan barang terakhir.

Lelaki itu mengalihkan pandangannya untuk menatap Tatiana.

"Samping jendela aja,"

Mars mengangguk. Ia mundur selangkah. "Silahkan masuk Tatiana,"

Tatiana mendengus. Ia kemudian duduk di kursinya dan bergerak mencari posisi yang sekiranya nyaman. Tak lama, lelaki itu menyusul duduk di samping Tatiana.

"It's gonna be a long ride Tatiana. Lo bisa istirahat,"

Tatiana menoleh. Jaraknya ternyata terlalu dekat dengan lelaki yang juga menoleh ke arahnya.

"You too Mars. Lo juga harus istirahat karena nanti kita belum tentu bisa sesantai ini,"

Mars mengangguk. "Fair enough. Gue mau makan dulu, lo mau?"

Tatiana menggeleng saat lelaki itu mengeluarkan kotak yang membuat Tatiana mendengus ketika melihat isinya.

Salmon yang digrill dengan beberapa potong kentang goreng.

Tatiana mendumal di dalam hatinya. Mars kira mereka akan jalan-jalan? Bekal laki-laki itu terlalu mewah untuk seseorang yang akan mengabdi dan meneliti di sebuah desa yang kecil.

"Kenapa lo ngelihatinnya kayak gitu?"

Tatiana kemudian terkekeh kecil. "Seriously Mars? Harga makanan lo mungkin lebih mahal daripada harga kebutuhan pokok di sana,"

Mars mengangkat kedua bahunya. "Oma gue yang suruh,"

Tatiana terdiam. Kembali mengusik ingatannya pada saat ia bertemu dengan ayahnya beberapa hari yang lalu.

Tatiana mengerjapkan matanya ketika potongan salmon itu berada di depan mulutnya. Lelaki itu menyuapinya dengan salmon.

"Makan. Gue tahu ini terlalu pagi buat lo udah prepare sarapan di rumah,"

Memang jam kini menunjukkan pukul 6.30, dan mana mungkin Tatiana sarapan di jam 5 pagi di rumahnya tadi?

"Enak?"

Tatiana mengangguk. "Salmon mana mungkin pernah salah,"

Mars terkekeh. "Kita bakal ngehabisin waktu bareng dengan waktu yang lumayan lama. Gue nggak sabar buat mendengar ucapan-ucapan sarkas lo ke depannya,"

Tatiana mendengus. "Dan gue nggak sabar menyelesaikan ini semua,"

Mars kembali menyuapi gadis itu yang kini sudah menerima suapannya dengan sangat baik, tanpa mendebat.

"Menurut lo apa aja yang bakal kita temuin nanti di sana?"

Pertanyaan Tatiana seiring dengan kereta yang mulai melaju. Mars menunduk, mengambil kentang gorengnya dan menyuapinya ke Tatiana.

All Too WellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang