You know it's not the same as it was.
*****
"Selamat pagi Tatiana,"
Tatiana yang sedang berbincang dengan ketiga temannya di kursinya mendadak hening ketika Mars yang baru saja datang dan meletakkan satu kotak susu di mejanya. Ketiga temannya saling melirik bingung.
"Gue nggak suka susu full cream,"
Tatiana dengan jutek mengembalikkan susu itu kepada Mars yang diterima dengan baik oleh lelaki itu. Mars tersenyum.
"Oh gitu? Sukanya rasa apa?" tanya Mars.
Lily, Syaena, dan Zaski saling melirik dengan bingung. Ini serius Mars dan Tatiana? Mengapa kini keduanya malah terlihat akrab?
"Gue nggak suka apapun pemberian lo," balas Tatiana ketus.
Mars mengangguk. Ia kemudian memberikan susu itu pada Lily membuat Lily mengerutkan keningnya bingung.
"Tolong kasih ini ke Tatiana ya,"
"Eh?"
Tatiana mendecak. Ia menatap Mars dengan tajam. "Apa-apaan sih lo? Gue nggak mau nerima apapun pemberian lo,"
"Tapi itu Lily yang ngasih kok," ucap Mars dengan senyuman tipis.
Tatiana merebut susu kotak yang ada di tangan Lily dan berdiri. Tatiana kemudian melangkah menuju meja Lova. Ia tahu gadis yang sangat membencinya itu menyukai Mars.
"Nih dari Mars. Dia malu ngasih ini langsung ke lo," ucap Tatiana dengan cuek.
Mars dan ketiga teman Tatiana menatap Tatiana. Mars menaikkan sebelah alisnya. Terkejut dengan perlakuan gadis itu.
"Mars, serius dari lo?" Lova bertanya dengan senyuman yang tertahan.
Tatiana mengangguk. "Besok-besok suruh Mars ngasih langsung aja ke lo. Repot banget melalui gue segala,"
Tatiana kemudian menatap remeh pada Mars dan membalikkan badannya menuju kursinya lagi. Ketiga temannya hanya mengerjap tidak tahu harus menanggapi apa. Pagi ini sudah banyak kejutan dari interaksi Tatiana dan Mars.
"Oke nggak apa-apa yang kali ini dikasih ke Lova," ucap Mars sambil tersenyum. Ia menatap Tatiana.
"Pulang bareng gue nanti ya,"
Tatiana hanya diam. Terkesan tidak menanggapi kehadiran Mars dan mencoba mengajak teman-temannya mengobrol.
"Kalau lo diam doang, gue anggap iya,"
Tatiana diam tidak menanggapi membuat Mars menghela napasnya. Lelaki itu kemudian melangkah duduk di belakang Tatiana.
Lelaki itu memandangi Tatiana dalam diam dari belakang. Ia harus meyakinkan dirinya sendiri dulu sebelum meyakinkan Tatiana tentang perasaannya.
Mars kemudian menunduk. Entah kenapa ia dan Tatiana seperti ini. Padahal ia sudah yakin kalau gadis itu pasti merasakan perasaan yang sama sepertinya. Yogyakarta dan segala kenangannya sangat indah. Tidak mungkin Tatiana sekuat itu untuk menahan perasaannya.
Tetapi, kenapa sekarang Mars jadi ragu? Mars ragu kalau ia benar. Ia ragu pada dirinya sendiri yang percaya bahwa Tatiana juga memiliki perasaan yang sama sepertinya.
Apakah... apakah Tatiana berkata jujur ketika ia mengatakan bahwa ia tidak menyukai Mars?
Mars mengepalkan tangannya. Ia tidak suka dengan pernyataan kalau Tatiana tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.
*****
"Duh panas banget," keluh Tatiana.
Kelasnya sedang melangsungkan pelajaran olahraga. Ia dan ketiga temannya baru saja duduk. Kali ini giliran para lelaki yang bertanding voli.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Too Well
Teen Fiction[ON GOING] [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI!] "I don't want you to get hurt. No- in fact, I don't want us to get hurt. We will never make it Mars. Admit it," Tatiana Aulia Arshandra. Gadis dengan sejuta misteri bagi siapapun yang mengenalnya...