Hidupku sudah penuh tekanan, akankah bersamamu mengurangi atau justru menambah tekanan itu?
******
"Lo kenal Ti sama si anak baru itu?"
Tatiana yang sedang menyuap kentang goreng miliknya segera menggeleng mendengar pertanyaan Lily. Saat ini kantin sedang penuh-penuhnya mengingat kini jam istirahat tengah berlangsung.
"Kok dia kayak sok kenal gitu sih sama lo?" tanya Zaski.
Tatiana kembali menggeleng. "Gue juga nggak kenal. Yakali kenal. Dia aja pindahan dari Inggris,"
"Tau! Lo gimana sih Ki," Balas Lily. "Tapi jujur lo sama si anak baru ada sedikiiiit kemiripan. Sedikit," lanjut gadis itu.
Tatiana terdiam. "Fisik?" tanyanya yang dijawab anggukan kecil oleh Lily.
"Mungkin karena sama-sama blasteran kali. Kan ada vibes bule gitu," ucap Syaena yang membuat Tatiana mengangguk. Menyetujui ucapan gadis itu.
"Siapa tadi namanya?" tanya Lily sembari mengunyah nasinya.
"Telen dulu Ly baru nanya," kesal Zaski lalu meminum es tehnya. "Mars," lanjut gadis itu menjawab pertanyaan Lily.
"Namanya kayak nama planet. Aneh ya?" ucap Syaena.
"Unik kali. Jarang-jarang kan nemu nama yang unik kayak gitu," balas Lily. Syaena mendengus lalu mengangguk. Ikut setuju dengan ucapan Lily pada akhirnya.
"Kayaknya anaknya nakal deh,"
Ketiganya kompak menoleh pada Zaski. "Nakal gimana?" tanya Syaena.
Zaski mengangkat kedua bahunya. "Kebiasaan sekolah di Eropa mungkin,"
"Jangan judge dari asal dia Ki," peringat Tatiana membuat Zaski berdeham.
"Iya sih. Tapi liat aja gayanya tuh," tunjuk Zaski pada satu meja yang terdiri dari tiga orang, Mars, Rodi, dan Yoshi yang juga teman sekelas mereka.
"Bajunya dikeluarin. Rambut lumayan panjang dan acak-acakan. Bahkan kancing nya sengaja dibuka dua gitu. Biar apa coba? Pamer daleman?"
Lily terkekeh. "Segitunya lo merhatiin Mars Ki. Biarin aja lah, mungkin dia nggak kebiasa makai seragam kan?"
"Anak Osis mah beda Ly, lo nggak lihat penampilan Zaski? Di sekolah bajunya uhh teladan banget. Giliran malam udah beda lagi penampilannya," timpal Syaena yang membuat mereka kompak tertawa.
Tatiana tertawa kecil lalu ikut menatap penampilan Mars. Sebagian dalam dirinya entah mengapa setuju dengan pendapat Zaski bahwa Mars bukanlah lelaki baik-baik.
Namun sayang, belum sempat Tatiana mengalihkan pandangannya, Mars keburu menatapnya. Membuat keduanya sempat bertatapan sebelum akhirnya Tatiana memilih memutus pandangannya dengan raut datar.
"Perasaan gue aja atau Mars lagi ngeliatin lo ya Ti?" tanya Syaena.
Tatiana menggeleng. Kembali memakan kentang gorengnya.
"Ti,"
Tatiana mendongak. Begitupun ketiga sahabatnya. Senyum Tatiana mengembang mendapati Gendra yang kini berdiri menjulang di sampingnya membawa satu kotak susu coklat kesukaan Tatiana.
"Nih," ucap lelaki itu sembari memberikan susu tersebut yang diterima dengan senang hati oleh Tatiana.
"Tangan lo kenapa lagi?" tanya Gendra memperhatikan balutan perban pada tangan Tatiana.
"Hah? Oh. Oh ini kegores pintu kelas. Biasalah. Lo tau gue ceroboh kan?"
Tatiana memang gadis ceroboh, tapi Gendra tentu tidak bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Too Well
Teen Fiction[ON GOING] [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI!] "I don't want you to get hurt. No- in fact, I don't want us to get hurt. We will never make it Mars. Admit it," Tatiana Aulia Arshandra. Gadis dengan sejuta misteri bagi siapapun yang mengenalnya...