After all this time, I still wish you here with me.
******
Tatiana menarik napasnya dengan dalam. Kemudian ia memejamkan matanya. Beberapa detik berlalu ia kembali membuka matanya. Kali ini ia menoleh, di sampingnya terdapat Bastien Arshandra yang menatapnya dengan khawatir. Tatiana tersenyum tipis.
"Tenang, Tatiana," ucap Bastien kepada putrinya.
Dua tahun lalu, Bastien Arshandra resmi bebas dari penjara. Tatiana sendiri yang menjemputnya. Meskipun Tatiana menetap di Sydney bertahun-tahun, ia kembali pulang hanya untuk menjemput sang ayah.
Tatiana mengangguk. Ia kemudian menjulurkan tangannya pada Bastien untuk digenggam. Mereka berdua berjalan dengan seluruh pandangan mengarah kepada mereka.
Tatiana menatap seisi ruangan yang sudah didekorasi dengan warna putih dan coklat. Ia tersenyum tipis. Menyadari kini seluruh mata memandang ke arahnya dengan berbagai macam tatapan.
Tatiana memandang lurus ke depan. Perasaan gugupnya sirna, menyisakan kehangatan yang menjalar ke hatinya. Ia kembali tersenyum tipis. Di sana calon suaminya sudah memandang dirinya dengan tatapan yang penuh dambaan.
Seperti yang sudah Tatiana bayangkan.
Tanpa sadar Tatiana menggeser tatapannya ke belakang calon suaminya. Di sana, Mars dan Venus berdiri di belakang calon suaminya. Menatap dirinya dengan penuh kasih sayang.
Tatiana menarik napasnya dan kemudian menunduk. Berulang kali ia mencoba mengatur napasnya sembari berjalan mendekat kepada calon suaminya.
Ya. Ia akan menikah. Bukan dengan Mars, bukan dengan lelaki yang selama ini menjadi tempat ia menitipkan hatinya untuk waktu yang... sangat lama. Bukan.
Hari ini ia akan menikahi Adam Tjokroandara. Anak dari pengusaha ternama yang ia temui saat peringatan kematian Dhiya Tjandrata dua tahun yang lalu.
Pada akhirnya hatinya yang selama ini ia titipkan pada Mars dapat kembali berlabuh pada Adam. Ya, Tatiana memantapkan pilihannya. Meskipun dalam hatinya berulang kali ia berdoa bahwa semoga apa yang dipilihnya ialah hal yang benar.
Meskipun, terkadang di dalam hatinya percaya bahwa separuh hatinya masih tertinggal pada Mars, kakak sepupunya.
*****
Tatiana berdiri sendirian. Adam sedang bersama kolega bisnisnya. Untungnya ia sudah mengganti gaun akad nya dengan gaun yang lebih ringan sehingga meskipun berdiri sendirian di sini, ia tidak begitu merasa letih seperti tadi.
Tatiana sudah selesai menyambut teman-temannya. Mereka semua datang untuk memberikan selamat dan Tatiana sangat senang akan hal itu.
Tatiana menatap Adam dari jauh. Pria itu nyaris sempurna membuat ia tersenyum tipis.
"I'm happy for you,"
Tatiana menoleh dan tersenyum tipis ketika mendapati Mars kini berdiri di sampingnya. Pria itu nampak gagah dengan setelan jas yang sangat pas di tubuhnya.
"Thanks," jawab Tatiana tanpa menghilangkan senyumnya.
"Adam is a good person. He will treat you better than anyone else,"
Adam juga merupakan salah satu kolega bisnis Mars. Sudah bertahun-tahun pria itu memegang saham utama Tjandrata. Tjandrata kembali naik berkat kepintaran dan kelihaian Mars.
"I know," bisik Tatiana pelan.
Tatiana tahu itu. Tatiana percaya itu.
"So? Lo bakal tinggal di New York?" tanya Mars mengingat Adam berkediaman tetap di New York.
Tatiana menggigit bibirnya. "Kita belum diskusiin tentang itu,"
Mars mengangguk mengerti. "Ti," panggilnya.
Tatiana menoleh, kini menoleh penuh beserta badannya yang menghadap pada Mars. Tatiana menatap Mars.
"One last dance?"
Musik yang mendayu dan Tatiana dapat melihat beberapa tamu berdansa dengan penuh senyuman. Tatiana kemudian mengangguk pelan dan menerima ajakan Mars.
Keduanya sudah berada di lantai dansa. Tatiana sempat menahan napasnya ketika tangan Mars kini berada di pinggangnya. Menariknya mendekat. Hingga kini keduanya begitu dekat. Tatiana dapat menatap mata yang selalu meneduhkan itu.
"You are so beautiful tonight. Just like what I always imagine it,"
Tatiana mematung meskipun tetap mengikuti langkah Mars yang santai.
"Do you know Ti? Sometimes this day is picture in my mind. Bedanya cuma gue bukan di sini sebagai best man. Tapi sebagai suami lo,"
Tatiana hanya diam. Tidak tahu harus merespon apa.
"I'm glad you finally found your man Ti. I know you guys deserved each other's," bisik Mars pada Tatiana.
"Now, it hurts for me to think that you're probably not here anymore. But I know that you're happy Ti,"
Mars memberhentikan langkahnya. Menatap Tatiana dan tersenyum tipis sedangkan Tatiana hanya mematung menatap pria itu. Mars menarik Tatiana ke dalam pelukannya.
"Promise me you'll be happy Ti. Karena kalau lo nggak bahagia, gue janji akan jadi orang pertama yang jemput lo pulang. Pulang, dan hanya ke gue. I love you Tatiana, then, now, and always,"
"I will remember you, us, all too well,"
****
SELESAI.
Haloo gimana tanggapan kalian setelah selesai membaca All Too Well?
Selesai juga cerita ini. Terima kasih kalian sudah bersedia menunggu hingga selesainya cerita ini.
Aku udah publish cerita baru, judulnya THE MOMENT WHEN RAIN FALLS. Silakan dicek!!
Thank you. Thank you. Thank you.
Sampai ketemu lagi di cerita selanjutnyaa!!
KAMU SEDANG MEMBACA
All Too Well
Genç Kurgu[ON GOING] [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA CERITA INI!] "I don't want you to get hurt. No- in fact, I don't want us to get hurt. We will never make it Mars. Admit it," Tatiana Aulia Arshandra. Gadis dengan sejuta misteri bagi siapapun yang mengenalnya...