•Chapter 23• Tawaran

430 67 7
                                    

"Sometimes you think that you want to disappear but all you really want is to be found"

******

"Tati,"

Tatiana bahkan hanya terdiam ketika mendengar suara yang memanggilnya. Tatiana juga tak bergerak ketika seseorang memeluknya. Pandangan Tatiana hanya kosong dan buram. Air matanya terus menetes dan menumpuk di pelupuk matanya.

"I want to ask if —are you okay, but I know you are not okay,"

Tatiana kemudian menoleh. Menatap Lily yang datang menghampirinya sendirian. Gadis itu masih memeluknya. Tatiana dapat merasakan pelukan Lily mengerat. Gadis itu seperti turut merasakan kesedihannya membuat air mata Tatiana semakin menetes.

"Apa yang salah dari gue Ly?" tanya Tatiana dengan lirih. Ia membiarkan Lily terus memeluknya sedangkan Tatiana terdiam kacau.

"Kenapa semua hal yang gue lakuin selalu salah di mata semua orang? Gue nggak pernah minta sama Tuhan untuk dilahirkan seperti ini Ly. Ini takdir yang gue harus jalanin, gue tahu —tapi kenapa berat banget Ly? Kenapa susah banget buat jalanin takdir kayak gini? Gue nggak pernah minta sama Tuhan untuk dilahirkan sebagai seorang Tjandrata dengan garis kehidupan yang kayak gini,"

"Gue nggak pernah mau nyakitin Mars, Ly. Nyakitin dia cuma buat gue semakin sakit. Gue nggak pernah punya niatan ngehancurin Mars —tapi pada akhirnya gue ternyata ngehancurin dia. Gue harus apa Ly?"

Lily melepas pelukannya. Ia menatap Tatiana dengan sendu kemudian menggenggam tangan sahabatnya itu yang sangat dingin. Bahkan di cuaca yang sangat panas seperti ini, seluruh tubuh Tatiana mendingin.

"Ti, dengarin gue ya. There's nothing wrong with you Ti. Lo nggak salah. Lahir sebagai Arshandra ataupun Tjandrata, lo nggak salah Ti. You have tried your best selama ini. Mungkin memang nggak akan pernah muasin semua orang, tapi bukan berarti lo gagal Ti. All the achievements that you've got, all the efforts that you've done, semuanya udah membuktikan kalau lo itu orang yang baik Ti. Ketika masih banyak orang yang nggak suka sama lo, jangan lo jadiin beban. Jangan ngebuat hal itu jadi bikin lo mikir kalau lo nggak worthy. They just can't see how wonderful you are, Ti,"

"Untuk masalah lo sama Mars, you both hurting each other Ti. Lo nggak bisa bilang lo nyakitin Mars doang ataupun sebaliknya. Kalian sama-sama nyakitin. Tahu kenapa?"

"Karena rasa sayang kalian terlalu besar untuk satu sama lain Ti,"

*****

"Mars," panggil Tatiana dengan pelan. Tatiana memberhentikan langkah Mars di koridor sekolah saat lelaki itu berjalan menuju parkiran. Tatiana sudah menahan dirinya untuk tidak mengganggu Mars hingga pulang sekolah ini.

Tatiana mencoba berdiri di samping Mars yang tidak memberhentikan langkahnya. Lelaki itu tidak mempedulikan panggilan Tatiana dan terus berjalan.

"Mars," panggil Tatiana sekali lagi. Namun hal itu tak kunjung membuat Mars menghentikan langkahnya. Tatiana terpaksa menahan lengan itu. Berhasil. Cara itu cukup berhasil untuk menghentikan langkah Mars. Namun pandangan yang kini menatapnya sangat menusuk membuat Tatiana gelisah tak nyaman.

"Lepas,"

Tatiana menggeleng pelan. Justru malah mengeratkan pegangannya pada tangan Mars.

All Too WellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang