(Part 1) 01 - Hunted

168 19 6
                                    

Suara langkah kaki memenuhi lorong-lorong panjang sekaligus gelap. Aku dan teman bodohku ini – Vallery, sedang berada dalam sebuah adegan di mana kami berdua sedang dikejar-kejar oleh sekumpulan Hunter—lebih tepatnya enam Hunter yang sedang kelaparan dan melihat kami berdua sebagai santapannya siang ini. Klip dalam pistol Glock-ku hanya tersisa sekitar 12 butir peluru, dan aku tidak bisa terus berbalik arah setiap saat ketika kakiku sendiri sulit untuk mencari pijakan di dalam gedung yang sudah miring 45 derajat ke arah kiri ini.

Lumut-lumut di tembok juga sering kali menjadi rintangan untuk sekadar menaruh tangan dan menyeimbangkan kembali tubuhku yang sesekali nyaris tergelincir. Di saat yang sama, detak jantung memacu tubuhku untuk terus berusaha berlari lebih cepat.

Lorong yang terasa cukup panjang ini membuatku terus bertanya-tanya kapan aku bisa sampai di suatu tempat dan istirahat untuk sejenak. Ketika aku melihat kesempatan, aku memutar tubuhku. Aku menarik pelatuk pistolku dan memuntahkan empat butir peluru dengan rentang waktu yang sangat singkat. Semuanya kena, kecuali satu hal: aku gagal menembak otak atau jantung mereka.

Memang sedikit sukar, otak sebenarnya target yang lebih mudah, namun Hunter mempunyai tengkorak yang cukup kuat untuk menahan tembakan pistol, terutama jika hanya Glock yang punya penetrasi peluru tidak terlalu baik. Jadi, kesempatan terbaik adalah menembak jantungnya. Jantung merupakan target yang lebih mudah, hanya saja hal ini sering terlewat karena mereka memiliki struktur tulang rusuk yang lebih rapat dari manusia.

"Kau yakin ini sesuai rencana?" tanyaku sambil sesekali mengawasi ke arah belakang. Lalu aku menembakkan dua peluru lagi. Dar-dar! Kilatan cahaya membuatku dapat melihat rupa ngeri mereka dengan jelas.

Aku bisa saja menggunakan M4 yang sedang kukalungkan di tubuh, namun aku butuh sedikit waktu untuk bisa membidik dengan akurat, dan aku mungkin akan kehilangan sedikit waktu berhargaku untuk berlari dari kejaran mereka. "Val? Vallery?!" teriakku lagi, kali ini dengan nada yang lebih grogi karena manusia yang sedang berlari di depanku ini tak kunjung menjawab pertanyaanku.

"Apa?! Apa!" dia akhirnya menoleh, keringatnya menetes seolah dia sedang mandi. Sekilas mungkin beberapa orang akan menduga keringat tersebut dikontribusi dari tas ransel berat yang dia bawa, tetapi sebenarnya tidak. Hunter itulah yang memotivasinya untuk berlari lebih cepat dari mereka. Kalian tahu, Hunter bisa berlari lebih cepat dari rata-rata manusia pada umumnya, terutama di area terbuka. Sehingga, jika Hunter itu bisa membuatnya berlari seperti itu, maka tas yang dia bawa itu bukan apa-apa. Hebat, kan? Lebih hebatnya lagi adalah kupluk yang dia gunakan seolah tidak terpengaruh oleh apa pun, bahkan oleh gravitasi sekali pun! "Aku yakin semua sudah sesuai rencana kita! Kecuali bagian di mana kita sedang dikejar-kejar oleh sekumpulan Hunter saat ini!" jawabannya tidak kalah panik dengan caranya berlari dari Hunter tersebut. Gerakannya sangat lincah untuk ukuran benda yang sedang dia bawa di punggungnya itu. Aku terkadang berpikir bahwa dia akan menghilang secepat aku menoleh ke belakang.

Kami berdua berlari lebih jauh, sesekali ada cahaya yang bisa kulihat lolos dari lubang-lubang di tembok, cahaya yang sedikit hijau karena cuaca di luar memang sedang panas. Panas radiasi, bukan panas biasa dari sinar matahari.

Tatapanku kembali terang ketika aku melihat sebuah tikungan di depan. Ada dua kemungkinan yang bisa kami ambil, jadi harus mengambil keputusan yang cepat. "Kiri atau kanan?!" aku menatap dua puluh meter tepat ke arah tikungan di depan kami.

"Kanan?!" Vallery menjawab dengan cepat dan memberi lirikan kilat ke arah belakang dan kembali menatap depan ketika menyadari di belakangku ada Hunter yang masih mengejar dengan beringas. "Maksudku—kiri! Kiri!" dia dengan segera membenarkan. Namun sialnya, aku sudah terlanjur memberi seluruh beban tubuhku ke arah kanan, dan dia malah bilang untuk belok ke kiri. Aku sempat berpikir untuk menabrakkan tubuhku ke dinding dan menggunakan benturan itu untuk memindahkan beban tubuhku untuk belok ke kiri.

Untungnya, tangan Vallery berhasil meraih pergelangan tangan kiriku dan aku berhasil menarik kembali bebanku ke arah yang tepat, "Serius, Val?!" aku memberikan tatapan maut padanya dan ingin sekali memukulnya dengan selongsong M4 di punggungku, namun dia justru berlari semakin cepat.

"Maaf, maaf!" ujarnya dengan cepat.

Karena kami belok ke kiri, maka trek di depan kami menjadi turunan 45 derajat, segerombolan Hunter justru memperlambat laju mereka untuk berhati-hati. Sedikit lucu, bukan? Mereka takut kalau tersandung dan terjatuh meski mempunyai tangan dengan cakar-cakar yang tajam untuk mencincang tubuh mangsanya. Dengan ini, aku jadi punya kesempatan untuk menembak. Jadi aku menunggu waktu yang tepat untuk menembakkan sisa enam peluru pada klip ini.

Tapi ternyata Hunter tersebut masih bisa menghindari dua peluru pertama yang aku tembakkan. Namun kabar baiknya, dua dari tembakanku mengenai kepalanya, membuat mereka langsung jatuh tersungkur dan mati. Darah mereka memercik ke sekitar lorong sempit tempat mereka mengejar kami, sementara debu-debu langsung terbang dengan liar menutupi penglihatan. Membunuh Hunter dengan menembak kepala mereka itu merupakan keberuntungan, terutama dengan pistol ini – karena seperti yang kukatakan tadi, tengkorak Hunter cukup keras untuk dapat ditembus oleh Glock.

Dua peluru lainnya tidak cukup beruntung, hanya mengenai bahu dan perut Hunter lainnya. Jadi masih ada beberapa yang mengejar kami.

"Aku kehabisan peluru." Aku langsung memasukkan Glock yang kupegang kembali ke dalam saku pistol di pinggangku. Aku tidak bisa mengandalkan senapan serbu seperti M4 di situasi seperti ini karena aku akan sangat kerepotan, dan aku sudah kehabisan klip untuk pistolku.

"Tangkap ini." Vallery melempariku Berreta miliknya yang tidak pernah dia gunakan sama sekali dalam pengejaran ini, "Aku tidak yakin bisa menggunakan itu, jadi..."

Aku menangkapnya dan langsung menyerbu keempat Hunter yang tersisa tanpa berpikir panjang. Sayangnya aku salah prediksi, aku baru ingat kalau Berreta itu sedikit lebih berat dan butuh dua tangan untuk menembak dengan akurat. Jadi beberapa dari tembakanku luput, dan aku hanya melihat darah yang muncrat dari Hunter yang berhasil aku tembak, memberi warna pada tembok dan lantai yang sudah tidak jelas lagi berwarna apa.

"Berreta-mu ... 15 peluru, kan?" napasku tersengal-sengal karena aku tidak memperhatikan irama berlari dan caraku menembak. Pokoknya sangat kacau. Sebenarnya ini pertanyaan yang retoris karena aku tahu, Berreta dan Glock mempunyai kapasitas peluru yang tidak jauh berbeda, Glock mempunyai dua peluru lebih banyak dalam klipnya namun lebih enteng, sedangkan Berreta lebih berat dan besar secara dimensi namun mempunyai penetrasi yang lebih baik daripada Glock.

Sialnya, aku terlalu sibuk menoleh ke belakang untuk mencari celah menembak sehingga aku tersandung dan menjatuhkan Berreta milik Vallery. "Ah!" aku sempat ingin berhenti untuk mengambil kembali pistol itu, namun tangan Vallery dengan sigap meraihku—lagi—agar tetap berlari.

"Biarkan saja," katanya seraya melepaskan tangan yang sempat menarikku dengan cepat.

Aku kembali mendapat ritme berlari setelah satu belokan, namun secepat itu pula kami menemukan tangga menurun yang berarti kami sudah berada di salah satu ujung bangunan. Tepat setelah menuruni tangga dan mendapati tangga buntu, kami kembali memasuki lorong lainnya. Itu artinya kami harus mencari tangga lain di ujung lorong lainnya. Ketika aku mulai mempercepat laju lariku, Vallery menarik tanganku untuk masuk ke dalam sebuah ruangan yang berada di sebelah kanan.

"Sini!" ucapnya dengan bisik-bisik, yang kemudian langsung menutup pintu dan mendorong sebuah meja berukuran sedang ke arah pintu sebagai barikade darurat. "Bantu aku menutupnya," pintanya tak kalah lirih. Aku membantunya dengan cepat dan kemudian dia membungkam mulutku dengan tangannya sembari berbisik, "shh..." dengan ujung jari tangannya yang lain.

OriginsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang