09 - The Game

36 6 3
                                    

Kami membawa Revenant itu ke tempat sebelumnya. Rohry yang baik hati bersedia memerbannya sedikit—meski tidak sebagus dan sebaik dia memerban Leon—agar tidak terjadi pendarahan sehingga dia bisa diinterogasi. Papi yang dibantu oleh Leon membawa Hollow tersebut ke gudang kecil yang berada di belakang rumah, mengikatnya ke sebuah kursi besi yang sudah cukup berkarat.

"Hei, kau tadi ke mana?" tanyaku pada Vallery dengan wajah sinis. Entah sejak kapan dia sudah duduk di sofa berdebu itu lagi – di tempat yang sama seperti sebelumnya.

Aku yang baru saja mengantar segelas minuman untuk tawanan itu langsung duduk di sebelahnya, tatapanku masih terpaku pada beberapa senjata yang terjajar rapi disandarkan pada dinding sembari berpikir kenapa aku bisa menyukai benda yang dapat dengan mudah mengambil nyawa.

"Kau tahu sendiri, aku tidak bisa membantu banyak dalam pertempuran. Jadi, aku pikir aku lebih baik menunggu di luar." Dia melirikku seraya mengangkat kedua bahunya lalu bersedekap, membuatku kesal untuk sesaat. Aku menaruh tangan kiriku di tangan sofa, menekuknya dan menggunakannya sebagai tumpuan kepalaku. "Kau tidak apa-apa?" tanyanya melanjutkan. Aku langsung melempar seringai tajam padanya – memandangnya dengan heran. Heran mengapa dia tidak merasa gerah memakai penutup kepala setiap saat.

"Tipikal," balasku membuang muka. "Aku penasaran dengan apa yang mereka cari dari Revenant itu," aku melanjutkan sambil memicingkan mata ke arah pintu belakang yang setengah bagian atasnya terbuat dari kaca plastik, sudah kotor dan kusam tapi masih bisa kulihat.

Tidak jauh di balik pintu itu aku melihat Leon dan Papi sedang berdebat mengenai sesuatu, aku tidak bisa mendengarnya. "Kira-kira mereka sedang memperdebatkan apa?" tanyaku pada Vallery, diikuti dengan tolehan ke arahnya lalu kembali pada dua orang di kejauhan itu.

"Kau bisa lihat sendiri," dia menunjuk Papi dan Leon yang sedang berdebat di balik pintu itu dengan telunjuknya. "Mungkin sekarang mereka sedang berdebat tentang benda itu." Dia mengangkat bahunya lagi dan melayangkan tatapan datarnya padaku. "Dan menurutmu?" dia melanjutkan dengan pertanyaan yang tidak kumengerti.

"Menurutku apa?" aku bertanya bingung, aku memiringkan kepala, meliriknya lagi.

"Mungkin kau bisa membantu mereka dengan interogasinya sebelum kedua orang di halaman belakang kehilangan kesabaran dan memotong setiap bagian tubuh dari makhluk malang itu ... sebelum sempat mendapatkan informasi yang mereka inginkan." Dia berhenti sejenak. "Kau mungkin menyebalkan, tapi kau kan cukup ahli bermain polisi-polisian." Well, terima kasih atas pujiannya, Vallery.

"Terima kasih atas pujiannya, Tuan Tidak Berguna Di Medan Perang."

"Sama-sama," dia mengangguk-angguk dengan menyebalkan selagi melempar seringai. "Tapi tunggu sampai mereka berdua selesai dengan Hollow itu." Dia terlihat berpikir untuk sesaat. "Kalau dugaanku benar, kau mungkin akan diberi kesempatan. Jika beruntung. Tapi Coach yang harus kau waspadai karena aku tidak yakin dia akan membiarkanmu dengan mudah." Kalimat terakhirnya terdengar seolah sebuah pertanda untukku.

Baiklah, aku akan menunggu. Dan seharusnya tidak lama.

~ O r i g i n s ~

Sekitar kurang lebih satu jam, mereka berdua keluar dari gudang kecil itu. Aku sudah siap menunggu di luar rumah, di sebelah pintu belakang dengan menggunakan masker biasa karena udaranya masih cukup bersih untuk dihirup. Aku langsung menarik tubuhku dari sandaran di dinding ketika Papi dan Leon dengan wajah masam menuju kemari, mereka berdua juga mengenakan masker yang sama sepertiku.

"Ada hasil?" tanyaku. Leon spontan menggeleng dan berhenti, membiarkan Papi masuk ke dalam terlebih dahulu.

"Tidak ada," jawabnya. "Dia justru mengancam kami, mengoceh bahwa ada Revenant lainnya yang akan datang untuk menjemputnya." Dia menyibakkan rambut pirang yang lebih panjang dari rambutku dan mengikatnya dengan gelang yang melingkar di pergelangan tangannya. Itu kemungkinan bisa terjadi. Lagi pula, kami ada di wilayah yang cukup dekat dengan Borderlands – tempat liar yang menjadi rumah dari para Hollow terlantar dan utamanya: Revenant, Hollow pemberontak yang tidak mendapat tempat di NCS.

OriginsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang