42 - The Threat

11 2 0
                                    

Deru mesin mobil terdengar tidak beberapa lama setelah Hollow itu pergi, dan dengan segera menjauh seiring derunya mengencang dan memekakkan telinga. Kemudian, ledakan terdengar. Duarr!

Tentu saja ledakan terdengar. Memangnya Guardian akan melepaskan saksi seperti itu dengan mudah? Tidak mungkin, kan?

"Mereka memang tidak akan selamat sejak awal, kan?" kataku.

Ross menggeleng. "Tidak," jawabnya, dan membuatku sedikit kesal. "Tidak ada yang selamat sejak awal misi ini dimulai," lanjutnya dengan senyum yang membuatku muak, lalu mengangkat kedua tangannya, "Dua Hollow tadi hanya umpan agar dia mau berbicara. Metode yang kugunakan lebih efektif – namun tidak ortodoks seperti 'polisi baik dan polisi jahat'. Aku menyebutnya dengan hanya 'polisi jahat' saja, karena konsep 'polisi baiknya' adalah hal yang hanya akan memperlambat jalannya prosedur interogasi."

Aku percaya itu bukan omong kosong. Aku percaya itu karena aku baru saja menyaksikan betapa 'tidak ortodoksnya' metode yang dia lakukan. Papi dan Leon saja tidak menggunakan metode seburuk itu, setidaknya dari sebagaimana aku mengenal mereka. Dan berbicara tentang ortodoks, aku lebih suka menyebutnya dengan barbar dan tidak manusiawi.

"Jadi apa yang akan kau lakukan? Membunuhku juga?"

Ross tertawa lirih, diikuti Snyder, Inserra, dan Krause.

"Membunuhmu? Tidak, tidak. Aku tidak akan membunuhmu," katanya, disertai seringai licik. "Aku bisa saja membunuhmu dan mengatakan bahwa kami mengalami sedikit 'kecelakaan' dan blablabla... Tetapi itu tidak akan menguntungkan siapa pun." Dia menjelaskan disertai gerakan kedua tangan

"Jadi, apa maumu?"

"Aku hanya ingin memastikan kebenaran yang makhluk rendahan itu sampaikan." Makhluk rendahan? Cih! Dia lalu memberi jeda tepat satu detik. "Jadi, apakah benar? Kau adalah salah seorang yang menyelesaikan misi yang disebutkan oleh makhluk tadi?"

Pada poin ini, aku tidak yakin apakah aku harus berbohong atau tidak. Dua pilihan itu rasanya tidak ada yang menguntungkanku. Lagi pula, kenapa dia harus tahu?

"Ya, dia jujur mengenai itu," kataku, "Aku dan seorang teman mengambil misi itu di Priomph karena kami merasa tugasnya tidak terlalu sulit dan upahnya cukup besar. Jadi kami tidak menaruh curiga apa pun mengenai misi tersebut. Itu terlihat seperti misi pada umumnya."

"Tipikal Scavengers," dia mendecih lalu meludah. "Kau dan seorang teman, ya? Apakah temanmu ini punya nama?"

"Vallery," jawabku. "Alison tahu. Kau bisa tanya dia," aku menambahkan dengan gugup. Aku tidak tahu kenapa aku bisa tiba-tiba gugup.

"Vallery?" dia mengedipkan sebelah matanya seolah ingin menggodaku. "Sekretaris Alison Summers... Aku bisa meminta Shelby memastikannya." Dia bahkan mengatakan itu seolah Shelby tidak ada di sana. Dia benar-benar mengingatkanku pada Jenderal Peyton, hanya saja Teagan ini adalah versinya yang sedikit lebih sopan.

"Ya, akan saya tanyakan pada Alison."

"Jadi," katanya, tatapannya beralih dariku kepada Shelby. "Ada hal menarik yang terjadi di Frason City? Kalian berdua kenal dari sana, kan?"

"Ya – maksudku, tidak," Shelby memulai, tapi sepertinya kini ganti dia yang menjadi agak gugup. Aku melempar lirikan pada Kuma yang sedang duduk dan sepertinya dia juga sedikit gugup. "Misi itu berjalan cukup baik. Issa dan dua temannya cukup dapat mengendalikan situasi untuk menyelamatkan saya dari tembakan ini." Dia memperlihatkan bekas tembakan di lengannya, lalu menambahkan, "sebenarnya, dia membawa Vallery bersamanya. Dan seorang lagi, tapi saya lupa siapa namanya."

Aku lantas menanggapi, "namanya Logan."

"Ah, benar... Logan."

"Lalu? Bagaimana dengan pihak lainnya? Siapa yang terlibat dalam transaksi itu? Sialan, aku tadi lupa untuk menanyakan hal tersebut pada makhluk itu. Dan karena sekarang dia sudah menjadi daging krispi, jadi kurasa kau bisa menjawabnya. Benar, kan, Shelby?"

OriginsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang