65 - End of the Road

21 2 0
                                    

 "Peyton Ross?" aku cukup terkejut dengan orang yang ada di hadapanku ini. "Kukira kau membunuhnya?!" desahku dengan nada meninggi, mengingat bahwa dia mengatakan hal itu di pertemuan singkat sebelumnya.

Rohry memutar matanya dengan cepat. "Tenang dulu, aku punya alasan yang bagus," ujarnya mencoba untuk menjelaskan.

Aku sebenarnya sudah merasa senang mendengar bahwa pada akhirnya ada seseorang yang cukup berani (dan juga nekat) untuk membunuh jenderal sinting ini. Itu benar-benar meringankan salah satu dari banyak bebanku. Serius. Namun alih-alih membunuhnya di tempat – pada kenyataannya, Rohry malah berbohong dan justru menculik orang yang paling kubenci di Guardian. Apa hal baik yang bisa didapatkan dari orang jahat seperti dirinya? Tidak ada! Dan aku menekankan hal tersebut. Lalu, apakah itu akan membantu situasinya? Tentu saja tidak! Itu membuatku kesal. Aku benar-benar membenci Ross dengan hanya melihatnya bernapas.

"Kau..." suara berat dari Ross terdengar ketika dia mendongakkan kepalanya dan menatapku melalui salah satu matanya yang tidak bengkak.

Rohry mengepalkan tangannya dan melayangkan pukulan keras ke arah pipi Ross hingga nyaris terjungkal dari kursinya jika tidak ditahan oleh tangan lain Rohry. "Kau diam dulu! Giliranmu belum datang."

"Apa yang ingin kau lakukan dengan orang ini? Aku kira kau sudah membunuhnya," tanya Vallery dengan nada yang jauh lebih tenang. Dia seperti orang yang paling terlihat waras di antara kami semua.

"Tadinya," sahutnya singkat, lalu mendengus di saat yang sama. "Namun ternyata situasinya sudah berbeda dari yang aku perkirakan sebelumnya."

"Situasi seperti apa?" lanjutku.

"Situasi ini..."

Jadi Rohry menjelaskan bahwa selama sekitar satu dekade belakangan, Ross mencoba untuk mengambil alih Guardian secara bertahap. Dirinya menjadi jenderal adalah satu langkah terakhir sebelum dia mengudeta seluruh kepemimpinan Guardian. Untuk sekadar informasi, Guardian memiliki tiga buah markas besar yang masing-masing dipimpin oleh seorang jenderal. Jadi total ada tiga jenderal yang memimpin Guardian. Tentu saja, Ross tidak bisa mengendalikan Guardian selama kedua jenderal lainnya masih ada.

Dan dalam lima tahun terakhir ini, Ross mencoba untuk mendeklarasikan sebuah undang-undang bahwa seharusnya Guardian memiliki satu pemimpin utama di atas tiga jenderal yang aku beri tahu barusan. Undang-undang tersebut disahkan – namun tidak dengan seluruh rencana Ross untuk menjadi pemimpin tersebut. Guardian memilih orang lain untuk memimpin.

Dari sinilah permasalahannya datang. Ross tidak mencoba untuk mengudeta posisi tersebut. Melainkan melenyapkan orang-orang yang berada dalam posisi tersebut sehingga dia bisa naik menjadi satu-satunya orang yang pilihan untuk mereka.

Lalu, apa masalahnya? Kita sudah mendapatkan Ross, bukan? Masalahnya tidak berhenti sampai di sana.

"... karena orang brengsek ini sudah membunuh semua orang itu dan sudah sedekat ini untuk mendapatkan seluruh Guardian!" Rohry menautkan jempol dan telunjuknya kepadaku dan melayangkan satu pukulan lagi ke pelipis Ross hingga terjungkal dari kursinya.

"Maka bunuh saja dia!" aku menanggapi dengan emosi yang masih berusaha untuk kutahan.

"Itu ide yang sangat brilian jika saja dia tidak mengatakan satu hal yang spesifik ini kepadaku – pada momen ketika aku hendak menarik pelatuk dari pistol yang kupegang dan melubangi kepalanya." Rohry dengan amarahnya kembali mengangkat tubuh beserta kursi itu dengan satu kali tarikan, lalu dia meraih rahang milik Ross dengan kuat-kuat. "Katakan kepada mereka berdua apa yang kau katakan padaku tadi..." desisnya.

Aku bisa mendengar suara napas berat dari Ross yang mencoba untuk menatapku di balik satu mata yang sudah membengkak itu, belum lagi dengan darah yang menetes dengan perlahan di beberapa titik wajahnya. Kemudian dia tersenyum dengan susah payah seolah setiap otot yang bergerak membuatnya kesakitan, diikuti dengan tawa kecil yang terdengar mengerikan.

OriginsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang