20 - Worthless Insignia

32 3 4
                                    

Aku tiba tepat tiga puluh menit sebelum upacara pemakaman dimulai. Aku memarkir mobilku di tempat yang sudah disediakan—di antara banyak mobil lainnya. Alison menyambutku ketika aku turun dari mobil. Dia mengenakan pakaian yang kurang lebih sama seperti sebelumnya, hanya saja kini terlihat lebih sopan dengan celana panjang, lalu di tangannya ada sebuah berkas berwarna merah dengan logo Guardian. Ada kejutan yang tidak kuduga saat itu juga, yaitu Vallery dan Logan yang ternyata juga berada di sini.

"Halo gadis kecil," sambut Alison ketika aku membuka pintu mobil dan keluar. Dia tersenyum dengan geli ketika melihatku. "Kau memotong rambutmu ... jadi terlihat lebih dewasa. Siapa yang menyuruhmu untuk memotong rambut?"

Sementara itu, Vallery dan Logan juga terlihat terkejut.

"Papi yang menyuruhku," ujarku datar. "Kau tidak memberitahuku bahwa kau juga mengundang mereka berdua." Kalimat yang kuucapkan berhenti secara bersamaan dengan lirikanku pada mereka berdua.

"Sebenarnya tidak," terangnya singkat, "tapi sepertinya temanmu ini..." dia melirik ke arah Vallery yang berada sedikit di belakangnya, "meretas handheld yang kuberikan padamu dan mengetahui percakapan kita kemarin." Dia melirik Vallery untuk kedua kalinya. "Jadi dia menghubungiku serta mendesak untuk datang juga. Dan aku tidak bisa menolak, karena aku rasa kau butuh dukungan dari dua temanmu ini."

Tatapanku berakhir pada Vallery setelah mengetahui alasan kenapa dia ada di sini.

Vallery mundur satu langkah. "Aku tahu, jangan marah dulu. Aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja." Aku tahu bahwa dia hanya ingin memastikanku baik-baik saja karena khawatir padaku, tetapi hal itu tetap saja membuatku sedikit jengkel.

"Dan kau?" aku beralih pada Logan.

"Vallery mengajakku," jawabnya dengan polos. Dia melempar tatapannya pada Vallery dan membenarkan lipatan lengan dari kemeja yang dia kenakan.

"Hei!" celetuk Vallery yang sekaligus menoleh pada Logan. "Ini kan idemu sendiri!" dia menepuk bahu Logan seraya berbicara dengan nada yang ditekan, namun Logan tidak menghiraukannya. "Oh, aku tidak bisa mempercayainya."

"Kau tidak apa-apa?" tanya Logan.

Aku mengangguk tanpa berkata apa pun.

Alison kemudian memberikanku berkas yang dia bawa di tangannya. "Ini detail misi pertamamu," katanya, lalu menambahkan, "taruh saja di dalam mobilmu dulu, kau bisa melihatnya nanti setelah kembali dari pemakaman."

Aku menaruhnya di jok belakang mobil seperti yang dia sarankan sekaligus mengambil jaket di dalam sana.

"Baiklah, kalau begitu ikuti aku." Alison mulai berjalan. Vallery menyusulnya dan mereka berdua tampak mulai berbicara mengenai sesuatu. Vallery berbicara disertai gerakan tangan seperti biasanya ketika dia berbicara, sedangkan Alison hanya mengangguk-angguk sambil sesekali mengucapkan sesuatu.

Aku dan Logan berjalan terakhir di belakang. Aku bisa melihat bahwa tidak banyak orang yang hadir di sini. Aku berjalan tertunduk menatap lantai beton dan sesekali mendapati diriku yang lupa bahwa rambutku hanya tersisa sebahu. Rasanya sedikit aneh karena aku biasanya tetap bisa melihat rambutku menggantung bebas ketika aku menunduk, namun kali ini sudah tidak bisa. Aku mencoba untuk sesekali menuruti apa kata Papi mengenai rambut, dan inilah yang terjadi.

"Aku selalu penasaran bagaimana rupamu dengan rambut pendek seperti itu," ujar Logan secara tiba-tiba. Aku spontan menoleh ke arahnya. Kemudian dia menambahkan, "dan juga gaun hitam itu."

Dan tentu saja wajahku memerah, tidak ada orang yang pernah mengatakan hal itu kepadaku. Ini pertama kalinya. Sejujurnya, aku pun tidak ingin berpakaian seperti ini. Tetapi demi Papi, aku rela melakukannya.

OriginsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang