"Jenderal Peyton," Rohry menyambut balik dengan sebuah anggukan sebelum benar-benar duduk.
"Jadi, siapa nama lengkapmu, Issa?" tanyanya membuka pembicaraan. Aku bingung harus menjawab apa, aku tidak pernah tahu siapa orang tuaku dan apa nama belakangku. Aku melirik ke kiri dan kanan dan sepertinya itu tidak membantu.
Jadi aku berkata dengan nada yang kukira cukup meyakinkan. "Issabella Allister."
"Oh, benar, bodohnya aku. Tentu saja namamu Issabella Allister. Aku tidak tahu bahwa Gavrien mempunyai seorang anak perempuan," dia melanjutkan pembicaraan dengan cara langsung menyinggung Papi. Aku tidak tahu bagaimana harus menanggapinya selain mengangguk dengan canggung seraya berpura-pura tersenyum. "Sangat disayangkan bahwa Gavrien tidak pernah bercerita tentangmu kepadaku. Tidak sedikit pun," nadanya sedikit kecewa, kemudian melanjutkan, "hingga suatu hari dia memutuskan keluar dari Guardian setelah kami berdua gagal menyelesaikan sebuah misi penting. Aku dan dia saat itu sama-sama berpangkat Kapten, seperti Rohry sekarang, dan entah mengapa kami tidak melakukan komunikasi lagi setelah misi itu. Namun aku tahu bagaimana kecintaannya pada Guardian, dan juga mengetahui bahwa dia tetap melakukan beberapa misi tidak terikat sebagai prajurit bayaran ketika Leon datang padanya," dia menjelaskan lebih lanjut dan berhenti sejenak. "Lalu suatu hari, tanpa kabar atau keberadaan tentang eksistensimu, Gavrien memutuskan untuk mengajakmu dalam sebuah misi yang kuberikan pada Leon dan Rohry, dan sisanya adalah sejarah. Katakan padaku, apa kau senang bisa membunuh para Revenant itu?"
Aku tidak mengangguk untuk menyetujui hal tersebut dan malah mengangkat bahu. "Aku tidak yakin..."
"Hmm, berapa usiamu tadi?"
"Delapan belas tahun," jawabku. Secara teknis aku hampir delapan belas tahun, hanya menghitung hari sebelum usiaku jadi delapan belas.
"Kau masih muda, Nona Issabella," dia mengangguk dan sepertinya agak takjub mendengar jawabanku. "Oh benar, biar kulanjutkan yang tadi." Dia berhenti sejenak untuk mengingat-ingat dan kemudian mengulangi kata-katanya. "Lalu suatu hari, Gavrien memutuskan untuk mengajakmu dalam sebuah misi dan sisanya adalah sejarah, hingga kau bersama pria bernama Logan yang sekarang berdiri bersamamu dan Vallery yang kami tidak tahu dia berada di mana – mengacaukan misi tersebut!" suaranya tiba-tiba saja meninggi dan nadanya berubah di akhir kalimat. Dia menatapku dengan tajam tanpa berkedip sedikit pun, ekspresinya berubah seperti dua kutub yang berbeda. "Apa kau tahu bahwa Leon dan Gavrien adalah aset yang penting bagi Guardian?!" aku menggeleng takut dan kengerian tiba-tiba saja menyelimuti jiwa terdalamku. "Tidak? Sayang sekali! Karena mereka berdua sekarang sudah mati!" cetusnya tanpa peringatan. Mataku membelalak tidak percaya. "Dan kalian berdua sebaiknya punya alasan bagus untuk itu agar Guardian tidak memproses kalian secara hukum!" dia berhenti, dan saat itu juga beralih pada Rohry, "apa kau punya alasan tersebut, Kapten?"
"Jenderal, dengan segala hormat, ini semua bukan kesalahan Issa," jawab Rohry. "Ini kesalahanku karena meyakinkan Leon bahwa kami membutuhkan orang tambahan."
"Aku tahu kalian membutuhkan Gavrien, mungkin juga Vallery. Tapi apa kalian juga membutuhkan Issa sebagai orang tambahanmu? Bagaimana pun juga, dia masih amatir, dan terlebih lagi seorang anak kecil!"
"Tidak—"
"Dan dia, siapa namamu tadi, Logan?" dia menyela sebelum Rohry sempat menjawab dan beralih kepada Logan. Tatapannya kembali dengan cepat pada Rohry. Aku tidak tahu bahwa seseorang bisa semenakutkan ini.
"Tidak," Rohry mengulangi dan seketika bungkam.
Rohry dan Leon mungkin hanya meminta Papi dan Vallery sebagai orang tambahan yang dimaksud. Dan pada poin ini, aku mengerti maksud Logan tentang Peyton yang menuduhku mengacaukan misi milik Leon dan Rohry. Namun, siapa yang tahu bahwa Guardian membutuhkan waktu selama itu untuk melakukan misi penyelamatan? Ada banyak hal buruk yang bisa saja terjadi dalam jeda waktu sebanyak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Origins
Science FictionPerang nuklir pernah terjadi di tahun 2077, di mana mengakibatkan bumi dipenuhi dengan radiasi yang mampu mengubah makhluk hidup menjadi sesuatu yang mengerikan. Dan di tahun 2342, sudah banyak hal yang berubah di bumi. Peradaban sudah dibangun kemb...