07 - Behind the Fog

47 6 4
                                    

Setelah mandi dan melakukan persiapan dengan kilat, aku bergegas menuju ke tempat di mana Mustang itu berada. Vallery sudah menungguku di luar mobil, sedangkan Papi sudah bersiap di kursi pengemudi dengan santai. Aku bisa melihat dua buah puntung rokok yang tergeletak di bawah pintu pengemudi. Itu membuatku sedikit kesal karena aku sudah berulang kali bilang agar Papi menghentikan kebiasaan merokoknya. Kurasa Papi akan mencuri-curi kesempatan untuk merokok saat aku tidak ada.

Aku lalu masuk melalui kursi penumpang karena ini adalah mobil coupe dengan dua pintu. Aku tidak mengatakan apa pun saat Vallery membukakan pintu untukku, melipat kursi penumpang, hingga aku masuk ke dalam.

Papi—seperti biasanya—tidak bersuara dan langsung tancap gas. Ada banyak kerumunan manusia dan Hollow yang menjadi satu di Old Haven, terutama di distrik kumuh yang kami tinggali. NCS—khususnya bagian Old Haven—merupakan tempat pemukiman, ada banyak orang yang menentang Hollow untuk tinggal bersama dengan manusia di satu tempat. Namun pada dasarnya, Hollow juga manusia—atau setidaknya pada satu titik di hidup mereka—pernah menjadi manusia, itu karena di dunia baru yang kacau ini ironisnya Hollow sudah tidak lagi dikategorikan sebagai manusia. Namun, terima kasih kepada para Scavengers, berkat mereka, Hollow yang masih waras dapat tinggal di sini, meski hanya sebatas di tempat kumuh seperti Macerian ini.

Lima menit pertama dari perjalanan, aku hanya berdiam diri dan langsung bosan dengan kesunyian. Papi tidak begitu suka dengan musik, dan Vallery tidak pernah berani untuk menyetel sesuatu ketika berada di satu tempat seperti ini bersama Papi – bahkan radio. Jadi hanya akan ada kesunyian yang suram jika aku tak berbuat sesuatu. Satu-satunya yang bisa kulakukan hanya mengeluarkan benda kotak yang seukuran tidak lebih besar dari telapak tangan, bahkan hanya setengah ukurannya saja. Pemutar musik, atau apa pun itu namanya. Ada layar monokrom kecil yang sudah retak yang menjadi tempatku memilih lagu untuk diputar. Aku pasang earphone berwarna hitam yang kabelnya nyaris putus di berbagai bagian, tapi terima kasih pada plester yang sudah kurekatkan sehingga bisa menyelamatkannya nyawa kabel itu meski tidak lama. Sesaat kemudian, senandung lagu dari pemutar musik ini mulai. Di saat yang sama, aku mengeluarkan plastik kukis kering yang Vallery berikan padaku. Aku belum sarapan pagi ini, jadi kurasa kukis ini bisa mengganjal perutku untuk sejenak.

Papi membawa kami menuju barat. Arahnya kira-kira hampir sama ketika aku dan Vallery pergi ke Verdim dua hari yang lalu.

Tak perlu waktu lama untukku jatuh tertidur setelah memakan kukis dan menikmati lagu-lagu yang indah. Perjalanan ini akan sangat membosankan jika aku tidak bisa melewatinya dengan tidur.

~ O r i g i n s ~

(illustration made using Leonardo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(illustration made using Leonardo.ai)

Saat aku terbangun, mobil sudah berhenti. Aku mendapati diriku berada di tengah-tengah kota kecil dengan bangunan-bangunan yang sudah lama ditinggalkan, warna yang didominasi hijau transparan di udara membuatku sadar kenapa kaca mobil ini tidak dibuka dan mesinnya dibiarkan tetap menyala. Kau tahu, karena radiasi yang menjadi momok mengerikan, teknologi mengenai cara menyuling radiasi di udara menjadi bersih menjadi tren seumur hidup di berbagai tempat. Dan sampai saat ini, biaya yang dikeluarkan bukan untuk sembarang kalangan – bahkan untuk para Guardian yang digaji cukup tinggi. Terima kasih pada Papi karena dia sudah bersusah-payah mengumpulkan uang untuk memasang salah satu jenis dari teknologi tersebut di mobil ini. Aku tidak terlalu paham bagaimana cara kerjanya, yang jelas ketika AC mobil ini dinyalakan, benda itu berfungsi, dan aku tidak akan merasa khawatir lagi terkena udara yang teradiasi dan menjadi Hollow.

OriginsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang