Aku sempat bertanya kepada Alison mengenai Papi, tentang apa yang akan terjadi padanya. Dia menjelaskan bahwa Papi akan dimakamkan selayaknya bagian dari Guardian, dengan pemakaman terhormat bertanda 'terbunuh dalam misi' karena bagaimana pun juga, Papi adalah bagian (atau pernah menjadi bagian) dari Guardian – di mana hal itu terasa sangat janggal untukku. Alison juga mengatakan padaku bahwa dia berjanji akan mengabariku jika Papi dimakamkan dan memastikan aku ada di sana saat pemakaman dilakukan. Meski begitu, pihak Guardian tidak mengizinkanku untuk melihat mayatnya agar aku dapat memastikannya sendiri.
Jadi, setelah tiba di Hillsword aku diantar oleh dua orang dari Guardian menggunakan sebuah mobil khas tentara dengan sebuah senapan mesin di atapnya. Logan sebenarnya juga ikut dalam satu mobil denganku dan bahkan menawarkan dirinya untuk menemaniku di rumah untuk berjaga-jaga jika sesuatu terjadi. Namun aku menolak tawaran tersebut dengan alasan bahwa aku butuh waktu untuk berpikir dan menenangkan diri. Aku cukup bersyukur bahwa Logan paham dengan situasi yang sedang kualami.
Singkatnya, pada hari pertama aku mengurung diri di rumah, tidak melakukan apa-apa dan bahkan terkadang menangis. Vallery menghubungiku melalui handheld setelah aku mempunyai kesempatan untuk mengisi ulang baterai dan dia memberitahuku bahwa dirinya baik-baik saja, dan sekarang sedang dalam perjalanan kembali ke Macerian.
Hari selanjutnya ketika aku sudah merasa lebih baik, aku mulai bangkit dan memberanikan diri masuk ke dalam kamar Papi. Aku bisa merasakan aroma Papi yang masih tertinggal di sana. Awalnya aku tidak melakukan apa pun karena hanya menunggu Vallery saja. Duduk, diam, berbaring, menatap kipas angin di langit-langit yang sedang berputar – secara harfiah, apa saja. Kemudian, entah mengapa aku memutuskan untuk mencari sesuatu di dalam kamar Papi karena merasa ada yang mengganjal.
Aku tidak pernah masuk ke kamar Papi secara terang-terangan karena dia selalu melarangku, namun ada satu hal yang membuatku suka dengan kamar Papi, yaitu benda-benda menarik yang biasa disebut sebagai suvenir – dipajang berjajar pada sebuah rak panjang. Yah, dulu aku suka menyelinap ke kamarnya hanya untuk sekadar menatap suvenir-suvenir itu. Papi pernah mengunci pintu kamarnya ketika pergi namun aku selalu bisa membobol kunci tersebut, dan dia selalu kesal padaku karena hal itu. Aku tertawa tiap kali dia kesal karena perbuatanku.
Aku memulainya dari yang paling mencolok: lemari pakaian, kemudian beberapa lemari kecil lain yang berada di sebelahnya. Aku hanya menemukan senjata-senjata yang biasa dipakai oleh Papi di lemari tersebut, sisanya adalah kotak kecil berisi foto-foto lama miliknya dan beberapa foto Papi bersamaku sepanjang tahun, jadi aku mengambil satu yang kusuka dan memutuskan untuk menyimpannya. Aku yakin bahwa Papi adalah orang yang mempunyai rahasia atau sesuatu, jadi aku beralih pada suvenir-suvenir yang dipajang. Satu per satu kuperiksa, namun nihil. Semuanya terlihat wajar, tidak ada satu pun yang mencurigakan.
Di tengah pencarianku mengenai sesuatu itu, suara menderu Mustang yang khas terdengar. Itu Vallery. Suara tersebut kemudian berhenti, diikuti suara pintu yang dibuka dan kemudian ditutup, lalu langkah kaki yang samar terdengar dan semakin jelas. Hingga pada akhirnya suara tersebut berhenti di dekatku.
"Oh, aku mengkhawatirkanmu!" Vallery masuk ke dalam ruangan dan menarik tubuhku, lalu memelukku dengan sangat erat. Aku juga lega bahwa dia baik-baik saja. Di saat ini aku menyadari sesuatu, bahwa aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain dirinya yang sudah kuanggap seperti kakakku sendiri – sama seperti Papi yang kuanggap sebagai ayah. Mataku berkaca-kaca dan kemudian diikuti dengan tangisan diam yang berlalu dengan cepat. Vallery justru panik ketika menyadari bahwa aku menangis ketika dia melepaskan pelukannya. Dia malah bertanya dengan konyol. "Apa punggungmu masih sakit?"
Aku ingin tertawa mendengar hal tersebut, namun aku tidak sanggup untuk melakukannya. Rasanya terlalu pilu, seperti ada peluru yang menembus hatiku, menciptakan lubang permanen yang tidak akan bisa sembuh. Sehingga yang bisa kulakukan hanya menggeleng pelan sambil menyeka air mata yang sudah melumuri setengah bagian pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Origins
Science FictionPerang nuklir pernah terjadi di tahun 2077, di mana mengakibatkan bumi dipenuhi dengan radiasi yang mampu mengubah makhluk hidup menjadi sesuatu yang mengerikan. Dan di tahun 2342, sudah banyak hal yang berubah di bumi. Peradaban sudah dibangun kemb...