04 - Suspicious Take

53 10 2
                                    

Dari sekian kontrak yang muncul, ada satu yang cukup membuatku tertarik. Nama kontrak itu adalah "Delivery Order: Batch 3". Dan ketika aku mengarahkan penunjuk dan membuka detail kontrak tersebut, isinya sama sekali berbeda dari judulnya. Namun dari hal-hal tersebut, yang paling menarik adalah bayarannya yang terbilang cukup besar untuk bisa diambil oleh Scavengers dengan peringkat Bronze dan Silver seperti kami.

"Coba lihat kontrak yang ini," kataku, sambil sedikit menggeser bokongku agar Vallery bisa mendapat tempat. "Apa menurutmu ini legit?"

Dia langsung duduk tanpa berbicara lebih lanjut, kemudian menyipitkan matanya untuk membaca beberapa kalimat yang terpampang pada layar monitor.

"Hmm, upahnya sangat menjanjikan," angka selalu menjadi pusat ke mana matanya tertuju, baru setelah itu beralih ke hal lain yang lebih teknis, "membutuhkan seorang Tracker, dan dengan potensi seorang Hacker, dan Mercenaryyang ini opsional. Hmm. Tracker bisa kita ganti dengan Helperkau—dan aku sebagai Hacker. Kita tidak memerlukan Mercenary karena kau bisa menggantikannya juga." Matanya lalu beralih lagi seiring penunjuk yang dia kontrol diarahkan ke tempat lain pada halaman yang sama. "Detail kontrak: mencari sebuah benda kecil yang sudah lama hilang di sebuah tempat yang sudah diperkirakan. Perkiraan gambar dari benda sudah dilampirkan. Perkiraan lokasi juga sudah dilampirkan, tetap memerlukan pemindaian. Perkiraan musuh: Ghoul, kemungkinan kecil Hunter, serta pengambil kontrak lainnya. Sehingga disarankan untuk menyelesaikan kontrak ini secepat mungkin dan sebelum waktunya hangus." Dia memberi jeda sebelum melanjutkan ke akhir kontrak. "Tingkat kesulitan: 74%. Batas waktu: 9 jam, 23 menit, 27 detik."

"Bagaimana menurutmu?" tanyaku padanya. Tingkat kesulitan setinggi 74% itu sangat jauh beranjak dari kontrak-kontrak biasa yang aku kerjakan di sekitar 20 hingga 30% saja. Namun jika hal ini yang memang aku cari, kenapa tidak? Dan tidak ada konsekuensi jika gagal mendapatkan barang yang kita cari.

"74% mungkin terlalu tinggi. Hal itu mungkin karena kita secara tidak langsung harus berlomba-lomba dengan orang yang mengambil kontrak ini juga," ujarnya, yang mana hal tersebut sangat masuk akal. "Tapi sejauh ini belum ada yang mengambil kontrak ini," tambahnya.

Mataku langsung tertuju pada angka orang yang telah mengambil kontrak ini: nol! Tidak bisa dipercaya. Ini mungkin bisa menjadi pelajaran yang bagus untuk aku keluar dari zona nyaman. Atau angka nol itu karena hal ini menjadi petunjuk sebaliknya untukku?

"Val?"

"Ini kesempatan yang bagus, " katanya, nadanya terdengar jujur, juga gerak tubuhnya yang terlihat masih santai. "Kita bisa menurunkan sekitar sepuluh persen hanya dari itu. Kalau kau ingin mengambil ini, aku akan mengecek beberapa hal."

Tidak perlu berpikir dua kali untuk hal ini. "Ya, aku ingin kontrak ini," jawabku dengan cukup percaya diri. "Apa yang ingin kau cek sebelum kita mengambil kontrak ini?"

Pertanyaan bodohku tentu saja membuat bibir tebal miliknya menyeringai licik. "Kau sadar, kan, bahwa nama kontrak ini mengandung angka '3' di dalamnya?"

"Ya, lalu?"

"Jika ada yang ketiga, maka ada yang pertama dan kedua."

"Baiklah. Apa yang ingin kau lakukan dengan itu?"

"Aku akan mencari riwayat mengenai dua kontrak sebelumnya untuk memastikan kontrak ini benar-benar aman untuk kita."

Aku menghela napas. Ini pasti ulah dari otak kutu bukunya yang mengambil alih hal-hal semacam ini. Tetapi aku juga tidak bisa menyalahkannya jika dia ingin bermain aman, karena Papi juga selalu berpesan padaku dan Vallery untuk selalu berhati-hati, tidak peduli apa pun yang kau hadapi – mudah atau susah. Kita tidak akan pernah menyesali sesuatu yang akan terjadi jika kita bisa waspada dan mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi.

Aku memberinya waktu untuk mengecek selagi aku keluar untuk membeli minuman kaleng dan makanan ringan di toko yang terletak beberapa bangunan dari sini. Setelah sekitar lima belas menit pergi, aku menemukannya berada di sebelah mobil kami yang terparkir. Di tangannya, ada beberapa lembar kertas dokumen tipis.

"Bagaimana?" tanyaku, sambil memberinya satu kaleng kopi dan beberapa dari makanan ringan yang baru saja kubeli.

"Batch pertama dibuat sekitar enam bulan silam, sedangkan yang kedua sekitar tiga bulan lalu. Namun tidak ada dari keduanya yang berhasil diselesaikan oleh siapa pun." Dia kemudian membuka dokumen yang dia pegang dan ditunjukkan padaku. "Ini perkiraan barang yang akan kita cari," lalu menunjukkan lembar lainnya, "dan yang ini adalah lokasi yang kita akan tuju. Ujung selatan dari wilayah Verdim." Gambar pertama menunjukkan sebuah benda kecil yang terlihat seperti sebuah flashdrive, lalu gambar kedua menunjukkan sebuah peta wilayah NCS yang sudah dilingkari di wilayah tertentu sekaligus perbesaran foto dari kemungkinan besar benda yang kita cari berada. Melihat dokumen dan detail kontrak seperti ini, aku yakin pekerjaan ini datang dari organisasi resmi. Prominent, mungkin? Atau Guardian?

Aku mengernyit, namun lebih kepada kalimat pertama dan kedua darinya. "Jadi ini lebih susah dari kelihatannya?"

"Melihat dari situasi dan sejarah kontraknya, sepertinya begitu," dia menghela napas. Ada sedikit keraguan yang bisa aku rasakan dari jedanya kali ini, dan ekspresinya menjadi sedikit lebih tegang. "Kau yakin—maksudku, kau yakin mampu, kan?"

Aku hanya menanggapinya dengan santai dengan mengangkat kedua bahuku. Aku cukup yakin dengan kemampuanku jika musuh yang muncul hanya Ghoul, mereka lemah dan gerakan cukup bisa ditebak. Namun lain cerita dengan Hunter, apalagi jika bertemu dengan pengambil kontrak yang lain secara tidak terduga. Itu akan memberiku sedikit loncatan pada tingkat kesulitan yang akan terjadi di lapangan.

Dia menepuk bahuku dengan dokumen yang dia bawa. "Issa! Ini serius!"

"Iya, iya! Aku juga serius," jawabku pada akhirnya. Aku sebenarnya tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Dan Vallery sepertinya sudah memiliki pengalaman buruk mengenai kontrak yang dapat membahayakan nyawa. Aku berjalan memutari mobil dan membuka pintu penumpang. "Ayo kita berangkat," ajakku.

"Tidak-tidak," katanya. Kali ini kau yang menyetir, sekali ini saja! Aku harus memindai lokasi pencarian kita dengan satelit dan mengidentifikasi siapa saja yang ada di dekat lokasi tersebut."

Dia melempar kunci mobil ke arahku dan menangkapnya dengan senyum lebar, lalu kembali ke pintu pengemudi. "Berapa waktu yang kita miliki?"

"Kurang lebih sembilan jam. Perjalanannya mungkin akan memakan waktu sekitar dua jam, namun kau—sepertinya kita bisa tiba lebih cepat," dia berjalan memutar ke arah pintu penumpang, lalu membukanya dan masuk ke dalam. "Kita harus berhati-hati dalam mengerjakan kontrak ini, terutama jika bertemu dengan orang lain."

"Kau sepertinya khawatir sekali dengan kontrak yang satu ini," aku memutar kunci mobil yang sudah kutancapkan di starter, "tidakkah kau percaya denganku ketika memegang sebuah M4?" aku menatapnya dengan sebuah tipuan semangat, berharap itu bisa membuatnya semangat juga, namun sepertinya gagal.

Ada jeda yang mengubah ekspresinya beberapa kali dalam waktu yang singkat, namun pada akhirnya dia hanya menghela napas sembari menjangkau sebuah laptop yang dia taruh di dalam tas ransel miliknya.

"Aku percaya padamu," ujarnya nyaris tidak bisa kudengar. Setelah laptop berada di pangkuannya, dia mengeluarkan sebuah peta digital lalu memasangkannya di tengah dasbor. Itu yang akan menjadi pemandu jalanku kali ini. "Ikuti pemandu jalannya."

Dia langsung berkutat pada laptopnya, sedangkan aku hanya tancap gas mengikuti ke mana pemandu jalan ini menyuruhku.

OriginsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang