AlBin (11). Tante girang

13.7K 1.1K 79
                                    

  

Albian mengajak Leona keluar setelah dua jam Leona berceloteh tak henti-hentinya, mulut cerewet Leona harus di sumpal dengan makanan baru bisa diam.

"Uang hasil jual motor itu udah saya transfer ke rekening kamu," ujar Albian memecahkan keheningan, ia melirik Leona melalui ekor matanya dan kembali fokus ke jalanan.

Leona tak menggubris perkataan Albian, ia bersedekap dada dan memalingkan wajahnya.

"Nanti saya antar ke sekolah Harris, kebetulan hari ini dia minta jemput."

"Beneran?" tanya Leona antusias, Albian mengangguk kecil. "Sekarang aja! Ayo sekarang!" ajak Leona dengan mata berbinar-binar.

       
Albian mengangguk samar sambil tersenyum tipis, Leona terpesona melihat senyum Albian. Senyum itu membuat Albian berkali-kali lipat lebih tampan dari biasanya.

"Terpesona dengan senyuman ku?" tanya Albian dengan seringainya.

Leona mengangguk cepat, "Om ganteng deh, sering-sering senyum ya. Suka gue lihatnya," jawab Leona yang masih menatap wajah Albian dengan intens.

Albian berdehem kecil untuk mengurangi kegugupannya, niat hati ingin membuat Leona salah tingkah malah dia yang di buat salah tingkah.
________

  

Harris berdiri didepan gerbang sekolahnya sambil memakan es krim. Ia sedang menunggu Albian menjemputnya, setiap dua minggu sekali Albian akan menjemput Harris ke sekolah.

"Lama banget sih, awas aja kalo sampe lupa lagi," gerutu Harris sambil menjilati es krimnya.

"Hahaha, Lihat, Ma. Dia anak cadel yang nggak punya ibu," ejek seorang bocah laki-laki.

"Nggak boleh gitu, nggak baik sayang," tegur ibunya sambil menjewer telinga anaknya.

"Aduhh Jeng, anakmu nggak salah kok. Anak haram kaya dia emang nggak pantes sekolah disini," sahut ibu-ibu bermake-up menor.

"Malu-maluin sekolah," imbuh anaknya.

"Aduh, Mulut ibu bau azab. Harris sini jangan deket-deket mereka nanti kena azab."

Harris menoleh dan menatap kearah Leona yang tengah melambaikan tangan kearahnya, Harris tersenyum kecil lalu berlari dan memeluk Leona.

"Dasar nggak sopan! Ternyata cuma gadis jalang, pantes aja kelakuannya nggak sopan," ujar ibu-ibu menor tadi.

"Dih, dih si najis, nggak suka gelay," sahut Leona sambil mengibaskan rambutnya.

"Jangan-jangan anak hasil rumah bordil ya? Aduh, pasti biaya sekolahnya hasil ngejalang," cemooh ibu-ibu tadi.

Leona tersenyum miring, ia lalu menghampiri ibu-ibu tadi dan tanpa bicara langsung menamparnya dengan keras.

PLAK!

"Ups, Sorry," ujar Leona dengan wajah dibuat-buat.

Ibu-ibu itu langsung naik pitam dan hendak membalas tamparan Leona, gerakan tangannya terhenti saat melihat seorang pria yang sangat di hormati menghampiri mereka.

"Ada apa ini?" tanya pria yang tak lain adalah Albian.

"Hiks, Dia menampar saya hiks," adu ibu-ibu tadi, anaknya juga ikut menangis tersedu-sedu sambil memeluk pinggang ibunya.

"Tapi anda yang memulainya," ibu-ibu satunya membela Leona.

"Hiks, Saya tidak mengatakan apa-apa Tuan Albian,  gadis dan anak haramnya ini harus di sidang hiks," ujar ibu-ibu tadi sambil mengusap air matanya.

Naughty Mother [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang