Leona dan si kembar sampai disebuah rumah minimalis modern entah kepunyaan siapa. Ketiganya turun dan masuk setelah mengucapkan salam.
"Kenapa kita kesini?" tanya Leona penasaran dan sedikit was-was.
"Pengen berak bentar, udah kaga tahan gue," jawab Julian yang sudah berlari terbirit-birit ke kamar mandi.
Leona dan Bastian duduk disofa ruang tamu, keduanya diam tidak ada yang ingin membuka pembicaraan sama sekali sampai pada akhirnya sebuah bunyi klakson yang memekakkan telinga terdengar dari luar.
"Siapa itu?" tanya Leona kaget, ia takut kalau para penjahat tadi mengejarnya sampai kesini.
Bastian berdiri lalu membuka pintu rumah, begitu pintu terbuka tamu itu langsung menyerobot masuk tanpa permisi. Tamu itu dengan tidak sopannya memeluk Leona bahkan mencium pipi gadis itu.
"Mami! Hallis khawatil." Harris menangis dipelukan Leona yang kini sibuk mengusap-usap kepala Liam dan Arcelio.
Arcelio menangis tanpa suara sambil mengusap jidat Leona yang nampak memar dan sedikit lecet.
"Gue khawatir mami kenapa-kenapa, mobil mami nabrak pohon takut-takutnya mami dibawa dedemit," ujar Liam yang tengah mengusap air matanya sendiri.
"Heh, sembarangan kalo ngomong," sungut Leona sambil menyentil jidat Liam dengan keras.
Julian keluar dari kamar mandi sambil membenarkan resleting celananya, ia sedikit terkejut saat melihat bos dan adik-adiknya sudah sampai dan sedang menangis dalam pelukan Leona.
"Momen langka nih," gumamnya seraya mengeluarkan ponselnya dan merekam video Liam yang sedang menangis.
Sebenarnya, si kembar tidak memiliki niat buruk atau jahat kepada Leona. Julian mengencangkan laju mobilnya karena memang dia ingin buang air besar.
Sehabis keluar dari Cafe tempatnya hang out bersama teman-temannya, ia merasa sakit perut bahkan sampai cepirit.
Kebetulan ditengah jalan ia melihat Leona yang tengah dikejar oleh beberapa penjahat, Bastian yang duduk dibangku belakang langsung melemparkan beberapa petasan kearah para penjahat itu hingga membuat suara ledakan yang besar.
Karena takut Leona mencium bau eek-nya ia lalu melirik kearah Bastian, saudaranya yang paham langsung mengangguk setuju kalau Julian ingin berhenti dirumah rahasia mereka.
Saat ibu dan anak itu tengah asik bercengkrama bersama, tiba-tiba pintu rumah itu dibuka alias didobrak hingga pintu itu terlepas dari tempatnya.
"P-pi-pintu," gumam Bastian dan Julian sedih melihat pintu kesayangannya copot.
"Leona!" panggil Albian. Pria itu langsung mendorong tubuh Liam sampai terjungkal ke belakang, Albian memeluk Leona dan sempat menyepak Liam yang hendak membalasnya.
"Kamu tidak apa-apa? Apa mereka menyakitimu?" tanya Albian khawatir sambil membolak-balik tubuh Leona beberapa kali.
"Gue nggak apa-apa," jawab Leona seraya menampilkan senyum lebar, "ASTAGHFIRULLAH! BI ASIH MASIH DIPETERNAKAN!" Senyum Leona luntur berganti dengan wajah panik saat mengingat wanita tua yang ia dorong dari mobil itu masih tertinggal di belakang.
"Astaga! Gimana kalo Bi Asih diculik dedemit?" tanya Arcelio ngawur.
Tanpa basa-basi lagi, Leona langsung menarik tangan Albian dan membawa pria itu masuk kedalam mobil untu menjemput Bi Asih.
Disisi lain, Liam tengah berterima kasih kepada si kembar karena telah menyelamatkan ibunya dari kejaran para preman itu.
Julian mengangguk seolah berkata kalau itu bukanlah apa-apa, mereka juga tidak merasa direpotkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Mother [REVISI]
Humor"Semangat buat pelkosa daddy, mama galak!" "Anjing si bocil!" _______ DICARI! Laki-laki tampan, nan macho, kekar tegap berisi burungnya gede buat anak gadis saya Syarat dan ketentuan; Sabar ( Soalnya anak saya jelmaan setan), Banyak duit dan Royal...