AlBin (32). Gibran dan Leona time

8.2K 761 63
                                    

Time bapack bucin, yang kaga suka ya suka-sukain lah anjir🗿

.

.

.
Kenapa gue lama kaga update? YAK BENAR! PAKET GUE HABIS🗿

Keesokan harinya, Leona pergi kerumah lamanya sambil membawa beberapa menu masakan yang ia buat khusus untuk Gibran sang ayah. Security yang menjaga pintu gerbang itu langsung membuka gerbangnya saat melihat Leona menaiki motor kesayangannya.

"Makasih pak!" seru Leona.

Gadis itu langsung masuk kedalam rumah dan memanggil nama ayahnya beberapa kali, ia bingung saat tak mendapatkan jawaban dari sang ayah yang katanya sedang libur kerja.

"PAPA!" panggil Leona dengan keras.

"Tuan besar ada diruang kerja, non," ujar seorang pelayan paruh baya.

Leona ber-oh dan langsung bergegas menuju ruang kerja Gibran yang berada dilantai dua dekat dengan kamarnya dahulu.

Leona membuka pintu dengan hati-hati lalu melongok kedalam.

"Papa?"

Gelap, ruang kerja ini gelap dan sangat berantakan. Lihatlah beberapa kertas yang berserakan dilantai ini, apa tidak ada yang membersihkan ruang kerja ayahnya?

Leona mencari saklar lampu dan menyalakan lampu tersebut.

"Emmhh." Gibran yang sedang tidur dengan posisi duduk itu mulai terusik dengan cahaya lampu yang menyala.

"Papa, Leo pulang bukannya dipeluk cium malah ditinggal tidur ihhh," ujar Leona yang menepuk pipi Gibran dengan perlahan.

"Kamu udah dateng? Ini masih subuh loh padahal," ujar Gibran sambil mengucek matanya perlahan.

"Subuh apaan? Ini udah hampir tengah hari bahkan," sahut Leona dengan nada ngegas.

"Hah? Tengah hari?!" tanya Gibran kaget, ia langsung melihat kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 09.45.

"Mandi sana, papa bau jigong," titah Leona yang mulai membantu membereskan dokumen kantor milik Gibran.

"Iya, iya ini mandi. Nanti kita makan bareng oke?" ajak Gibran dengan nada senang.

"Iya papa, Leo udah masak khusus buat papa. Habis makan terus nanti kita jalan-jalan khusus kita berdua."

"Seriusan? Oke papa mandi sekarang!"

Gibran langsung keluar dari ruang kerjanya dan menuju kamar mandi, Leona yakin bahwa ayahnya hanya mandi bebek, siram siram pakai sabun sudah.

Tapi herannya kok bisa wangi? Padahal mandinya tidak sampai lima menit.

"Mama ...," gumam Leona sendu saat melihat figura kecil yang ada dimeja kerja Gibran.

Foto itu sederhana namun mustahil untuk bisa terulang kembali. Dalam foto itu ada Gibran yang tengah memegang es krim dan boneka beruang cokelat, lalu ada Ayumi yang tengah menggendong Leona kecil sambil tersenyum lebar.

Air mata Leona kembali menetes saat teringat berbagai memori yang sudah mereka habiskan bersama keluarganya. Itu memori yang manis, ia benar-benar ingin kembali ke masa itu.

"Non, tuan udah nunggu dimeja makan."

Suara seorang maid mengangetkan Leona, gadis itu dengan cepat menghapus air matanya dan segera mengangguk paham. Leona keluar dari ruang kerja itu dan menyusul Gibran yang sudah duduk manis dimeja makan menunggu kedatangan Leona, satu-satunya cahaya yang dimilikinya.

Naughty Mother [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang